NovelToon NovelToon
Dermaga Hati Sang Marinir

Dermaga Hati Sang Marinir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Eirene, seorang model ternama, karena kesalahannya pada malam yang seharusnya dapat membuat karirnya semakin di puncak malah menyeretnya ke dalam pusara masalah baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi istri seorang tentara marinir.

Rayyan, anak kedua dari 3 bersaudara ini adalah seorang prajurit angkatan laut marinir berpangkat kapten, bukan hanya sederet prestasi namun setumpuk gelar playboy dan keluarganya turut melekat di belakang namanya. Tak sangka acara ulang tahun yang seharusnya ia datangi membawa Rayyan menemui sang calon penghuni tetap dermaga hati.

"Pergilah sejauh ukuran luas samudera, tunaikan janji bakti dan pulanglah saat kamu rindu, karena akulah dermaga tempat hatimu bersandar, marinir,"
-Eirene Michaela Larasati-

"Sejauh apapun aku berlayar, pada akhirnya semua perasaan akan berlabuh di kamu, karena kamu adalah dermaga hatiku."
-Teuku Al-Rayyan Ananta-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIAM DAN MEMBATU

Volume air yang beriak bergemuruh hingga ke gendang telinga, meski tak begitu mengganggu pendengaran.

"Bang, sudah tepat di titik koordinat," ucap Rendra sebagai navigator.

"Sedikit depan saja Pram, biar tabur bunga tepat di titik koordinat," sahut Rayyan.

"Siap!"

Tepat di titik koordinat persimpangan rute terbang pesawat komersil Boeing 757-500 dengan tujuan Mana ado, baling-baling dimatikan.

Sebagian para prajurit berbaris rapi di geladak utama, membentuk barisan 4 ke samping dan 3 ke belakang.

"Komando saya ambil alih, rapikan barisan!"

Mereka seirama dalam mengambil sikap. Sementara Rayyan dan kawan-kawan tetap berada di anjungan. Bendera pusaka negri berkibar bebas tertiup angin lautan diantara perairan yang sedikit tenang, dipayungi langit biru nan cerah.

Mulai terdengar isakan dari pihak keluarga korban kecelakaan pesawat di balik kaca mata hitam, wajah yang sedari tadi membawa ketenangan kini basah---air mata tumpah ruah membanjiri pipi. Kejadian lalu, merebut orang terkasih yang belum sempat mereka bahagiakan.

"Hormat grak!"

Drap!

Suara hormat serempak dilakukan termasuk oleh mereka yang berada di anjungan. Pihak keluarga dan perwakilan maskapai melangkahkan kakinya menuju ujung deck, pas menyentuh pagar besi pembatas.

Kini isakan itu semakin kencang terdengar diantara deburan ombak, angin yang berhembus kencang tak mampu mengeringkan air mata yang tumpah.

Pandangan Rayyan terfokus pada si pria tua teman Laksamana. Netra bulatnya mengikuti pergerakan yang tertatih-tatih menuju pagar, tangan tuanya yang memperlihatkan kulit mengeriput mencengkram pagar penuh emosi, ditebarkannya kelopak bunga diantara hamparan air biru yang terseok-seok membawa serta kesedihan dan kerinduan yang teramat dalam.

"Loe tau ngga dia siapa Ray?" bisik bang Esa.

Rayyan menggeleng, "engga bang."

"Emang dia siapa bang?" tanya Pramudya sedikit bergumam takut mengganggu kekhusyuan acara, karena saat ini mereka tengah berada dalam posisi menghormat.

"Beliau Mayor Inf. Rimba Gauhari."

...Deg!...

"What?! Mayor---yang dulu," bahkan Langit sudah tercekat mendengar namanya.

"Mayor Inf Gauhari yang sempat hilang di pertempuran saat mengikuti operasi Penumpasan gerakan tero risme. Dikira gugur namun 5 bulan kemudian ia kembali dengan kaki yang sudah----" Esa menjeda ucapannya, pandangan para perwira muda itu jatuh tertumbuk pada kaki yang telah diganti oleh kaki palsu.

"Beliau terpaksa pensiun dini dan sekarang bermukim di rumah pribadinya di Mana ado," lanjut Esa menatap jauh ke arah perwira yang kini berdiri saja dibantu tongkat.

"Terus beliau kesini buat apa bang?" tanya Rayyan penasaran.

"Hm, entah! Menurut kabar yang berhembus sih putranya adalah salah satu penumpang di daftar manifest Boeing 757-500."

Mereka berohria, "pantes keliatan akrab sama komandan," balas Rendra.

