Note : Ini hanya cerita biasa. Tentang seorang gadis SMA yang menjadi idola. Tentang bumbu dalam masa remaja. Tentang Pertemanan dan Persahabatan. Juga tentang cinta dan rasa cemburu yang berlebihan.
Grrycia Kiana. Bintang SMA Ghalapagos. Selain pesonanya yang cantik dan memikat, ia juga merupakaan siswi centil yang cukup cerdas meski sering berbuat sesuka hatinya.
Ia bebas membiarkan dirinya menikmati masa SMA-nya tanpa perduli dengan percintaan.
But! Lain ceritanya setelah ia berjumpa dengan Pak Andreas. Guru Fisika muda tampan yang memikat hatinya.
Mampukah pesona Grrcya memikat Guru tampan itu?
Akankah keduanya bersatu dan menepiskan status sebagai seorang Guru dengan Murid?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Yulian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghindar
Sudah beberapa hari ini Grrycia menjauhi Pak Andreas dan tentu saja membuat Pak Andreas heran bukan main. Pasalnya, ia belum mengerti penyebab kebencian Grrycia padanya
Bahkan Pak Andreas juga merasa heran karena sudah beberapa hari ini Grrycia tidak memesankan coffee untuknya di kantin
Dan Pak Andreas fikir, keputusan sikap Grrycia itu benar benar di luar kendalinya, di luar dugaannya.
Tentu saja hatinya bertanya tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi pada anak didiknya itu
Saat di acara syukuran Mbak Wulan pun, ia sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun pada Pak Andreas, bahkan ia pulang begitu saja tanpa berpamitan. Dan itu sungguh membuat Pak Andreas bingung
Meskipun begitu, Pak Andreas juga tidak bisa apa apa. Secara untuk bertanya kepada Grrycia tentang sesuatu yang menyangkut pelajaran pun ia enggak meladeninya, apalagi jika ini menyangkut masalah pribadi.
Dengan segala caranya, pasti ia mampu menghindari Pak Andreas
**
"Neng, tidak memesan coffee untuk Pak Andreas?"
Tanya ibu Nia sambil meletakan segelas minnuman di samping Grrycia
Grrycia menghela nafas,
mendadak ia jadi kehilangan selera makannya ketika mengingat Pak Andreas
Ya, sekarang Grrycia memang sedang di kantin, menikmati mie bakso yang sudah terlanjur menjadi menu favoritnya jika di sekolah. Tentu saja bersama dengan Mona yang juga always bersama Bima di sampingnya
Seolah Bima itu Adalah bodyguardnya.
Dan Grrycia juga seakan menjadi obat nyamuk diantara dua kunyuk itu
"Sudah satu minggu loh neng. Lebih malahan "Sambung Ibu Nia
Grrycia hanya menoleh, kemudian tersenyum
"Nggak usah deh Bu, kan dia juga bisa pesen sendiri" Sahut Grrycia dengan kalemnya
Bu Nia manggut manggut, kemudian permisi berlalu kembali ke tempatnya.
Ia merasa ada yang tidak beres dengan hubungan Grrycia dan Gurunya itu, sehingga tidak ingin membuat Grrycia kesal. Padahal Ibu Nia memang sudah terlanjur merusak mood Grrycia
Apa tindakan Grrycia menghindari Pak Andreas salah?
"Udah lah, nggak usah terlalu di fikirin neng" Goda Mona yang dengan acuh tak acuh terus melahap mie bakso nya
Grrycia menoleh, kesal.
Ikut kesal juga karena ada Bima, padahal Grrycia tidak suka jika Mona sedang bersamanya dan Mona malah mengajak Bima
Hal yang wajar memang jika mereka terus bersama sama toh mereka adalah pasangan kekasih, hanya saja mereka tidak memikirkan perasaan Grrycia sebagai Jomblo Abadi
Jomblo Abadi yang konsisten dengan komitmennya.
