Sierra Leona, adalah gadis yang sepanjang hidupnya selalu berusaha menjadi seorang putri yang baik bagi keluarganya, terutama sang ayah. Tetapi apapun yang ia lakukan, akan selalu salah dimata sang ayah.
Gadis cantik, baik hati, dan penurut itu.. Selalu di kucilkan oleh ayahnya, tidak hanya di kucilkan, ia bahkan sering kali menerima tamparan apabila sang ayah merasa Sierra membuat kesalahan, dan itu atas hasutan ibu tirinya.
Pada usia 5 tahun, ibunya meninggal dunia karena menyelamatkan nyawa Sierra kecil yang hampir tertabrak. Dan sang ayah menyebut Sierra sebagai pembunuh sejak saat itu.
Sierra tumbuh besar tanpa kasih sayang sang ayah, ayahnya tidak pernah sedikitpun menaruh rasa kasihan kepadanya, bahkan hingga di detik terakhir hidup Sierra. Sierra di jatuhi hukuman mati atas tuduhan pembunuhan pada adik tirinya. Ternyata Tuhan berbaik hati kepadanya, Sierra terlahir kembali dan membalaskan dendamnya dan membalik keadaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 34. Orang tua egois 2.
Daniel bangun dari duduknya, dan menatap Sierra.
' Aku pikir dia sedang mencari perhatianku, rupanya dia menganggapku lawan nya. Sebenarnya kebenaran apa yang dia maksud?.' Batin Daniel.
Sementara itu Sierra berjalan masuk kedalam rumahnya, dan rupanya sudah ada Arthur disana.
" Sayang.. Kamu datang." Ucap Sierra manja. Arthur sampai mengernyit bingung dengan kelakuan kekasihnya itu.
Saat Arthur mengikuti arah pandang Sierra, rupanya ada Julia disana.
" Sierra, kamu tidak sopan sekali duduk diatas tuan Arthur. Dia pasti kelelahan, kamu tidak pengertian sekali." Ucap Julia.
" Sayangnya kekasihku lebih menyukai aku seperti ini." Ucap Sierra dan mengalungkan kedua tangan nya di leher Arthur.
" Bagaimana kamarmu, Sudah jadi?" Ucap Arthur yang juga mengalungkan kedua tangannya di pinggang Sierra yang tengah duduk diatas pangkuannya itu.
" Sudah, sangat bagus dan sangat berbeda dengan kamar serasa taman kanak kanak sebelumnya." Ucap Sierra.
Julia yang mendengar kamar Carine sebelumnya di katai mirip taman kanak kanak pun emosi. Tetapi ia menahannya dan ikut duduk di sofa seberang Sierra dan Arthur.
" Tuan Arthur, mengingat kamu adalah kekasih Sierra.. Apakah aku boleh meminta bantuanmu.?" Ucap Julia memberanikan diri.
" Kau mau menggunakan aku sebagai alat jual beli.??" Ucap Sierra dingin.
" Bukan begitu Sierra, ibu hanya ingin meminta bantuan kepada tuan Arthur. Lagi pula jika tuan Arthur sungguhan bersama denganmu, bukankah artinya ia adalah saudara ipar Hailey dan Carine.?" Ucap Julia tak tahu malu. .
" Jika mereka adalah saudari kandungku maka jawabannya benar, tetapi sayangnya mereka hanya saudari tiri, jadi salah." Ucap Sierra.
" Sierra, aku meminta bantuan kepada tuan Arthur, bukan kepadamu." Ucap Julia.
" Tsk.. " Ucap Sierra memutar bola matanya malas.
" Bagaimana sayang? Kau mau menolong kedua saudari tiriku yang selama ini sering menistakan aku.?" Ucap Sierra kepada Arthur.
" Sierra kau.."
" Tidak mau." Ucap Arthur memotong ucapan Julia.
" Tuan Arthur, kamu jangan langsung percaya begitu saja kepada Sierra, selama ini kami selalu memperlakukannya dengan baik." Ucap Julia.
" Ck..ck..ck.. Tidak tahu malu." Ucap Sierra.
" Nyonya Julia, tidak ada yang bisa di lakukan oleh anda mengenai kedua putri anda. Mereka telah melakukan begitu banyak kesalahan apakah kau pikir mereka bisa bebas.?" Ucap Arthur.
" Bukankah keluargamu memiliki banyak koneksi.?" Ucap Julia.
" Lalu.. ?" Ucap Arthur.
" Aku mohon bantulah calon mertuamu ini." Ucap Julia.
" Astaga, benar benar tidak punya malu. Oh, aku penasaran.. Apakah dengan cara seperti itu juga kau membodohi ibuku selama ini? Dengan mengemis dan penuh drama, membuat orang lain iba?? " Ucap Sierra.
DEG.!!
Julia terkejut.
' Mengapa Sierra membahas Sophia.?' Batinnya.
Dan disaat itu juga, Daniel memasuki ruangan, dan Daniel mendengar apa yang Sierra katakan.
" Tuan Daniel, ada apa dengan anda. Anda terlihat sangat kacau." Ucap Arthur yang melihat Daniel di belakang Julia.
Julia jadi semakin pucat saja, ia takut Daniel mendengar apa yang Sierra katakan, walau sayangnya Daniel memang sudah dengar.
