Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Archie.
Semua para staff melayani Lyra dan kedua anaknya dengan semangat, semalam Lyra tidur di Mansion Max di kamarnya 8 tahun lalu bersama kedua anaknya. Max tidur di kamar yang lain, tapi semalaman lelaki itu tidak bisa memejamkan matanya ia terus tersenyum bahagia karena akhirnya bisa kembali bersama wanita yang dicintainya bahkan lengkap dengan kedua anaknya.
Pagi ini Max memerintahkan para staff nya menghidangkan sarapan mewah, semua staff sangat luar biasa sibuk karena baru kali ini mereka kembali bekerja kembali dengan antusias. Mereka yang masih ada di Mansion Max selama 8 tahun ikut merasa bahagia karena majikan mereka telah menemukan sang Nyonya kembali.
"Lyra, makan ini. Ini enak sekali," Ujar Max seraya menyodorkan pancake yang sudah ia taruh di atas piring pada Lyra.
"Terimakasih," Lyra tersenyum.
"Gadis kecil cantik, mau apa?" tanya Max menatap putrinya Ainsley, ia dan Lyra belum mengatakan kebenaran tentang dirinya yang adalah Ayah kandung mereka.
"Sandwich dan Pancake, Paman." Jawab gadis kecil itu dengan ceria.
"Baik, Tuan putri. Ini, selamat menikmati my-princess." Goda Max pada putrinya seraya menaruh Sandwich dan Pancake di 2 piring kecil.
Lalu tatapan jernih Max menatap ke arah putranya yang sejak kemarin hanya terdiam, "Archie, kamu mau sarapan apa?"
Archie terus diam, ia hanya memainkan sendok dan garpu kecil di piring kosongnya. "Aku rindu Daddy Noah," celetuknya.
Max menaikkan sebelah alisnya, ia mengalihkan tatapannya pada Lyra, "Siapa itu?"
Lyra menghela nafasnya pelan, ia menatap Max lembut. "Dia hanya pria yang pernah menolongku, dulu memang sempat menyukaiku tapi sekarang dia sudah mempunyai seorang kekasih. Hanya saja anak - anak sudah terlanjur menyayanginya dan Noah tidak keberatan dipanggil Daddy oleh mereka."
Mendengar penjelasan dari Lyra, Max hanya sebentar mengerutkan keningnya ia lalu tersenyum balik pada Lyra, "Aku mengerti."
"Kenapa Mommy dan Paman Max saling bertatapan dan bicara lembut? Bukankah kalian hanya berteman?" tanya Ainsley, gadis kecil itu memang sangat pintar.
"Kita selesaikan dulu sarapannya, Mommy ingin bicara serius dengan kalian berdua." Ucap Lyra.
Tring!
Archie melempar sendok yang dipegangnya ke atas piring lalu dia turun dari kursi dan berlari keluar Mansion.
"Archie!" panggil Lyra seraya ingin berdiri.
Max menahan tubuh Lyra, " Biar aku yang bicara padanya, sepertinya dia kesal padaku." ia lalu berdiri dan segera menyusul Archie keluar.
Max melihat putra kecilnya sedang duduk di bangku taman, kepala anak itu tertunduk. Ia dengan perlahan mendekatinya lalu duduk di samping anaknya. "Apa kamu membenci Paman?"
Tak ada jawaban dari sampingnya, Max menghela nafas panjang, " Apa kamu sudah mengetahui kalau Paman adalah Ayah kandungmu? Sebab itu kamu membenci Paman?" Max mencoba menebaknya.
Archie mengangkat kepala kecilnya, tapi ia masih tidak mau menatap pria di sampingnya. "Kalau kamu adalah Ayah kandung kami, kenapa selama ini kamu tidak ada di samping kami dan Mommy. Apa kamu tau Mommy sering menangis sedih di dalam kamar saat Mommy kira aku dan Ainsley sudah tertidur. Tapi, kami berdua selalu tau jika Mommy tidak selalu bahagia seperti yang sering Mommy perlihatkan." Ucap anak kecil itu dengan wajah sedihnya.
Max sekali lagi menghela nafas panjang, ternyata ia sudah kehilangan banyak waktunya dengan kehilangan masa kanak - kanak kedua anaknya, kini bahkan perkataan putranya begitu dewasa. Diwaktu anak - anaknya kecil mereka pasti sangat membutuhkannya, apa sekarang ia sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya?
"Maafkan Daddy, nak. Daddy tak meminta kamu harus langsung menerima Daddy sebagai ayahmu, karena memang benar Daddy tidak ada disana saat Mommy-mu bersedih dan tidak bisa mengusap air matanya. Daddy juga tidak pernah ada disaat kalian membutuhkan Daddy sejak kecil, Daddy tak akan pernah membenarkan kesalahan Daddy. Tapi, setidaknya bisakah kita mulai dari berteman? Bisakah sekali saja memberikan Daddy kesempatan untuk membuat Mommy dan kalian berdua anak Daddy bahagia? Daddy ingin sekali selalu bersama kalian."
Archie tak menjawab, anak kecil itu hanya menatap Max sekilas lalu ia bangun dari kursi taman dan berjalan pergi masuk kembali ke dalam Mansion.