NovelToon NovelToon
Anak Kembar CEO Amnesia

Anak Kembar CEO Amnesia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / CEO Amnesia
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Clara mengetahui dirinya mengandung setelah bercerai dengan suaminya Bara yang menikah dengannya di saat pria itu mengalami amnesia.Clara akhirnya melahirkan dua anak laki-laki kembar.
Di saat sedang membawa kedua bayinya jalan-jalan di taman, Clara kehilangan salah satu bayinya yang ternyata ditemukan oleh Bara, sang mantan suami. Bara yang biasanya tidak terlalu menyukai anak kecil, entah kenapa dia menyukai bayi yang ditemukannya dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Setelah besar, anak-anak yang dilahirkan Clara ternyata memiliki IQ tinggi.Tanpa sengaja anak-anak kembar itu bertemu di suatu tempat, karena suatu hal akhirnya mereka berdua bertukar posisi.Yang bersama Clara,tinggal dengan Bara dan begitu juga sebaliknya. Di saat sedang bertukar posisi,mereka mengetahui sebuah rahasia.
Rahasia apakah itu? apakah anak kembar itu akan berhasil mengungkapkan rahasia itu dan menyatukan kembali Clara dan Bara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membeli sesuatu?

"Pak Jono uangnya sudah masuk belum?" tanya Bima, ketika mereka sudah keluar dari rumah sekitar 15 menit yang lalu.

"Tunggu sebentar, Tuan muda. Aku cel dulu!" Jono menepikan mobilnya setelah itu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.

"Sudah, Tuan. Wah ini mah jumlahnya cukup banyak, Tuan!" Jono berdecak kagum melihat jumlah uang yang baru saja dia baca di SMS bankingnya.

"Serius?" Bima memiringkan kepalanya agar bisa melihat jelas handphone Jono yang diarahkan padanya. " Wah, ternyata dia benar-benar pintar ya," ucap Bima memuji Bimo, tanpa menyebut nama adik kembarnya itu, karena walaupun Jono ada di pihaknya, dia sama sekali belum memberitahukan kalau sebenarnya dia bukan Bimo melainkan Bima. Jadi, Bima hanya mengatakan kalau dia punya teman yang ahli membobol kartu kredit.

Ya, hal yang diminta oleh Bima dilakukan oleh Bimo tadi adalah membobol kartu kredit milik Tania, dan mentransfer sebagian uang itu, karena memang, Transfer uang dari kartu kredit dibatasi hanya bisa 40 persen atau 50 persen dari limit kartu kredit yang tersisa. Berhubung dia tidak memiliki rekening, makanya dia memutuskan untuk menggunakan nomor rekening Jono. Kenapa Bima meminta Bimo melakukan hal itu,itu karena dia memang membutuhkan uang untuk membeli sesuatu. Sedangkan kalau meminta pada Bara, pasti akan membuat papanya itu curiga sehingga bisa membuat misinya gagal.

"Jadi kita jadi pergi membeli benda itu, Tuan muda?" Jono kembali buka suara, sebelum menjalankan mobilnya kembali.

"Jadi dong. Sudah terlanjur basah, ya berarti kita harus mandi sekalian," ucap Bima dengan sangat yakin.

Jono menganggukkan kepalanya dan melajukan mobilnya kembali.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tristan dengan semangat dan raut wajah yang berbinar menuruni anak tangga. Anak laki-laki itu begitu bahagia karena salah satu tugasnya sudah selesai dengan hanya memindahkan dari buku tugas Bima. Anak itu benar-benar merasa yakin kalau rencananya hari ini benar-benar berjalan mulus karena buku Bimo juga sudah dia kembalikan ke posisi semula.

"Emm, kamu sepertinya sangat bersemangat. Apa tugasmu sudah selesai?" tegur Elva dengan mata yang memicing.

"Sudah dong,Oma! tapi memang belum seluruhnya, karena kan banyak. Jadi, besok aku lanjutkan lagi," sahut Tristan dengan nada riang.

"Tapi kamu menyelesaikannya dengan baik kan? tidak asal-asalan kan?" Elva terlihat tidak percaya begitu saja.

"Iya, Oma. Kali ini aku yakin pasti benar. Aku sudah berusaha mengerjakannya dengan baik dan teliti," Tristan berusaha menyakinkan Elva.

"Tristan benar,Ma. Dia memang sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Aku juga selalu ada mendampinginya tadi," Tania menimpali ucapan Tristan sembari menuruni anak tangga.