Meskipun banyak yang ingin menjadi kekashinya, tapi Grrycia tidak yakin jika mereka mampu membuat Grrycia benar benar jatuh cinta.
Terutama setelah tindakan Pak Andreas yang membuatnya terluka dan amat kecewa
Membuat ia semakin rapat menutup pintu hatinya
"Bim, Mona udah kamu kasih sun belum?" Tanya Grrycia yang tau tau mengalihkan pembicaraan dan balas menggoda Mona
Tentu saja Mona terkejut dengan ucapan Grrycia, heran. Mengapa anak itu mendadak jadi amat menyebalkan
Bima menoleh ke arah Mona yang pura pura sibuk dengan makanannya
"Always everyday" Sahut Bima dengan gilanya dan semakin membuat Mona merona. Tentu saja membuat Grrycia puas dan tertawa dengan kemenangannya
"Kalau kamu sun di depan aku. Berani enggak?" Goda Grrycia lagi yang semakin menjadi jadi. Rasanya Mona ingin sekali melempar Grrycia dengan mangkok di hadapannya
Kembali Bima menoleh pada Mona yang terus pura pura sibuk dengan makanannya
"Kalau aku sih berani, nggak tau Mona nya mau apa nggak" Sahut Bima yang langsung di balas tatapan tajam siap membunuh oleh Mona.
Ia masih diam, namun hatinya masih menggerutu mengutuki Grrycia yang balik menyerangnya
"Yasudah deh, nanti saja kalau di kamar"
Sahut Bima sambil memegang dagu Mona, menggodanya. Padahal mata Mona sudah merah menyala bagai api yang siap melalapnya
Ia juga berfikir bahwa Bima malah ada di pihak Grrycia dan ikut menggodanya
Tapi perlahan juga meneduh dan malah tersenyum, luluh oleh Bima kekasihnya itu.
Anak anak yang kebetulan ada di kantin biasa saja, seolah sudah terbiasa dengan pemandangan macam itu
Grrycia jadi kesal sendiri. Mereka terlalu *f*ulgar. Bahkan Grrycia pernah memergoki keduanya yang sedang berciuman di ruang ganti Olahraga. Bukankah Berlebihan?
Sama sekali tidak melihat situasi, tidak melihat tempat
Nanti akan Grryc suruh Pak Jono memasang CCTV di setiap sudut sekolah. Biar para siswa/i yang berpacaran tidak semena mena menggunakan segala tempat untuk berpacaran.
Enak saja Ghalapagos dijadikan tempat mesum
"Bim, lapangan yoo"
Ajak Tama yang baru muncul dari arah lapangan dengan bola basket di tangannya, wajahnya berkeringat
Tapi ia nampak terlihat tetap tampan.
Entahlah, rasanya, lelaki memang akan terlihat lebih tampan jika berkeringat, atau sedang tertawa
"Ayo" Sahut Bima yang langsung mengiyakan
"Aku ke lapangan yah. Inget, kamu belum bagi aku jatah hari ini" Sambungnya, kemudian cepat menyusul Tama ke lapangan sebelum Mona mengamuk. Sebelumnya ia juga mengelus puncak kepala Mona dengan lembut
"Isshhh..." Gerutunya
"Brengsek kamu Grrycia" Sambungnya yang kemudian mengutuki Grrycia
Grrycia acuh sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan Mona tetap ngoceh ngoceh, tidak jelas, dan Grrycia, gadis cantik yang merasa tidak bersalah itu hanya diam tak memperdulikannya
Jujur, hati kecilnya merasa iri pada Mona yang tampak bahagia dengan pasangannya. Sedangkan ia sendiri sampai sekarang masih single karena terus menolak orang orang yang ingin jadi kekasihnya
Pak Andreas yang diinginkan nya justru malah semakin membuat Grrycia kuat bertahan dengan prinsip itu
Apa salah jika Grrycia membenci Pak Andreas?
