Alseenio Asep, seorang pemuda yang malang yang tidak sengaja bertransmigrasi ke dunia paralel dengan latar belakang yang sama.
Bercita-cita memiliki hubungan dengan banyak wanita, dan menjadi seorang playboy.
Namun, dia terikat oleh sistem yang aneh dan juga sedikit brengsek.
Sistem yang memberinya misi tidak masuk akal dan di luar nalar manusia.
Kekonyolan dan kebaikan harus dia lakukan untuk mendapatkan hadiah misi.
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Tolak Wanita Cantik dan Dapatkan +9 Penampilan!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Meminta Foto Wanita Manis dan Dapatkan + 10 Juta Rupiah!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Membeli Pembalut Wanita dan Dapatkan + 10 cm Panjang Joni!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Menampar Wajah Orang yang Tidak Dikenal dan Dapatkan Mobil Hennessey Venom GT!]
Alseenio Asep: "Apa-apaan ini?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Terkenal di Sekolah
Paras wajah pria yang sangat tampan diperlihatkan kepada orang-orang yang hadir di lapangan sekolah. Saking tampannya wajah tersebut seakan mengeluarkan cahaya yang samar-samar.
Proporsional wajah yang hampir sempurna, bentukan dan anggota wajah yang sangat indah semuanya ada di dalam satu wajah.
Ketampanan Alseenio memang tidak terbantahkan, meski rambutnya berantakan dan acak-acakan, ia tetap tampil tampan tanpa adanya pengurangan.
Rambut yang terkulai di dahinya menambah kesan lebih tampan, terlebih senyumannya yang muncul ketika orang-orang berseru karena terpesona oleh visualnya.
“Wajah apa ini?!“
“Jelas-jelas itu wajah orang, mata kamu picek?“
“Bukan wajah orang, tidak ada orang yang setampan ini!“
“Maaf Jongkuk, kamu bukan lagi idolaku, hiks~”
“Alseenio?! Aaa!!!“
“Bro, kita pindah, yuk! Murid perempuan di sini sudah berubah menjadi liar.“
“Ayo, kawan! Telingaku sudah kesakitan mendengar jeritan dari ribuan murid perempuan.“
Dalam sekejap, semua murid dan guru di sini heboh dan meledak dengan berbagai suara jeritan dan sorakan terkejut banyak orang.
Banyak sekali murid perempuan dan guru wanita yang berseru memanggil nama Alseenio, mereka terlalu antusias hingga ingin mendekati Alseenio, tetapi karena begitu banyak dan berisiko menimbulkan kegaduhan, para satpam dan dibantu anak murid OSIS serta penyelenggara lomba bersama mengkondisikan para murid perempuan untuk bisa tenang sehingga menciptakan keadaan yang kondusif dan tentram.
Tim Semfack juga ikut menenangkan murid dan guru wanita yang ada, mengimbau kepada semuanya agar tidak terjadi tindakan dorong-mendorong dan menimbulkan kericuhan.
Butuh beberapa menit untuk kembali ke keadaan kondusif dan damai, itu pun diperlukan sebuah bentuk bujukan dari Alseenio langsung kepada mereka semua.
Bujukan tersebut berupa acara penampilan bernyanyinya secara langsung sebelum pulang dari sekolah ini, tetapi ada syaratnya, yakni tidak mendorong satu sama lain, menimbulkan keributan, dan harus tetap santai.
Dengan demikian, mereka semua dengan kompak mengingatkan satu sama lain agar tidak membuat kekacauan dan kerusuhan lagi.
Dikarenakan mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mendengar Alseenio bernyanyi, mereka dapat menahan rasa senangnya dan tidak teriak.
Pada saat ini, kondisi menjadi tenang seperti semula, sebelum orang-orang tahu bahwa dirinya adalah Alseenio.
“Anu, ini helmnya, Pak.“ Alseenio menyerahkan helmnya ke Pak Guru.
“Kamu tampan sekali, Nak. Mirip saya waktu muda,” kata Guru tersebut sambil mengambil helm Alseenio.
“Waduh, sepertinya sulit dipercaya omongannya Bapak Guru kali ini.“
“Mirip banget, Pak. Sebelas dua puluh, bukan sebelas dua belas.“
“Sutt, enggak boleh begitu, mau dihukum sama Pak Nana?“
“Bapak Nana juga tampan, kok. Namun, lebih tampan suami masa depanku, Alseenio aku sayang kamu!“
“Apa-apaan, Alseenio itu suami aku!“
Alseenio mengabaikan komentar para orang-orang di sekitar, fokus pada ucapan Guru.
Senyum canggung terlihat jelas di wajah tampan Alseenio, ia tidak tahu harus membalas apa, hanya bisa menggaruk pipinya sambil tersenyum sebagai responsnya.