Elva mengangguk-anggukkan kepalanya dan kemudian tersenyum. "Bagus deh kalau begitu. Oma juga ikut senang. Pokoknya besok juga harus begitu,"

"Siap, Oma!" dengan semangat Tristan menyahut sembari membuat gerakan menghormat. Kemudian anak kecil itu menoleh ke arah Tania. Keduanya saling tersenyum, merasa bahagia bisa mengelabui Elva.

Di saat bersamaan, tampak Bara masuk ke dalam rumah dengan raut wajah datar seperti biasa. Tangannya mengangkat tas kerja, sementara jasnya tersampir di tangan kirinya.

"Sore,Papa!" sambut Tristan dengan raut bahagia, menghambur ke arah Bara.

"Oh,Sore juga!" Bara berusaha untuk tersenyum ke arah Tristan.

"Tumben sudah pulang, Mas?" Tania juga mengikuti jejak Tristan yaitu menghampiri Bara. Tangannya terjulur hendak meraih tas dan jas yang ada di tangan Bara. Namun, dengan halus Bara menghindari apa yang hendak dilakukan oleh Tania dengan langsung meletakkan tas kerja dan jasnya ke atas sofa. Tentu saja, apa yang dilakukan oleh Bara membuat Tania mengerucutkan bibirnya.

"Bimo di mana?" Bara mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Bimo.

"Apaan sih, Mas? pulang-pulang kenapa langsung mencari dia? lihat tuh, anak kamu jadi sedih kan?" protes Tania sembari menunjuk ke arah Tristan.

"Yang dicari itu orang yang tidak ada,bukan yang ada. Jelas-jelas yang tidak ada di sini itu Bimo, jadi sudah pantaskan aku menanyakannya?" sahut Bara dengan dingin.

Tania terlihat semakin meradang. "Iya, aku tahu itu. Tapi seharusnya, Mas tanya dulu Tristan,apa yang dia lakukan hari ini? bagaimana dia menghabiskan waktu? dia sudah makan atau belum? atau apa keinginannya?, segitu banyak yang harus ditanyakan walaupun itu hanya sekedar basa-basi, Mas. Tidak ada salahnya kan menyenangkan hati anak. Kamu bertanya seperti itu, pasti Tristan senang, dan merasa diperhatikan," tutur Tania panjang lebar.

Bara menarik napas dan mengembuskannya kembali ke udara. Setelah melakukan hal itu,Tania berpikir kalau Bara akan melakukan seperti yang dia minta, ternyata apa yang dia pikirkan salah. Suaminya itu justru Tetap diam sembari menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Bara, kenapa kamu diam saja,Nak? apa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan istrimu? apa yang dikatakannya itu benar. Sebagai seorang ayah, sudah seharusnya kamu memperhatikan anakmu," Elva yang merasa kasihan melihat raut wajah kesal Tania, buka suara.

Mendengar pembelaan mama mertuanya yang menurutnya sekarang sudah kembali memihaknya, membuat bibir Tania menyunggingkan senyum.

Bara tidak menjawab sama sekali ucapan mamanya. Pria itu mengalihkan tatapannya ke arah Tristan yang juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu dan memelas. Melihat tatapan itu, membuat Bara seketika merasa bersalah.

"Apa aku sudah menjadi seorang ayah yang kejam? apapun yang aku rasa pada mamanya, tidak seharusnya dia juga mendapat perlakuan yang sama," batin Bara dengan tatapan yang masih tetap di titik yang sama.

"Sini, Nak!" panggil Bara akhirnya, hingga membuat senyum di bibir Tristan langsung merekah.

Tristan dengan bahagia menghampiri Bara. Dengan bahagia dan penuh semangat, Tristan pun menjawab apa saja yang ditanyakan oleh Bara, karena itu memang pertama kalinya sikap Bara seperti itu.

"Jadi, tugas yang dikasih wali kelasmu tadi sudah selesai?" tanya Bara setelah Tristan berhenti bercerita.

"Belum semua sih,Pa. Soalnya banyak. Tapi aku sudah menyelesaikan sebagian dan aku yakin kali ini pasti benar," sahut Tristan.

Di saat bersamaan,Bima yang baru saja pulang masuk ke dalam rumah. Matanya memicing melihat kedekatan Bara dengan Tristan. Sementara itu, Tania menatap Bima dengan tatapan mengejek. Seakan dia merasa menang dari Bima.

"Bimo, kenapa kamu baru pulang, Nak? sudah dapat buku yang kamu cari?" Bara berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Bima. Ya, sebelum keluar tadi, Bima lebih dulu izin pada Bima dengan mengirimkan pesan.

"Sudah, Pa. Ini bukunya," Bima menunjukkan buku yang ada di tangannya.

