Dia terlihat seperti batu kerikil di mata suaminya. Namun di mataku, dia adalah berlian yang tak ternilai harganya.
Sepertinya rasa ini tak tepat, karena aku jatuh cinta pada istri sabahatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 - Reuni
Seminggu kemudian.
"Lin, ada undangan reuni dari grup, nih. Kita pergi, ya," ucap Dimas saat mereka sedang bersantai di balkon kamar mereka.
"Aku juga diundang?" tanya Linda.
"Iya, ikut yuk."
"Aku nggak deh, Mas." Linda menatap dengan ragu.
"Kenapa?" Dimas menatap heran.
"Aku malu. Apalagi mereka tau kamu dan Mas Roby itu teman dekat."
"Ngapain malu, kalau ada yang menghina kamu bakalan berhadapan denganku." Dimas meyakinkan.
"Kapan acaranya, Mas? Kalau mepet dengan resepsi pernikahan kita, mending nggak usah, deh."
"Besok, di aula hotel. Hanya yang seangkatan kita aja, kok."
"Ya udah, deh."
"Kamu takut ketemu sama Roby, ya." Dimas mengusap kepala Linda.
"Bukan takut, aku hanya nggak mau."
"Siapapun nggak akan bisa menyakiti kamu. Ya udah ayo tidur."
"Aku lihat Dion dulu." Linda pergi ke kamar sebelah melihat Dion yang sudah tertidur lelap sendirian ditemani berbagai macam bantal berbentuk mobil dan robot.
Sedangkan Dela tidur sekamar dengan Linda dan Dimas tepatnya di dalam sebuah box berukuran besar dengan banyak boneka dan mainan yang menggantung diatas.
"Udah, kan. Ayo, tidur," ajak Dimas.
Mereka pun segera tidur di kamar yang luas dan nyaman itu.
*****
"Kamu udah siap, Lin?" tanya Dimas saat melihat Linda sudah bersiap dengan pakaian yang sangat bagus dan tentunya berharga mahal.
"Udah. Anak-anak, kalian jangan nakal, ya. Ibu sama Ayah pergi sebentar, kok. Dion, jaga adik, ya. Nanti ibu belikan es krim," ucap Linda pada Dion.
"Iya, Bu." Dion mengangguk mengerti.
"Ya udah, Ayah dan Ibu pergi dulu. Baik-baik sama Mbak Surti, ya." Dimas mengecup kepala Dion dan Dela secara bergantian. Untungnya Dela tidak rewel minta ikut sehingga perjalanan hari ini akan sangat mudah. Sebenarnya Dimas ingin mengajak mereka, namun Linda melarang dengan alasan banyak orang asing. Padahal ia hanya tidak ingin anaknya bertemu dengan Ayah tak bertanggung jawab seperti Roby.
Mereka memakai mobil taksi karena Dimas masih dalam proses penyamaran.
Sesampainya di tempat tujuan, Dimas disambut hangat oleh semua yang ada disana. Namun saat melihat yang datang bersama Dimas adalah Linda, mereka sontak terdiam dan terkejut.
Dimas yang mengerti akan tatapan mereka langsung berterus terang. "Aku sama Linda udah nikah. Kita jangan bahas yang lalu. Bahas aja yang sekarang."
Mereka pun duduk di bangku para tamu. Menyaksikan acara demi acara dilangsungkan. Hingga saat pertengahan acara, masuklah sepasang suami istri yang mereka kenal.
"Eh, itu Roby, kan? Dan itu Yulia? Kok sekarang jelek banget, gendut, kayak nggak keurus?" gumam seseorang yang duduk di dekat Linda dan Dimas.
"Loh, jadi mereka pasangan suami istri? Siapa yang duluan ninggalin, ya."
Bisik-bisik teman-teman seangkatan mulai terdengar diseluruh penjuru ruangan tersebut. Hingga saat acara makan di mulai, Dimas dan Linda pun kebagian meja yang sama dengan Roby, Yulia dan beberapa teman yang lain.
Terlihat kecanggungan diantara mereka.
"Yul, Lo hamil berapa bulan?" tanya Dewi, si ratu gosip yang dulu sangat terkenal dengan biang gosipnya.
"Lima bulan, Wi," sahut Yulia.
"Kok sekarang Lo beda, ya, Yul. Kurang perawatan? Kan dulu Lo suka banget ke salon. Apa mungkin bawaan bayi makanya Lo males dandan, ya?"
"I,,,iya, Wi. Gue memang males dandan karena bawaan bayi." Yulia menjawab dengan ragu.
"Ya iyalah, nggak mungkin Lo nggak punya duit untuk perawatan. Secara bokap Lo kan manager umum. Suami Lo gue dengar udah jadi mangaer."
"Ya iya, dong. Gue selalu kasih semua gaji gue ke Yulia. Tapi emang bawaan bayi, Yulia nggak mau dandan. Beli pakaian aja nggak mau yang mahal. Skin care juga nggak mau pakai. Iyakan, sayang." Roby mengusap kepala Yulia.
Yulia hanya mengangguk dan mengulas sedikit senyuman. "I,,iya."
"Dasar pencitraan," bisik Linda pada Dimas.
"Hus, tahan mulut." Dimas mengingatkan.
"Dan Lo Lin, gila banget penampilan Lo sekarang. Padahal udah tujuh tahun kita nggak ketemu tapi penampilan Lo kayak masih gadis. Padahal yang gue tau anal Lo udah dua, kan. Dari pernikahan Lo dan Roby?" Dewi sedikit melirik Roby yang terlihat kurang suka. Jelas sekali ia ingin melihat mantan pasangan itu bertengkar agar menjadi bahan gosib nantinya.
"Alhamdulillah, Dimas memperhatikan aku dengan baik. Baju aja sering dibeliin tanpa bilang ke aku dulu. Memang Dimas hanya karyawan biasa. Tapi karena dia pintar mengelola uang, jadinya kami nggak pernah kekurangan. Malah kelebihan. Bahkan aku nggak perlu pusing mikirin yang belanja lagi karena setiap bulan Dimas pasti kasih lebih. Dan itu belum termasuk uang skin care dan jajan aku. Hihi kayak anak kecil aja setiap bulan dikasih uang jajan." Linda seperti sengaja memanas-manasi Roby yang memang saat ini seperti orang yang menahan emosi.
ih aku kok gregetan yah 🤭