Vroom!
Abang MV melaju dengan motor sportnya lebih dahulu untuk menjadi pelopor dan arahan bagi guru-guru yang sedang mencoba sepeda motor para Motovlogger yang datang.
Guru-guru melaju keluar dari sekolah dengan rapih dan membuat barisan.
Melihat guru sudah pergi dari sekolah, sebagian tim Semfack ingin melihat ke mana guru-guru dan Abang MV pergi, tetapi Alseenio dan Bang Nalpi masih di tempat dan tidak pergi.
Alseenio membiarkan kamera Yopro miliknya yang masih melekat di helm menyala, sengaja ia lakukan agar bisa melihat reaksi guru tersebut secara langsung, nanti Alseenio meminta izin untuk memasukkan video guru yang mencoba sepeda motornya.
AMR Rider yang ingin melihat sepeda motornya dibawa oleh salah satu guru pun langsung mengurung niatnya, di sini terlalu ramai ia tidak bisa melihat dan maju ke depan gerbang sekolahan.
Oleh sebab itu, AMR Rider kembali ke Alseenio dan Bang Nalpi serta beberapa tim Semfack yang tidak ikut melihat.
“Bang, helm punyamu itu AGV karbon, kan?“
Begitu Bang Amir sampai di depan mereka semua, ia tiba-tiba melemparkan pertanyaan kepada Alseenio.
Bang Nalpi dan yang lainnya segera mengalihkan pandangannya ke Alseenio untuk mendengarkan jawabannya.
“Benar, AGV Pista,” jawab Alseenio sambil mengangguk.
Seketika wajah anggota tim Semfack yang mendengarnya tampak terpana, sebab mereka tahu berapa harga helm Alseenio.
“Harganya yang lebih dari 20 juta, ya?“ Kini Bang Nalpi yang bertanya.
Alseenio menjawabnya dengan anggukkan kepala.
“Ini yang namanya sultan beneran, helmnya saja enggak tanggung, langsung beli yang mahal sekalian.“ Bang Amir memandang kagum pada Alseenio.
Tim Semfack mengangguk menyetujui bahwa Alseenio memang seorang sultan, yang di mana sebutan sultan di Indonesia diperuntukkan bagi orang yang kaya, entah sejak kapan sebutan sultan itu dipakai untuk seperti itu.
“Omong-omong, jam tangannya berkilau sekali, merek apa itu, Bang? Aku ingin beli.“
Salah satu anggota Tim Semfack bertanya karena sudah sangat penasaran dengan jam tangan yang ada di pergelangan tangan kiri Alseenio, dari awal Alseenio membuka jaketnya di rumah Bang Amir, jam tangannya sangat menarik mata.
“Ini?“ Alseenio bertanya sambil menunjuk ke jam tangannya untuk memastikan pertanyaan tadi dikeluarkan.
“Ya, aku juga penasaran dengan mereknya,” jawab Bang Amir.
Alseenio menatap tim Semfack dan anak murid yang sejak tadi tidak memindahkan pandangannya dari wajahnya.
Murid-murid di sini dari awal memang sudah menyaksikan tim Semfak mengobrol sejak AMR Rider datang karena tidak jadi melihat sepeda motornya.
Semua ucapan mereka semua, termasuk kata-kata Alseenio didengar oleh murid di sini, guru pun ikut mendengarkan.
Saat ini, Alseenio bingung ingin menjawab apa, sebab ia tidak ingin begitu memamerkan sesuatu yang dia punya terlebih barang mewahnya.
“Ini jam tanpa merek, beli di Mall setelah acara minum Kopi bersama dua hari yang lalu,” ucap Alseenio dengan wajah yang cukup meyakinkan.
“Mall yang mana, Bang?“ tanya Salah satu anggota tim Semfack.
“Thamrin Mall, Jakarta Pusat. Sekarang sudah enggak ada jam tangan seperti ini di toko tempat aku membeli jam tangannya, mungkin di toko lain ada.“
“Oke, Bang. Terima kasih informasinya, nanti aku akan beli jam tangannya yang sama, biar disangka kita itu kembaran.“
Seketika semua orang tertawa mendengar kata-kata yang diucapkan oleh salah satu anggota tim Semfack.
“Haha, ada-ada saja beliau satu ini,” ucap Bang Nalpi sambil tertawa.
Alseenio pun melakukan tertawa kecil ketika mendengar jawaban orang tersebut. Namun, Alseenio bimbang, apakah dibiarkan saja atu memberi tahu informasi jam tangannya ke orang itu.
Pasalnya, takut orang tersebut mencari, dan ternyata tidak ada dan tahu bahwa ini jam tangan mahal sehingga dirinya kecewa.
