NovelToon NovelToon
Merindukan Cinta Suami

Merindukan Cinta Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sanayaa Irany

Pernikahan adalah ibadah terpanjang suami istri.. Dalam pernikahan kita harus bisa menjaga hubungan tetap harmonis agar awet dan langgeng..
Tapi bagaimana, saat usia pernikahan menginjak usia 15 tahun, jika suami kita, tidak peduli lagi?
Jangankan kata cinta...
Perhatian kecil saja sudah sulit di gapai..
Alin.. perempuan berhijab berusia 35 tahun, meratapi rumah tangga nya yang sudah tak harmonis lagi seperti dulu..
Suami nya menjadi dingin sejak 6 bulan yang lalu..
Alin berusaha mengoreksi diri sendiri apakah ada yang salah dengan diri nya, mempercantik dirinya, membuat dirinya lebih menarik lagi dihadapan suami..
Namun sebab Dery tak menoleh padanya lagi, bukan lah sebab Alin tak menarik lagi, melainkan karena ada cinta lama nya Renata yang datang kembali dalam hidup suami nya..
Apakah perceraian jalan terbaik..
Atau bertahan menahan luka, demi sebuah cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.34 Niat Dery

Setelah mengantarkan Nimas ke klinik terdekat, kini Dery dan Renata sudah kembali ke kantor. Pikiran Dery masih berkecamuk, ia masih memikirkan keadaan Rafi, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada putra nya itu.

Ingin sekali rasanya kini, ia berada didekat anak nya, membawa nya ke rumah sakit atau klinik terdekat, tapi... bukan itu tujuan utama nya.. niat nya hanya ingin mengambil hati Alin lagi.

“Kamu mikirin apa sih mas?” tanya Renata.

“Rafi, aku takut dia kenapa-kenapa, kejadiannya didepan mata ku loh!” jawab Dery cepat, ia menyenderkan punggung nya pada kursi kebesarannya, mendengar nama anak Alin disebut, Renata berdecak kesal dalam hati. Malas sekali rasanya kalau Dery masih saja memikirkan anak nya.

“Dia pasti gak apa-apa lah mas, tadi aku lihat juga gak luka berat kok, lecet aja.. lagian ni ya mereka itu laki-laki, harusnya belajar lebih kuat dong! kebiasaan mbak Alin aja yang terlalu memanjakan mereka!”

“Enggak gitu juga Ren, tadi motor nya kenceng loh, dan mereka liat aku disana.. Aku takut mereka salah paham!”

“Ya ampun mas, Nimas sakit loh.. Dia lebih butuh kamu ketimbang anak kamu yang udah gede-gede itu, lagian selama ini kan waktu kamu udah sama mereka, Nimas gak pernah ngerasain kasih sayang Ayah nya sejak dia lahir, jadi tolong ya mas...lebihkan waktu kamu buat dia.” Papar Renata lagi, sangat jelas kalau Renata tidak ingin Dery kembali dekat dengan Alin, bisa terbongkar semuanya nanti. Apalagi kalau sampai Raka dan Dery bertemu.

‘Tapi ngomongin Raka, gimana kabar nya dia nya.. dulu dia tergila-gila banget sama aku.. apa aku coba tanya kabar nya aja ya? kan lumayan kalau dia masih punya perasaan ke aku, mas Dery mah gak ada apa-apanya dibandingkan keluarga Harsono.’ batin Renata dalam hati.

“Nanti jam makan siang, aku keluar ya Ren.. kamu makan sendiri aja dulu!”

“Kemana? jangan bilang kamu mau nemuin anak kamu mas?”

“Apa salah nya aku nemuin mereka? sikembar anak ku Ren.. kamu lupa? mereka darah daging ku loh.. lagian kesepakatan awal kita kan kamu bakal menerima anak-anak aku juga!”

Renata memutar bola mata nya malas, ia berdecak kesal lagi didalam hati.

“Tapi apa kamu lupa kalau mbak Alin aja udah gak peduli sama kamu? heran aku sama kamu mas, maksud kamu tuh apa sih? mereka itu ada dibawah pengasuhan nya mbak Alin, gak mungkin juga anak kamu kenapa-napa! lupa kamu mbak Alin tuh orang kaya?”

“Ya walaupun begitu, aku tahu mereka gak akan kekurangan, tapi apa kamu gak berpikir, dengan aku peduli sama anak-anak Alin mau kembali padaku? kan bisa jadi kesempatan untuk kita mendapatkan harta nya!”

“Yakin cuma sebatas itu?” selidik Renata dengan akta yang memicing.

“Yakin lah,”

“Ya udah terserah kamu lah,” Renata kembali ke ruangannya.

Sedangkan Dery langsung berkutat dengan laptop nya. Bayang-bayang kembali bersama Alin dan duduk sebagai direktur utama di Hars, membuat senyumnya mengembang.

“Aku tahu kan masih mencintai ku Lin, jadi kau pasti akan kudapatkan kembali!”

*

“Anak nya gak apa-apa Bu, cuma luka-luka aja.. Tapi ini perban nya udah saya ganti, nanti setiap hari perbannya diganti dan luka nya dibersihkan ya Bu, gak harus nginep kok bisa langsung pulang.” ucap dokter yang memeriksa Rafi. Alin menarik nafas lega, untung anak nya tidak ada luka yang serius.

“Alhamdulillah.. Terimakasih dokter..”

“Sama-sama Bu.. Saya permisi ya..” dokter tersebut pamit pergi dari sana. Putra langsung sigap memapah Rafi bangun yang tadi terbaring di ranjang untuk diperiksa.

“Ayo kita pulang,” ajak Alin pada kedua anak nya dan Putra.