Apa salah jika Grrycia menghindari orang yang sudah melukai hatinya?
Grrycia rasa tidak.
Justru jika Grrycia memaksakan diri untuk tetap terus bersama Pak Andreas, maka itu hanya akan terus menyakiti dan menghancurkan perasaanya. Ikhlas pun ia tidak bisa
"Hari ini kamu ekskul, Grryc?"Tanya Mona kemudian.
Dan Grrycia tidak tau, kapan Mona berhenti mengoceh
Tak lama. Pak Andreas datang dan langsung duduk tepat di meja samping sebelah Grrycia.
"Enggak. Aku keluar dari ekskul musik"
Sahut Grrycia dengan cueknya, tidak perduli jika pak Andreas mendengar apa yang di ucapkannya barusan. Malah Grrycia berharap Pak Andreas memang mendengarnya
"Kenapa?"
"Bosen" Grrycia menyahut cepat, tak perduli meskipun ada pak Andreas di samping mereka
Jangan ditanya. Tentu saja Pak Andreas terkejut mendengar pernyataan Grrycia.
Sampai sebenci itukah Grrycia padanya?
Sampai dia keluar dari kegiatan ekskul yang di bimbingnya. Bahkan dia juga sudah beberapa hari tidak mengerjakan tugas darinya. Dan sudah dua hari pula dia bolos, tidak masuk dalam pelajaran Pak Andreas. Cukup membuatnya sedikit resah memang.
"Yudahlah, kalau emang udah bosen, jangan di paksain" Sahut Mona, seakan juga sama seperti Grrycia. Tidak perduli meskipun ada Pak Andreas yang pasti mendengar percakapan mereka
Grrycia diam
Yasudahlah, tidak usah di perpanjang
**
Setelah selesai makan, Grrycia membayar,
berdiri di samping Pak Andreas yang juga sedang membayar coffee nya.
Mona sudah meluncur ke lapangan menyusul Bima, barang kali mau memberinya jatah untuk hari ini
Ibu Nia jadi kikuk sendiri melihat dua orang di depannya yang nampak kaku ini.
Hatinya tentu bertanya tanya dengan apa yang terjadi antara Guru tampan dan Murid cantik ini
Yah. Bahkan Grrycia juga merasa heran dengan suasana ini, begitu dingin.
Aneh rasanya, saat di sampingnya ada Pak Andreas, tetapi ia hanya bersikap acuh saja.
Padahal dulu ia selalu melakukan berbagai cara untuk mencuri perhatian Guru di sampingnya ini.
Tapi sekarang, itu sudah tidak perlu di lakukan lagi!
Sedangkan Pak Andreas sendiri, ia yang sebenarnya tidak tau apa apa hanya keheranan saja dengan murid cantik di sampingnya yang acuh tak acuh ini
Grrycia cepat berlalu setelah menerima kembalian
Ingat!
Tanpa sapaan sedikit pun pada Pak Andreas. Bahkan ia menganggap seolah olah Pak Andreas itu tidak ada di sampingnya
Miris bukan?
**
"Saya Buru Buru" Sergah Grrycia sambil membereskan buku bukunya saat Pak Andreas meminta waktunya sebentar untuk berbicara
"Sebentar Grrycia" Bujuknya
"Tapi saya buru buru" Grrycia tetap kekeh pada pendiriannya
Pak Andreas nampak menghela nafas,
tatapan matanya teduh, seolah frustasi dan amat memohon pada Grrycia. Tapi tidak!
Grrycia tidak akan luluh karenanya
Apakah berdosa jika Grrycia melukai perasaannya?
Tidak tidak. Bukan Grrycia yang melukai perasaan Pak Andreas.
Bukankah Pak Andreas yang melukai perasaannya?
Bukankah Grrycia korban disini?
