Devan Satria Chris dan Ayuni terpaksa menikah karena keduanya tidak mau membantah keinginan orang tuanya.
Ayuni yang bercadar membuat Devan sangat yakin jika gadis yang di pilihkan Mommy nya adalah gadis berwajah buruk rupa.
"Kak, aku harap kakak tidak menyentuh ku karena aku masih menstruasi"
"Siapa yang mau menyentuh mu? bahkan melihat mu saja aku sudah malas"
"Malas?, aku juga malas melihat wajah mu"
Ehk astaghfirullah.. Tuhan maafkan aku yang kurang ajar sama suami sendiri, habisnya dia juga tidak bisa menjaga lisan nya. batin Ayuni.
"Cih, memang wanita jadi-jadian, sudah ku duga cadar itu hanya penutup sifat buruk mu saja"
Aku yakin dia sangat jelek, pasti! batin Devan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rujak
Siang nya setelah selesai sarapan yang kesiangan pasutri itu langsung ke rumah sakit, kali ini mereka bertiga bersama bunda Anasya karena Joy tidak bisa ikut.
Sera tiba-tiba demam dan hal itu membuat Joy tidak bisa ikut, bahkan Willy pun akhirnya memilih pulang duluan sebelum Ayuni dan yang lain nya datang.
"Mom mau bawa apa?" tanya Ayuni mereka masih jalan.
"Ayah suka bubur, Bunda mau belikan bubur saja" balas bunda Anasya.
"Hem, aku beli buah sekalian ya Bun" sahut Ayuni lagi.
Dan bunda Anasya hanya mengangguk kecil, lalu Ayuni dan Devan pun turun dari mobil, masing-masing memiliki tugas yang berbeda.
Ayuni yang membeli bubur, dan Devan yang membeli buah-buahan, dan tak butuh waktu lama keduanya kembali masuk ke dalam mobil.
"Kok dua?" tanya Bunda Anasya.
"Persiapan takut nya Ayah masih belum kenyang Bun" balas Ayuni sambil tersenyum.
Bunda Anasya tersenyum kecil, kebiasaan suaminya saat makan bubur memang selalu nambah, apalagi jika bubur itu di buat sendiri oleh sang istri tercinta.
Tapi untuk saat ini Bunda Anasya tidak memiliki semangat memasak, dan memilih membeli bubur langganan nya saja karena lebih praktis dan cepat.
Sesampainya di rumah sakit ketiga nya langsung bertemu dengan Radit, wajah yang masih mengantuk di perlihatkan Radit dan melihat itu Devan merasa sungkan karena dia tidak bisa ikut menuggu ayah mertuanya saat malam tadi.
"Kak, bagaimana dengan ayah?" tanya Ayuni.
"Masih sama, semoga saja ada keajaiban untuk Ayah, amin" balas Radit.
"Amin" sahut Ayuni, Devan dan Bunda Anasya kompak.
Radit pun akhirnya pulang dan di gantikan oleh Ayuni Devan dan Bunda Anasya, mereka bergiliran masuk ke dalam ruangan.
Dan saat bagian Ayuni dia kembali membaca Al-Qur'an lagi, ia percaya jika Ayah nya pasti akan mendengarkan suara indahnya saat mengaji.
"Bun, apa bunda mau sesuatu?" tanya Ayuni.
"Tidak, mau kemana memang?" tanya balik Bunda Anasya.
"Mau beli rujak di depan" balas Ayuni cepat.
"Mau aku belikan?" tawar Devan.
Ayuni melirik bunda nya, dan bunda Anasya memberikan isyarat untuk Ayuni bisa pergi bersama Devan.
"Bersama saja" balas Ayuni sambil beranjak berdiri.
Keduanya langsung pergi meninggalkan bunda Anasya yang terlihat tersenyum, rasanya sangat senang saat melihat anak bungsu nya sudah memiliki pelindung seperti Devan.
Devan memang pria pilihan nya begitupun dengan suaminya, Bunda Anasya yakin jika putrinya pasti akan bahagia bersama Devan apalagi melihat perkembangan hubungan keduanya saat ini, membuat bunda Anasya yakin jika cinta sudah melekat pada keduanya.
