Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Terselamatkan
"Akhhhhhh." Seseorang menahan tubuh Aika yang ikut terhempas bersamanya ke atas trotoar. Perlahan ia bangkit, dengan tangan sebelah kanan menahan tubuh Aika. Lalu meminta bantuan pada pengendara motor yang kebetulan lewat.
"Tolong, Pak. Bantu saya, gotong tubuh gadis ini, lalu masukkan ke dalam mobil," teriak seorang pria berbadan tinggi sedikit kurus tapi kekar, meminta bantuan pada dua orang bapak-bapak yang kebetulan lewat di jembatan yang sepi itu, tanpa membuka masker di mulutnya.
"Motornya tolong amankan di pom bensin depan. Nanti saya ambil setelah ini. Ini buat kalian sebagai uang rokok," ujar pria itu yang ternyata Maslahat seraya memberikan dua lembar uang merah pada dua bapak-bapak itu.
"Tidak apa-apa, Pak. Jangan kasih kami duit, kami hanya nolong."
"Tidak apa-apa, ambil saja." Lahat tidak menunggu dua pria berumur itu protes, dia memasukkan uang itu ke dalam saku celana salah satunya, lalu bergegas menuju mobilnya. Kemudian mobil melaju meninggalkan jembatan yang menjadi saksi bisu seorang gadis berniat mengakhiri hidupnya dengan meloncati pagar jembatan itu.
Mobil Lahat keluar dari jalan kampung yang sepi itu, jalan yang memang selalu ia lewati sebagai alternatif apabila jalanan kota ramai. Mobilnya berpacu dengan cepat menuju sebuah klinik terdekat untuk memberikan pertolongan pertama pada gadis yang tadi mau lompat dari jembatan.
Beberapa saat kemudian, mobil Lahat tiba di depan sebuah klinik. "Tolong Suster, selamatkan gadis ini. Dia tadi mau melompati jembatan." Lahat membuka masker di mulutnya sebelum berkata, terdengar was-was. Tubuh Aika disanggah sebuah brankar, lalu brankar itu didorong menuju sebuah ruangan di klinik itu.
Lahat jalan mondar-mandir di ruang tunggu klinik, menunggu kabar mengenai gadis yang ditolongnya.
Pintu pemeriksaan terbuka, seorang Suster muncul, lalu keluar.
"Bapak, dengan keluarga pasien? Mohon maaf, dengan siapa nama pasiennya?" tanya Suster itu, padahal sudah Lahat katakan bahwa dia menolong gadis itu saat mau lompat dari jembatan.
"Saya tidak tahu nama gadis itu, Suster. Gadis itu saya temukan saat mau melompati pagar jembatan," ujar Lahat.
"Oh iya? Ada identitasnya? Soalnya gadis itu belum bisa kami tanya," tanya Suster itu lagi.
"Saya tidak tahu, sebab dia tidak membawa tas. Coba tangani saja dulu, biar jadi tanggung jawab saya," ujar Lahat. Suster itu mengangguk, lalu berlalu memasuki ruang pemeriksaan.
Kurang lebih 10 menit, seorang berpakaian dokter keluar dari ruangan itu. Lahat menghampiri dengan hati was-was.
"Bagaimana dok, apakah gadis itu sudah sadar?" tanya Lahat penasaran.
"Alhamdulillah. Dia sudah sadar. Untung tidak ada luka apa-apa pada tubuhnya. Dia hanya shock dan jiwanya sedikit terguncang. Sepertinya dia baru saja mendapat kabar yang tidak enak. Untuk sementara gadis itu saya kasih infus setengah labu untuk mengembalikan tenaganya. Dia tidak sadarkan diri, karena shock juga di dalam tubuhnya tidak ada asupan makanan sejak malam," terang dokter itu sejelas-jelasnya.
"Tidak ada asupan makanan dari semalam?" gumam Lahat keheranan. Sementara dokter itu kembali masuk. Lahat lupa tidak bertanya apakah dia sudah boleh masuk atau tidak, dan bagaimana keadaan gadis itu apakah akan cepat pulih atau tidak?
Lahat menunggu di kursi tunggu dengan gelisah. Dia meraih Hp nya lalu menghubungi seseorang.
Lahat kembali duduk gelisah setelah tadi menghubungi seseorang, di kursi tunggu. Untuk membunuh rasa bosan karena menunggu gadis yang ditolongnya, yang dugaannya masih makan waktu untuk menghabiskan labu infus, Lahat memutuskan keluar dari klinik, lalu menghampiri warung kecil di depan klinik, tepat di pinggir jalan.
"Kopi hitam satu, roti dua, sama jarcoknya setengah," ujarnya pada pemilik warung. Lahat menunggu beberapa saat sampai pemilik warung itu memberikan segelas kopi hitam dan setengah rokok jarcok, sementara rotinya sudah ada di tangan sejak tadi, bahkan sudah habis satu bungkus.