Dan Pak Andreas yang salah
"Kamu kenapa sih?" Tanya Pak Andreas yang akhirnya mengutarakan apa yang memang ingin di bicarakannya pada Grrycia
Grrycia menghela nafas, ia belum juga mau menatap Pak Andreas
"Saya nggak papa" Sahut Grrycia, datar
"Kamu kenapa?" Pak Andreas mengulang pertanyaannnya
"Apa? Saya kenapa?" Grrycia malah balik bertanya dengan kalemnya
"Kamu ngehindarin saya!"
"Enggak" Sahut Grrycia,ncepat
"Ya terus apa?" Tanya Pak Andreas lagi yang amat menuntut jawaban jujur keluar dari mulut Grrycia
Grrycia diam, matanya sudah mulai panas, sebisa mungkin ia menahan air mata yang hendak terjun mengutarakan isi hatinya
Suasana kelas sepi, hanya tinggal Pak Andreas dan Grrycia saja.
Itu pula alasan Pak Andreas mau memaksakan diri untuk menanyakan hal ini pada Grrycia. Karena jika masih ada siswa lain, maka Pak Andreas pun tidak akan mau mendatangi Grrycia.
Mengingat bahwa mungkin sebenarnya ini adalah masalah pribadi
"Bapak, Guru. Saya, murid Bapak. Bukankah normal jika hubungan kita seperti sekarang ini?" Sahut Grrycia beberapa detik kemudian.
Pak Andreas menggelengkan kepalanya dengan senyum meremehkan.
Ia juga melihat mata Grrycia yang nampak sudah berkaca kaca
"Bukan itu maksud saya!" Sahut Pak Andreas yang amat sudah sangat sangat frustasi, tapi tetap berusaha tenang
"Ya apa? Saya nggak ngerti?" Grrycia menyahut dengan amat polosnya
"Sebelumnya kamu tidak pernah bersikap seperti ini ke pada saya" Pak Andreas menyahut. Tetap dengan bawaan santainya, terutama melihat Grrycia yang juga nampak amat tenang
"Kamu ada masalah. Ayo cerita kepada saya" Sahutnya lagi
Grrycia menatapnya.
Sungguh hatinya hancur dengan keadaan ini,
sekarang ia tidak tau harus menyalahkan siapa.
Grrycia amat resah melihat tatapan Pak Andreas yang amat dalam padanya. Seolah menghipnotisnya untuk kembali menjadi Grrycia yang selalu menjadi penguntitnya
"Ayo bilang sama saya" Suara Pak Andreas lagi lagi menembus indera pendengaran Grrycia
Grrycia tetap diam, walau sebenarnya batinnya menjerit, hatinya menangis.
Sungguh Grrycia di rundung resah oleh hal ini.bAntara rela dan tidak rela harus melelpaskan Pak Andreas dan seolah harus pura pura tidak perduli lagi padanya. Padahal hatinya masih mencintai Pak Andreas. Akan tetap mencintai Pak Andreas
Dan Pak Andreas tidak perlu tau hal itu!
"Bapak gak akan ngerti!" Sahut Grrycia kemudian
Grrycia hendak pergi. Tapi Pak Andreas menahan tangannya
"Kenapa saya tidak akan mengerti?" Tanyanya
"Bapak pikir saja sendiri!" Sahut Grrycia dengan suara yang di tekan.
Matanya tidak berani menatap mata Pak Andreas
"Lalu sekarang mau kamu apa?" Tanya Pak Andreas dengan nada yang begitu lemah
"Saya mau Bapak ngejauhin saya!"
Grrycia menyahut, dan tau tau nada bicaranya tinggi, dengan air matanya yang jatuh membasai bibir mungilnya.
Pertahanannya untuk membendung air matanya runtuh begitu matanya bertatapan dengan Pak Andreas
Sebenarnya hati pak Andreas juga pilu melihatnya.