Melihat interaksi Bara dan Bima tentu saja membuat Tania kembali jengah.

"Tristan, bukumu tadi sudah kamu simpan dengan baik kan? kali ini, Mama yakin tidak akan ada yang bisa meremehkan kamu lagi, dengan menganggap kamu bodoh. Karena kamu itu keturunan Prayoga yang sama sekali tidak ada yang bodoh!" dengan sengaja Tania meninggikan suaranya agar Bima tahu kalau putranya sudah menyelesaikan sebagian tugasnya.

Bima seketika tersenyum smirk dan merasa tidak peduli dengan sindiran Tania.

"Pa, aku ke kamar dulu ya! aku mau menyimpan buku ini dulu," Bima mengayunkan kakinya setelah Bara menganggukkan kepalanya dan tentu saja Bima tidak lupa pamit juga pada Oma Elva.

Setelah Bima naik, Tristan kembali buka suara dengan riangnya menceritakan semua perjuangannya dalam menyelesaikan soal-soal, untuk mendapatkan pujian dari sang papa. Sementara itu, Tania juga tersenyum bahagia melihat hal itu.

"Yakin kalau itu semua murni kamu yang kerjakan? atau kamu hanya memindahkan saja?" tiba-tiba Bima sudah turun kembali.

Semua mata sontak menatap ke arah Bima yang terlihat tersenyum misterius.

"Bimo, apa maksudmu mengatakan seperti itu, Nak?" tanya Bara dengan mata yang memicing.

"Dia tidak menyelesaikan sendiri tugasnya, Pa. Dia hanya memindahkan dari bukuku," jawab Bima dengan santai.

"Hei, jangan memfitnah! bilang saja kamu iri kan melihat Tristan dekat dengan papanya?" pekik Tania dengan tatapan sinis.

Bima kembali tersenyum dan mengayunkan kakinya melangkah mendekat ke arah papanya.

"Aku tidak fitnah, Tante. Aku juga tidak merasa iri sama sekali. Hanya saja aku tidak akan pernah berani berbicara seperti itu kalau aku tidak punya bukti. Ini buktinya!" Bima menunjukkan sebuah video rekaman di mana Tristan dan Tania masuk ke dalam kamarnya dan mengambil buku Bima.

"Ka-kamu ...." Wajah seketika berubah pucat sehingga tidak bisa berkata-kata.

"Kenapa, Tante? kaget? aku tidak sebodoh itu, Tante. Sebelum keluar, aku sengaja memasang kamera di kamarku, untuk mengantisipasi kalau Tristan berbuat curang," jelas Bima dengan santai dan dibarengi dengan seringaian licik.

"Tania!" pekik Elva dengan tatapan yang berapi-api.

"Ibu seperti apa kamu, yang memberikan contoh yang tidak baik pada anakmu sendiri, hah! kamu benar-benar ibu yang tidak becus!" suara Bara menggelegar, membuat Tania seketika beringsut ketakutan demikian juga dengan Tristan.

Tbc.

1
Agoda fraund
bima selalu cerdas
Agoda fraund
pingsan karena terlalu senang
Agoda fraund
yah jadilah kalian tahan seumur hidup dengan pasal berlapis
Agoda fraund
banyak rahasia yg blm terungkap ini
Agoda fraund
penjarakan Tania dan dito seumur hidup.antarkan Tristan kerumah PP Tania biar mereka yg mengasuh
Vira Zulfiyanti
🤣🤣🤣
Agoda fraund
keturunan Prayoga yang genius.tp penasaran kenapa bima tidak sekalian ungkap jati dirinya ya ke bara
Agoda fraund
bima cocok jadi pemimpin di perusahaan bara
Agoda fraund
yes bara . keluarkan semuanya isi memorimu.
Agoda fraund
yes dari saya bima
Agoda fraund
cerdas kau bima
Agoda fraund
cepat Thor ungkap siapa tristan biar beres dan ditendang tania.tristan si supir.masukka kepenjara
Agoda fraund
kalau bukti sudah lengkap .bisa surat wasiat dibatalkan.mau Bu Tania membuat wasiat tanpa sepengetahuan bara apa pantas itu Bu elva
Agoda fraund
cemburu tidak pada tempatnya satya
Agoda fraund
pintar bima Bimo mau menyatukan ibu bapaknya.
Vira Zulfiyanti
🤣🤣🤣
Agoda fraund
bima keren
Agoda fraund
8 untukmu bima
Agoda fraund
keren kau bima
Agoda fraund
keren bimo.lanjudkan penyelidikanmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!