Lahat segera membayar jajanannya, ia bergegas menuju emper klinik dan menikmati kopi, roti, serta rokok jarcoknya. Kebetulan tadi pagi setelah pulang dari sebuah tempat dalam rangka menyampaikan tugas dari kesatuannya, Lahat belum sarapan apa-apa. Dua roti isi kelapa, sedikit mengganjal perutnya yang kosong.
"Ada keluarga pasien yang bernama Aika?" tanya seorang Suster seraya mendongakkan kepalanya keluar pintu klinik. Lahat tidak bergerak, dia masih santai menikmati rokoknya.
"Mohon maaf, Pak. Bapak yang tadi mengantar gadis yang mau melompat dari pagar jembatan?" ulang Suster itu lebih spesifik. Lahat mengangkat kepalanya, dia merasa terpanggil, lalu berdiri menghampiri Suster itu.
"Bagaimana Suster, gadis itu sudah mulai baikan?" Tanya Lahat tidak sabar.
"Alhamdulillah sudah, Pak. Tadi dia merengek ingin pulang. Kebetulan keadaannya sudah membaik. Sebelum dibawa pulang, silahkan Bapak selesaikan administrasinya," ujar Suster itu seraya memberikan selembar kertas pada Lahat.
Dengan cepat Lahat bergegas dan menyelesaikan administrasi. Setelah selesai dia segera memasuki ruangan yang dihuni Aika. Gadis itu terkejut saat melihat Lahat masuk. Dia tidak bicara, tapi hanya bengong melihat ke arah Lahat.
"Syukurlah kamu masih hidup. Ayolah, ikut aku. Akan aku antar kamu pulang sampai rumah," ajak Lahat. Tapi Aika seperti kebingungan.
"Kenapa bingung? Aku yang sudah membantu kamu supaya tidak jadi mayat di sungai itu. Ayolah, aku akan berbaik hati mengantarmu pada keluargamu." Lahat meraih lengan Aika tanpa segan, karena kesal melihat wajah Aika yang bengong dan terlihat takut.
Tadinya Aika ingin menghindar, tapi seorang Suster segera datang. "Mbak Aika, keadaan Mbak sudah membaik. Dan sudah boleh pulang. Jangan lupa makan sayuran dan banyak minum air putih maksimal sehari delapan gelas, supaya tubuhnya ada asupan nutrisi yang baik," peringat Suster itu tanpa memberi obat apapun.
"Terimakasih Suster," ucapnya seraya mengikuti Maslahat yang menariknya pelan keluar klinik.
Mereka sudah berada di dalam mobil. Lahat segera memacu mobilnya keluar dari klinik, pelan.
"Maaf, Dik. Sebenarnya alamat rumah kamu di mana, kamu punya rumah atau tidak? Sebelum mobil ini jauh, tolong katakan di mana rumahmu? Motormu juga masih di sekitar wilayah ini, aku sudah titipkan ke orang. Untuk sementara motormu aman," ujar Lahat tidak sabar menunggu jawaban gadis di sampingnya, di mana alamat gadis itu.
"Lagian, ngapain juga kamu cantik-cantik bunuh diri? Kamu dapat masalah berat apa? Diselingkuhi cowok lalu dihamilinya dan dia kabur? Berat banget hidupmu, Dik." Lahat terus berceloteh tanpa memikirkan perasaan Aika di sampingnya.
Aika tercengang dengan celotehan pria di sampingnya itu. Sungguh ia malu sudah ketahuan orang lain mau bunuh diri. Tapi ada kalimat yang membuatnya tidak terima. Dipikirnya dia nekad mau bunuh diri, karena sedang hamil.
"Rumah, a~aku di Bandung." Aika menjawab pelan.
"Apa, di Bandung. Astaga naga, kamu jauh-jauh ke tempat tadi hanya untuk bunuh diri? Kenapa tidak naik tower saja lalu loncat di sana?" Lahat geleng-geleng kepala dengan kelakuan Aika yang mau bunuh diri sampai di kota kecil Lembang.
"Gila kamu, Dik. Kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" ujar Lahat masih belum tahu sebenarnya apa yang membuat Aika mau bunuh diri. Lahat menduga Aika ditinggalkan kekasihnya lalu hamil dan berniat bunuh diri.
NB: Kalian tahu tidak rokok jarcok? Apa hayo? Kalau daerah saya manggilnya jarcok. Daerah kalian apa namanya, sebutkan tempat dan penyebutan nama rokoknya ya. Selamat membaca.
coba komunikasi yg bener..kata BPK jgn egois kan??
Luluhkan bang hati istrimu...
raihlah kebahagiaan mu bang, buat aika tergila-gila padamu 😄😄😄