" Hanya terjatuh dari kuda, Julia suruh pelayan membuatkan Arthur minuman." Ucap Daniel.
" Ah, baik.. " Ucap Julia, ia langsung bangun dan berlari kebelakang.
" Apakah ada yang ingin anda bicarakan tuan Daniel.??" Tanya Arthur.
Daniel melihat Sierra yang tampak acuh tak acuh duduk di atas pangkuan Arthur sembari memainkan kukunya.
" Sierra, kita perlu bicara." Ucap Daniel.
" Bicara saja disini, aku takut kau memukulinya seperti yang sebelum sebelumnya." Ucap Arthur.
Sierra menatap Arthur dan tersenyum manis.
" Kamu terbaik.." Bisik Sierra, dan Arthur mengeratkan lingkaran tangan nya di pinggang Sierra.
" Tidak, aku hanya ingin berbicara beberapa hal padanya." Ucap Daniel.
" Bagaimana sayang?" Tanya Arthur sembari mengelus rambut panjang Sierra.
" Oke.." Ucap Sierra.
Sierra bangun dari pangkuan Arthur, lalu mengikuti Daniel menuju kamar saat Daniel masih bersama Sophia dulu.
" Kenapa harus di kamar ini?" Ucap Sierra.
" Tidak apa apa, bukankah kau merindukan kamar ini juga?" Ucap Daniel.
" Apakah setelah aku todong menggunakan belati tadi, kau jadi terkejut dan gegar otak?" Ucap Sierra.
" Kau lahir dari rahim wanita yang sangat aku cintai Sierra, tetapi kau tidak memiliki sedikitpun sifat baiknya." Ucap Daniel..
" Bukan aku yang tidak baik, tapi kau yang buta. Sudahlah! apa yang ingin kau bicarakan hingga membawaku kemari?" Ucap Sierra.
" Bantulah Carine dan Hailey agar bebas. Arthur memiliki semua koneksi dalam, dia pasti bisa melakukannya. Dan aku akan memperkenalkanmu sebagai putri kandungku di depan publik, lalu mencoba menerimamu sebagai putriku." Ucap Daniel.
Sierra diam, ia tidak lagi mengerti apa yang harus dilakukan agar pria yang adalah ayah kandungnya itu sadar bahwa dia telah memelihara pembunuh beserta putrinya.
Jika ditanya apakah Sierra tidak sakit hati, jawabannya adalah sangat..sangat.. Sakit. Ayah kandungnya itu, lagi lagi melindungi kedua putri tirinya.
" Aku tidak mau!" Ucap Sierra tegas.
" Kau! Ini adalah pertama kalinya aku meminta bantuan kepadamu Sierra. Tidakkah kau berpikir untuk membalas budiku?" Ucap Daniel.
" Budimu? Yang mana?? " Ucap Sierra dengan wajah bertanya tanya.
" Dengar, pertama aku tidak pernah berhutang budi padamu. Biar aku beri tahu kau sesuatu tuan Daniel Leon. Aku, Sierra Leona.. Tidak pernah hidup dari uangmu. Aku tinggal disini dulu dijadikan sebahai pelayan, namun tidak menerima gaji. Aku bekerja paruh waktu diluaran sana, agar aku bisa menghidupi diriku sendiri." Ucap Sierra emosinoal.
" Kedua, aku tidak butuh kau anggap aku sebagai putrimu lagi. Sejak saat ibuku meninggal, kau sudah membuangku. Yang artinya kau tidak menganggap aku sebagai anakmu lagi, tidak perduli dengan apapun yang aku lakukan, atau ketiga wanita kesayanganmu itu lakukan kepadaku." Ucap Sierra dengan nafas memburu.
" Aku besar dengan diriku sendiri, sekarang kau mengungkit budimu? Katakan kepadaku, budi mana yang harus aku balas.?? " Ucap Sierra.
Daniel terkejut, ia memang tidak pernah peduli dengan apapun yang Sierra lakukan. Setelah kematian Sophia, Daniel benar benar menyalahkan Sierra dan mengucilkannya. Tidak pernah mau mendengar apapun kabar tentang Sierra, bahkan saat Sierra sakit dan hingga hampir meninggal karena demam terlalu tinggi.
Yang membesarkan Sierra selama ini adalah Tio.. Pria itu yang selalu memperlakukan Sierra dengan baik, hingga ia rela tidak menikah dan bertahan bekerja di rumah Daniel.
" Jika kau berbicara tentang budi, yang seharusnya mendapatkan balasan budi dariku itu adalah paman Tio, dia yang membesarkan aku setelah kau membuangku 15 tahun yang lalu." Ucap Sierra lagi.
Sierra yang begitu emosi dan terguncang itu akhirnya keluar dari kamar Daniel. Dan Saat membuka pintu, Ia terkejut melihat Arthur berdiri disana.
Sierra langsung berhambur kedalam pelukan Arthur, dan menangis dalam diam. Walau Sierra tidak terisak, tetapi Arthur tahu Sierra menangis.
" Anda benar benar tidak pantas menjadi seorang ayah tuan Daniel. Aku beri saran kepadamu, ada baiknya anda menyelidiki masalalu." Ucap Arthur.
Arthur menggendong Sierra yang yang menyembunyikan wajahnya di dada Arthur. Dan dengan langkah lebarnya, Arthur membawa Sierra pergi dari kediaman itu.
TO BE CONTINUED...