Sayang, lihat lah putri dan menantu kita sudah saling mencintai, apa kamu tunggu lagi? bangunlah kita akan segera mendapatkan cucu dari putri bungsu kita. batin Bunda Anasya sambil terisak.
Sedangkan di lobby nampak Ayuni yang sedang menerima telpon dari Mom Tara.
"Sayang, maafkan Mommy belum bisa menjenguk besan Mommy, apa sudah ada perkembangan? Mommy doakan semoga besan cepat sembuh dan segera bisa beraktivitas seperti biasanya lagi ya." ucap Mom Tara panjang kali lebar.
"Walaikumsalam..Mom, tidak apa dengan Mom mendoakan Ayah saja itu sudah cukup kok, terimakasih untuk perhatian Mom" balas Ayuni.
Devan menepuk jidatnya pelan, sudah bukan rahasia jika Mommy nya selalu seperti itu, bicara panjang kali lebar tapi salam di lupakan.
"Ahk iya.. kalau begitu Mommy tutup saja ya, Mommy akan memasak untuk Nuna kasihan bentar lagi pulang dari tempat karate" Mom Tara berbicara agak kikuk.
"Iya Mom, sehat-sehat ya Mom dan keluarga di sana, Assalamualaikum.." balas Ayuni lagi.
"Iya sayang amin, assalamualaikum.." sahut Mom Tara.
Ayuni tersenyum kecil, sedangkan Devan kembali menepuk jidatnya lagi.
"Walaikumsalam.." kata Ayuni sambil menutup panggilan nya.
Ayuni melirik suaminya yang terlihat seperti malu, dia mengusap tangan suaminya lalu menautkan tangan keduanya sehingga menjadi berpegangan tangan.
"Tidak apa, Mommy memang selalu ceplas-ceplos kan" Ayuni tersenyum.
"Mommy selalu seperti itu, maaf" kata Devan merasa malu sendiri.
"Jangan seperti itu, Mommy adalah orang tua kita jadi sebagai anak kita harus mengingatkan, tapi tidak boleh malu karena itu bisa menyakiti perasaan Mommy" jelas Ayuni panjang kali lebar.
Devan hanya tersenyum menanggapi betapa seriusnya istrinya membahas masalah ini, dia merasa semakin takjub dan semakin penasaran seberapa banyak lagi hal yang tersembunyi di balik cadar istrinya itu.
Semakin aku mengenal mu, semakin aku jatuh hati pada kecantikan di balik kain penutup wajah mu itu. batin Devan sambil tersenyum.
Keduanya pun akhirnya membeli rujak, selama membeli rujak tatapan Ayuni terus tertuju pada buah-buahan yang masam, seperti mangga muda dan kedondong.
"Apa tidak masam kalau hanya dua buah itu saja?" tanya Devan.
"Ini untuk aku, apa kakak mau?" tanya balik Ayuni.
"Tidak" balas Devan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, satu aja pak" kata Ayuni pada penjual nya.
Setelah mendapatkan rujak nya Ayuni langsung memakan nya setelah membaca doa mau makan tentunya, Devan melihat nya merasa ngilu karena tidak kuat menahan seberapa masam nya mangga muda di campur kedondong itu.
"Apa tidak masam?" tanya Devan ngilu.
"Tidak, ini enak dan seger" balas Ayuni terus memakan nya.
Tentunya dengan cara seperti biasnya dia makan, meski terbilang ribet untuk cara makan nya, tapi karena terbiasa Ayuni bisa dengan nyaman makan tanpa di lihat orang lain.
Apa istriku hamil?" batin Devan tiba-tiba menghitung kapan Ayuni menstruasi.
🌹
Udah mampir belum ke cerita Daffin adik nya Devan?
^^Gadis Virgin Milik CEO^^
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Beberapa x sy menemukan penerapan cadar yg kyknya slh kaprah..
Ini edukasi dan debatable.. Mari kita Adu argumen yg fair.. Dari mana dasarnya?,apa alasannya?
Dan setelah menikah krn sdh mahramnya istri tdk "lepas" cadar??? Bahkan lepas pakaian pun gpp.. Ini kok msh di pke cadarnya ketika sdh di kamar bareng suami?
itu hanya obsesi
jadi devan bisa bantu kamu