“Alin!” Raka datang dengan terburu-buru begitu mendapat kabar dari Putra kalau keponakan nya masuk rumah sakit.

“Loh mas kok disini?” tanya Alin bingung, perasaan ia belum memberi tahu Raka perihal kejadian yang menimpa kedua putra nya.

“Iya, mas tadi dapat kabar dari Putra kalau Rafi masuk rumah sakit, mas panik langsung aja pergi kesini!” jawab Raka enteng membuat Alin langsung tepuk jidat.

“Bapak ngabarin mas Raka kalau Rafi masuk rumah sakit? pantes lah kamu panik mas!”

Putra hanya nyengir kuda saja, memang ia lah pelaku nya. karena takut dianggap mangkir dari kerjaan, Putra memberi tahu Raka lewat pesan, kalau saat ini dirinya tengah menemani Alin yang sedang membawa Rafi kerumah sakit.

“Jadi gimana keadaan Rafi, Lin?”

“Cuma lecet aja mas, agak dalam juga sih.. tapi gak apa-apa , gak perlu dirawat inap kok!” terang Alin.

“Syukurlah.. Mas khawatir banget tadi, thanks ya Put, udah mau nemenin Alin dan anak-anak,”

“Santailah Ka, eh maksud nya pak Raka..”

“Ini gak dikantor, jangan resmi gitulah.”

Putra terkekeh, setelah itu mereka semua kembali kerumah. Termasuk Putra yang ikut kerumah Alin.

Saat keluar menuju parkiran rumah sakit, tanpa sengaja mereka bertemu Zayn disana.

“Loh Raka..”

“Za, ngapain disini?”

“Ohh, aku lagi jenguk temen, kamu sendiri?”

“Keponakan ku tadi keserempet motor, jadi kesini deh..” papar Raka menjawab, sedangkan Alin dan Putra hanya diam saja. Zayn paham siapa keponakan yang dimaksudkan Raka, siapa lagi kalau bukan anak nya Alin.

Zayn langsung melirik ke arah Rafi, dan Alin bergantian. Ia agak kurang suka melihat kedekatan Putra dan Alin seperti itu. Seperti satu keluarga yang Samawa.

“Hai Boy.. masih inget om gak?” sapa Zayn pada kedua putra kembar Alin. Rafa nampak mulai mengingat-ingat. Namun kalah cepat dari Rafi.

“Om ini yang di mall waktu itu kan? Yang tabrakan sama kak Rafa waktu dikasir itu?” ujar Rafi.

“Yaaap, bener banget.. ingetan kamu bagus ternyata.. gimana nih keadaan nya? Udah mendingan belum?”

“Sakit karena kebentur aja om.. Kan anak laki-laki jadi harus kuat!”

“Good Boy, pinter banget sih kamu..” Zayn mengusap kepala Rafi dengan gemas.

“Ka, entar malam aku main kerumah kamu ya.. udah lama kan gak ngumpul?”

“Boleh sih, terserah kamu aja..”

“Oke.. Aku duluan ya, masih ada kerjaan soal nya..”

“Siip!”

Kembali ke mobil, Alin yang lebih memilih masuk kedalam mobil nya sendiri, bersama dengan Putra. Sedangkan Raka memilih menggunakan mobil nya bersama anak-anak. Agak canggung sih sebenarnya Alin dan Putra satu mobil. Dan ini kali pertama juga Alin semobil berdua saja dengan lelaki lain selain suami nya.

Kaca jendela sengaja Alin turunkan, demi bisa menghirup udara segar , kebetulan saat ini suasana sedang sedikit gerimis. Jadi polusi sedikit hilang dari hiruk pikuk keramaian kota.

Pikiran Alin masih tertuju pada Rafi,ia masih tidak habis pikir dengan sikap Dery yang seperti itu. Apa hatinya telah mati? Hingga membiarkan anak nya tergeletak tak berdaya disana? Padahal Rafa dan Rafi anak kandung nya, darah daging nya.

Putra melirik kearah Alin yang sedang tenggelam dengan pikirannya sendiri.

“Eehem! Bu Alin?” panggil Putra dengan pelan.

“Iya pak?”

“Jangan banyak melamun Bu, apalagi ini sedang dijalan, nanti kalau ada setan lewat terus kesambet gimana?” kelakar Putra berusaha mencairkan suasana.

Alin menyipitkan matanya, ternyata dibalik iritnya Putra untuk bicara, laki-laki disamping nya ini bisa juga bercanda.

“Siapa yang melamun?”

1
Leni
bgs lin jd wanita hrs berani, jng mau di bodohi l et laki tak tau diri
Rusmini Rusmini
happy ending /Kiss//Kiss/
Endang Oke
mereka engga ounya mata kali!!
Yashinta
ulat ya tetap ulat untung ada cctv ha ha ha kasihan ulatnya
Yashinta
aduh ruwet banget kasihan ali
Yashinta
ulat bulu lagi aduhhhhhhh
Yashinta
aduh ulat bulu raisa dtg lagi cari penyakit dia
Maria Magdalena Indarti
bagus critanya. semangat
Maria Magdalena Indarti
ada2 aja bpk Tari. tali zina apa???
Maria Magdalena Indarti
Rubi hajar tuh Raisa
Li Tho
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
semangat Putra
Yashinta
ayo putra gercep
Yashinta
sungguh tragis nasib org2 yg serakah
Yashinta
laras belajarlah menjadi orang baik
Yashinta
orang kok ngeyel gak ketulungan
Yashinta
renata memang benar2 gila
Maria Magdalena Indarti
renata ga tobat juga
Maria Magdalena Indarti
jodoh nih Rubina Putra
Maria Magdalena Indarti
pasti ktm Rubi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!