Setelah menimbang keputusan secara singkat di tengah tawa orang-orang, Alseenio memutuskan untuk membiarkannya saja.
Mereka semua berbincang bersama disaksikan oleh siswa dan siswi yang mendengarkan dan beberapa guru yang tidak ikut mencoba menaiki sepeda motor.
Alseenio memberi kode ke tim Semfack untuk bertukar kata dengan pengurus sekolah, syukurnya mereka peka dan langsung mengajak guru yang ada untuk saling mengobrol tentang sekolahan sembari divideokan.
Selama berbincang singkat beberapa menit dengan para guru di sekolah ini, Alseenio diinformasikan mengenai sesi pertunjukannya yang telah dijanjikan bahwa penampilan Alseenio akan diselenggarakan sehabis guru yang mencoba motor sport dan foto bersama dengan guru-guru serta murid.
Mendengar ini, Alseenio menerima pengaturan dari pengurus sekolah dan tidak keberatan, ia akan menepati janjinya.
Tidak lama sehabis bercakap-cakap dengan guru, Abang MV bersama guru yang mengendarai sepeda motor tim Semfack kembali ke lapangan sekolah.
Alseenio dapat melihat dengan jelas rasa senang dan puas di wajah masing-masing guru selepas mencoba sepeda motor, rasa senang muncul di hatinya, tidak sia-sia ia memberi izin ke guru untuk mencoba sepeda motornya.
Bang Amir dan tim Semfack yang seorang Motovlogger mewawancarai mengenai perasaan para guru yang telah mengendarai sepeda motornya.
Sementara itu, Alseenio hanya bertanya dua pertanyaan kepada Guru yang menaiki 959 miliknya, Guru itu pun menjawab bahwa dirinya merasa senang dan bahagia, 959 memang terbaik bagi Pak Guru.
“Ayo-ayo, kita foto bersama mumpung ada fotografer gratis,” ujar Salah satu Guru yang terlihat humoris.
“Haha, benar. Kita foto bersama.“
“Ayo!“
Tim Semfack dan Para Guru serta pengurus sekolah pun foto bersama.
Guru-guru wanita banyak sekali yang meminta berfoto bersama dengan Alseenio sehabis sesi foto bersama formal dilakukan.
Mereka menggunakan ponselnya untuk melakukan foto selfie bersama.
“Boleh aku foto bersama?“ Seorang Guru wanita yang terlihat masih muda menghampiri Alseenio dan bertanya.
Alseenio menoleh melihat guru tersebut, dan menjawab, “Boleh-boleh.“
Berikutnya, keduanya berfoto bersama dalam beberapa kali pengambilan gambar.
“Terima kasih, ya~” ucap Guru wanita tersebut dengan pipi yang memerah.
Guru tersebut tersipu ketika berfoto bersama dengan Alseenio karena lantaran Guru tersebut melakukan pose yang begitu dekat dengan tubuh Alseenio sehingga dirinya mencium wangi maskulin dari tubuh Alseenio.
“Sama-sama,” Alseenio membalasnya dengan sopan.
Bukan hanya satu guru wanita yang mengalaminya, tetapi hampir semua guru wanita yang berfoto dengan Alseenio, entah itu yang sudah menikah atau pun belum, yang sudah tua atau muda merasakannya. Semuanya merona memerah dan malu.
Melihat guru-guru selesai berfoto, kini giliran tim Semfack yang berfoto dengan Alseenio, sebagian dari mereka menganggap Alseenio adalah panutannya, kesempatan yang ada untuk berfoto bersama harus digunakan sebaik mungkin.
Abang MV juga banyak yang ingin meminta foto kepadanya, jika dibandingkan dengan Alseenio itu terlalu jauh jumlah permintaannya.
Terdapat seorang murid perempuan yang menggunakan pakaian gaun daerah sedang berfoto bersama dengan Abang MV.
Siswi di sini banyak yang cantik, terlebih banyak sekali yang manis, sayangnya ia belum melihat yang melebihi 80 poin penampilan.
Semuanya berada di bawah poin penampilan Niara.
Murid perempuan yang memakai gaun daerah datang kepada Alseenio dengan senyuman.
“Emm … halo,” Siswi tersebut menyapa Alseenio dengan wajah yang tersipu.
Pasalnya banyak sekali murid yang memandangi dirinya ketika berjalan ke tempat Alseenio berdiri.
Terasa pandangan orang-orang terpaku pada sosoknya.
“Apa boleh aku foto bersama denganmu?“
“Tentu.“
Alseenio memperbolehkannya, dan akhirnya keduanya berfoto bersama. Dipotret oleh kameramen Bang Nalpi yang membawa DSLR.
Lagi-lagi posisi saat berfoto siswi tersebut sangat dekat dengan Alseenio bahkan seperti ingin memeluknya, pipinya yang terdapat sedikit bedak pun memerah.