Tidak bisa di pungkiri bahwa pesona yang dimiliki gadis ini benar benar memikat hatinya. Kalau tidak.untuk apa dia seperduli ini pada perubahan sikap Grrycia akhir akhir ini padanya?
Untuk apa ia susah tidur karena terus terusan di hantui bayangan Grrycia?
Bukankah seharusnya ia senang, karena tidak ada lagi penguntit?
Bukankah seharusnya ia senang karena tidak ada yang mengganggunya?
Tidak, Pak Andreas sudah terlanjur nyaman dengan kehadiran Grrycia yang sering berada di sisinya
Pak Andreas menghela nafas
"Apa alasannya?" Tanya Pak Andreas memastikan.
Ia ingin Grrycia menjawab pertanyaannya secara jujur, jika dia tau penyebab kebencian Grrycia padanya, mungkin ia akan tenang dan sadar, atau memperbaiki kesalahannya jika memang ia bersalah pada Grrycia
"Bapak Tidak perlu tau" Sahutnyansambil mengusap kasar pipinya, menghapus cairan bening yang merembes disana
"Permisi" Sambungnya yang kemudian melangkah keluar kelas
meninggalkan Pak Andreas yang mematung karena bingung. Juga terkejut dengan jawaban Grrycia
Jika tuhan mau berbaik hati mengabulkan keinginannya.
Maka Grrycia akan memohon untuk menghapuskan garis takdir yang mempertemukan dirinya dengan Pak Andreas.
Grrycia tidak akan menyesal.
Biarkan saja Grrycia membentang jarak terjauh antara dirinya dengan Pak Andreas. Karena jika tuhan ingin mempersatukan mereka, maka itu akan mudah untuk terjadi.
Karena sebenarnya. Hati kecil Grrycia tetap berharap, jika kelak, keduanya akan bersama.
**
Nampak Mbak Wulan sedang membereskan pakaian suaminya yang akan pergi lagi ke luar negri untuk urusan bisinis.
Barang kali ini yang terakhir kalinya,nmengingat sang istri yang tengah hamil tua dan dia tidak ingin meninggalkan istrinya sendirian
Kedepannya sebelum istrinya melahirkan, maka urusan kantor yang harus di urus di luar negri mau tidak mau adik sematawayangnya yang harus menggantikan.
"Sayang. Tolong bantu aku memakai dasi" Pinta Mas Jordan yang tengah merapihkan pakaiannya di depan cermin di meja rias
Mbak Wulan segera menghampiri dan membantu suami tercintanya itu
Ia, memakaikan dasi dengan hati hati,
sedangkan Mas Jordan, memandangi wajahnya dengan antusias. Kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Istrinya itu, meskipun jaraknya agak sedikit jauh karena perut Mbak Wulan yang besar itu menghalangi jarak keduanya
"Oh ya Mas. Kok kamu nggak cerita kalau Andreas dengan Anna kembali berhubungan?"
Tanya Mbak Wulan setelah selesai memakaikan dasi suaminya.
Kemudian ia merapihkan jas hitamnya
Mas Jordan diam, kemudian manggut manggut
"Hmmm, Mas juga tidak tau, selama setahun belakangan kan kita jarang sekali berkumpul dengan Mama dan Papa. Jadi tidak tau dengan hal ini. Adik ipar mu juga tidak pernah cerita apapun dengan Mas" Sahut Mas Jordan panjang lebar
Ya. Mas Jordan benar.
Setelah ia membina rumah tangga dengan istrinya dan pindah ke rumah mereka, ia jarang sekali berkumpul dengan keluarganya kecuali jika memang ada acara keluarga.
Sehingga tidak menutup kemungkinan ia jadi tidak tau dengan hal kecil maupun besar yang terjadi di dalam keluarganya
"Yang Mas tau hanya, dua tahun lalu Anna memutuskan membatalkan pernikahan mereka dan lebih memilih menjadi bintang model di L.A"
***/////
😍❤