"Mereka temenan?" tanya Rendra lagi.

"Kayanya, coba nanti kamu tanyakan!" kekeh Esa.

"Ngga berani bang!" tawa kecil Rendra.

Semilir angin berebut menerbangkan rambut dan kain yang dipakai Eirene. Tak pernah ada air mata yang tumpah lagi sejak saat itu. Hanya saja, pukulan benda berat yang tak nampak selalu membebani dada membuatnya hancur berkeping-keping.

Honey merangkul wanita ini, seolah memberikan kekuatan.

"Baby,"

"Mereka disana seneng kan honey, bahagia kan?" pertanyaan yang selalu Eirene lemparkan setiap tahunnya di depan laut lepas, waktu 9 tahun tak akan mampu menggerus rasa kehilangan.

"Pasti baby! Pasti!" usapnya di bahu Eirene, dan itu selalu sukses membuatnya ikut menangis.

"Baby," bisik Honey, Eirene selalu menutupi matanya dengan kacamata hitam saat sedang melakukan ini. Tak ingin terlihat rapuh oleh orang lain termasuk honey. Mata adalah jendela hati, siapapun bisa melihat apa yang sedang hatinya rasakan.

"Ya?" Eirene menaburkan segenggam kelopak bunga terakhirnya, "love you, mama--papa. Kalian sudah berada di tempat yang kalian sukai, jangan khawatirin Eyi disini," lirihnya jelas dengan suara yang bergetar.

\#*Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu*

*Selagi masih ada waktu*

*Jangan hiraukan diriku*

*Aku rela berpisah*

*Demi untuk dirimu*

*S'moga tercapai segala keinginanmu*.....

Honey terlihat gusar nan gundah, sepertinya sudah waktunya ia menceritakan sebuah rahasia kecil yang belum Eirene tau.

"Baby, cari tempat makan atau ngopi-ngopi cantik yuk!" ajak Honey. Eirene mengangguk meninggalkan bibir pantai yang ada di ibukota.

"Bang Ray tugas ke luar?" tanya honey.

"Iya," jawab Eirene membuka kembali kacamatanya yang kini sudah bertengger diatas kepala.

Keduanya memilih masuk ke dalam gerai kopi yang ada di dekat sana.

Secangkir Latte dan capuccino ditemani roti panggang menjadi menu cemal-cemil keduanya.

"Eyi--" wajahnya gugup kaya nahan b3rak, tangannya bahkan sudah mencubit-cubit pahanya sendiri di bawah.

"Kenapa sih? Mau minta duit?!" tembak Eirene asal, bibirnya sudah menyeruput Latte pesanannya.

"Ck! Kagak!" decaknya mengikuti gaya bicara nyak Fatimah.

Ia menghela nafas panjang, harus darimanakah ia memulai kisah ini?

"Om Michael sama tante Laras, mengalami kecelakaan saat akan pergi ke Mana ado. Untuk menemui---opah,"

Untuk beberapa saat Eirene terdiam dan membatu layaknya patung. Ia masih belum bisa mencerna ucapan honey.

"Ngga usah ngarang! Eyi ngga punya opah!" ia angkat bicara lalu kembali menyeruput Latte.

"Om Michael dan opah Gau, sudah lama tidak saling berkabar. Ada kesalahpahaman yang terjadi diantara ayah dan putra mengakibatkan keduanya terpisah seperti orang yang tak saling mengenal," honey mengikuti jejak Eirene berhubung tenggorokannya yang terasa seret.

"Sampe sesuatu terjadi---opah Gau seorang perwira tentara baby,"

Uhukkk----uhukk--uhukkk! Kopinya sampai tumpah mengenai baju demi mendengar kabar mengejutkan itu.

"Beliau dikabarkan gugur, om Michael sangat terpukul baby--bagaimana pun opah Gau adalah ayahnya. Tapi rupanya takdir berkata lain, Allah masih sayang opah Gau, sebuah keajaiban terjadi---5 bulan kemudian beliau diberitakan pulang ke markas angkatan laut!"

Dipandangnya Eirene yang sudah terlihat syok, untuk berkedip saja wanita itu sulit, "bersamaan---dengan kamu yang akan mengikuti karantina audisi next top model di negri singa putih. Sebenernya om Michael sama tante Laras ambil jadwal penerbangan rute Ibukota--Mana ado, sebelum ke negri singa putih. Tapi naasnya---"

Honey menatap mata wanita itu penuh kemalangan dan kesedihan.