Sesudah semua sesi foto bersama, kini para pengurus dan anggota siswa OSIS mengatur para anak murid untuk merapihkan diri dan duduk di tengah lapangan yang telah dibersihkan.
“Bang, mau konser nyanyi sekarang?“ Abang MV berdiri di samping Alseenio dan bertanya dengan pertunjukan Alseenio.
Alseenio menoleh dan mengangguk. “Ya, tunggu semuanya sudah duduk mungkin aku akan memulai pertunjukkan.“
Tim Semfack berdiri di depan lapangan dengan berbaris memanjang ke samping dan menghadap para murid yang sedang ditertibkan.
“Mau ikut bernyanyi, Abang MV?“ Alseenio mengajak Abang MV.
Dengan cepat Abang MV menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, terima kasih. Kalau aku bernyanyi kemungkinan besar murid yang di sini bubar.“
“Pfft— langsung pindah sekolah, ya?“
“Padahal bagus suara Abang MV.“
“Hahaha, jangan merendah begitu Bang MV.“
Begitu mendengar kalimat Abang MV anggota Tim Semfack langsung tertawa.
Abang MV ikut tertawa karena candaannya sendiri.
“Jadi, aku saja yang bernyanyi? Kalian tidak ingin duet bersamaku?“ Alseenio bertanya kepada tim Semfack.
“Kalau suaraku bagus juga aku langsung gabung.“
“Abang Nio saja, aku cukup di belakang Abang Nio sambil mendengarkan.“
“Benar, pasti banyak sekali yang memvideokan Abang Nio bernyanyi kita di sini numpang tersorot kamera saja.“
“Bagaimana kalau Abang Nio ajak satu orang murid yang bisa bernyanyi?“
Ketika mendengar perkataan terakhir daei anggota Tim Semfack tadi, ia tiba-tiba mendengar prompt Sistem di kepalanya.
[Ding! Misi Sampingan Terdeteksi!]
Misi : Ajak Satu Siswi atau Guru Wanita Bernyanyi Bersama.
Waktu : 30 menit.
Hadiah : 1x Kotak Misteri.
Hukuman : Tidak bisa mengeluarkan suara selama 10 tahun.
[Misi otomatis dimulai!]
Alseenio langsung memberi tatapan tajam samar-samar ke arah anggota yang mengucapkan saran.
Misi sistem yang tidak masuk akal hukumannya datang karena ucapan tadi.
Orang yang mengucapkan saran langsung bingung dengan pandangan mata Alseenio, dan ia berkata di dalam hati, “Apakah Bang Nio menyukaiku? Kenapa dia menatapku seperti itu, aku jadi malu~”
Apabila Alseenio tahu isi hati orang tersebut, ia mungkin muntah darah dan tidak segan untuk membanting orang ini ke lantai.
Dalam dua tarikan napas, wajah Alseenio yang tampak serius dan mengandung kemarahan yang terselebung seketika berubah menjadi normal dan ramah.
“Boleh juga sarannya, nanti aku akan mengajak salah satu murid untuk bernyanyi bersama.“ Alseenio memalsukan senyumannya kepada tim Semfack.
“Mantap, Bang Nio!“ Abang MV salut dengan pilihan Alseenio.
Setelah menunggu murid sekolah tertib dan teratur, akhirnya Alseenio dipersilahkan untuk memulai pertunjukkannya.
Perangkat pengeras suara portabel atau Sound system portable diadakan oleh pengurus sekolah beserta dengan mic-nya.
Dikarenakan acara mendadak, pengurus sekolah hanya bisa menyediakan perangkat audio tersebut, Alseenio memaklumi dan menerima, memakai perangkat ini pun tidak apa-apa.
Alseenio menyalakan perangkat pengeras suara, dan mengetes hasil suaranya.
“Tes, tes, satu enam sembilan.“
Setelah beberapa saat dicoba dan diperiksa, suara yang keluar dari perangkat ini sudah cukup jelas dan suaranya dapat didengar oleh barisan murid yang paling jauh di belakang.
“Halo, semuanya!“ Alseenio menyapa mereka semua dengan ramah.
Suara sapaan Alseenio terdengar keras dan jelas di telinga setiap orang yang hadir.
Setelah perkenalan singkat mengenai dirinya, Alseenio langsung masuk ke sesi ajakan untuk bernyanyi bersama.
“Apakah di sini ada yang bisa bernyanyi? Kalau ada yang bisa, boleh angkat tangan, nanti kita bernyanyi bersama.“
Begitu suara Alseenio keluar, semua guru dan murid perempuan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Abang MV yang melihat ini, hanya bisa menggelengkan kepalanya, menepuk dahinya, dan berkata, “Tidak habis pikir.“