Flashback on

🌟 Ibukota---Desember, 200X

Suara sepatu pantofel bergema di lorong rumah diantara kesunyian, langkahnya cukup cepat karena tergesa, mencari dimana sang istri berada.

Sayup-sayup terdengar suara cekikikan perempuan oleh pendengarannya.

"*Mama, Eyi lolos buat masuk karantina* !!!!!" teriak Eirene dari ujung sambungan telfon. Saat itu, gadis ini sedang berada di negri singa putih bersama Redi Baskoro, demi mengikuti ajang next top model. Di usianya yang masih sangat belia dan sela-sela sekolahnya, Eirene mampu bersaing dengan ribuan model yang ada di tanah air, bahkan dunia demi melenggang ke negri Mode bermodalkan pengalaman jadi bintang iklan cilik dan fisik mumpuni.

"Alhamdulillah! My lovely--lovely bakalan jadi model! Lovely-nya mama udah makan?" tanya mama Laras berseru.

"Belum ma, honey lagi pesen tuh di meja kasir!" jawabnya.

Terdengar pula suara honey yang berteriak disana.

"*Eyiii! Laksa apa Tom Yum*?"

"Laksa aja honey! Ma, udah dulu ya! Eyi mau makan. Salam buat papa---pokoknya sebelum karantina, mama sama papa harus kesini, love you all! Muach--muach--muach!"

Tuttt---tuuttt---

Eirene menutup panggilannya sebelum mamanya menjawab.

"Kebiasaan," decak mama Laras terkekeh menaruh ponselnya, pandangannya jatuh pada sesosok pria yang sejak tadi memperhatikannya di ambang pintu dengan senyuman khasnya yang bikin hati bergetar.

"Anakmu pap! Kebiasaan banget suka matiin telfon seenak jidat. Eyi lulus karantina di singa putih! Dia calon bintang Internasional," ia bangkit dari duduknya, ada senyum lebar nan bangga dari wajah wanita cantik itu. Michael tertawa seraya memeluk pinggang sang istri, "*like daughter like father*."

"Alhamdulillah!" tambah Laras.

Ditatapnya sang istri lekat-lekat dengan penuh makna, seolah mengerti dengan sorot mata itu, Laras bertanya, "apa?"

"Ayah," jawabnya pelan, Laras memandang menunggu lanjutan cerita.

"Ayah masih hidup, dia selamat---" matanya berkaca-kaca demi mengatakan itu, ia menyesal lebih percaya egonya. Sama-sama keras kepala dan tak ada yang mau mengalah itulah sifat buruk keduanya, saling memaksakan kehendak pada satu sama lain hingga terjadi kesalahpahaman dan tak saling bicara untuk waktu yang lama.

Sudah 1 bulan yang lalu Rimba Gauhari pulang, dan terpaksa pensiun dini karena keadaan.

"Kalau begitu ini waktunya kamu minta maaf pap, sama ayah." Senyum menenangkan Laras selalu mampu meluluhkan hati Michael.

"Tapi Eyi?" alisnya terangkat sebelah.

"Sebelum kita ke negri singa putih, kita ke Mana ado dulu menemui ayah, sekaligus minta do'a dan restu ayah untuk Eyi---nanti selepas dari sana, bilang pada Eyi kalau dia masih memiliki opah!" pria itu membawa tangan wanitanya ke dalam genggaman.

"Allah begitu sayang padaku, ia memberikan kesempatan kedua untuk aku dan ayah memperbaiki hubungan juga keadaan," imbuh Michael.

.

.

.

.

.

1
Ratna
kangen klan ini.. udah ke berapa kali baca.. tapi tetep ngangenin... makasih author ❤️
Furi Handayani
mantu2nya umi Salwa garang oeeyyy.. best women👍
Mama lilik Lilik
cerita yang menarik dan sangat good
kejora
Luar biasa
Mama lilik Lilik
maksudnya ma3jne apa ya Thor,maaf kalo saya gak tau🙏🏼
Ruzita Ismail
Luar biasa
Nuy
Dasar suami gada ahlak🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
😭😭😭
Nuy
Dasar syaaaraaaaffffff rayyan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nuy
Eyi baik banget dah 😅😅
Nuy
Eyi emang antik 😅😅😂😂🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Fiani Arifin Arifin
Luar biasa
Tiwi
o
fajar Rokman.
AQ kangen Abang Rayyan bpknya si cimoy
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁4
Rahma Lia
Senang deh bacanya,rasanya mau ngulang2 terus bacanya,,,aku terrayyan rayyan terlovely lovely deh kayanya.
Lisa
🤣🤣🤣🤣🤣
Lisa
cimoyyyy🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!