NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / badboy / patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RAGU

Sekuat-kuatnya diriku, sayang

Sebisa-bisanya aku berjuang

Jika bandinganmu dia yang beruang

Kuakui cintaku takkan menang

Ku hanya bisa janjikan yang indah

Dia datang membawa segalanya

Sebesar apa pun cinta yang ku punya

Kau 'kan tetap memilih dia

( Rheka restu _ Relaku mengalah )

Rasanya Mila masih tak percaya jika saat ini dia ada ditempat ini. Disebuah salon mahal bersama gadis kecil bernama Pink. Dia tahu yang dia lakukan tidak benar. Tapi dia tak boleh lemah. Dia harus menunjukkan pada Elgar, jika dia juga bisa berbuat seperti apa yang Elgar perbuat.

Mila menatap pantulan dirinya dicermin. Cantik, bahkan lebih cantik dari biasanya. Tapi kecantikan fisiknya, ditambah semua perhatiannya, nyatanya tak bisa menyentuh hati Elgar. Jika semua usaha sudah dia lakukan dan hasilnya sia sia, bukankah melepaskan adalah jawabannya.

"Kamu berhak bahagia Mil. Saat ini mungkin kamu belum bisa merelakan Elgar. Tapi seiring berjalannya waktu, rela akan datang.. Waktu yang akan menghapus semua kenangan." Mila berkata dalam hati sambil memejamkan matanya.

"Elgar bukan takdirmu Mila. Yakinlah akan datang takdir yang lebih indah." Mila menarik nafas lalu membuangnya perlahan sambil membuka mata. Selain dirinya, orang pertama yang dia lihat dicermin adalah Devan. Duda keren itu ternyata sudah datang menjemput. Dan saat ini tengah berdiri dibelakangnya sambil menatapnya dari cermin.

"Tante Mila cantik sekalikan pah?" Tanya Pink yang baru turun dari kursi. Bocil itu sudah selesai di make up.

Devan menggeleng. "Gak cantik."

"Kok gak cantik sih." Protes Pink sambil cemberut dan melipat kedua tangannya didada.

"Gak cantik, tapi cantik banget." Ujar Devan sambil menatap Pantulan wajah Mila dicermin.

Blush

Seketika wajah Mila merona karena malu. Ingin menundukkan wajah jelas tak bisa karen saat ini, wajahnya sedang di make up.

"Calon mamanya cantik banget ya dek." Ujar salah satu mua yang sedang merias Mila.

"Calon mama?" Pink tampak bingung.

"Ups, Bukan ya? kirain calon mamanya." Ralat si mbak mbak mua sambil tersenyum absurd.

"Pah, memang tante Mila calon mamanya Pink ya?"

Devan menelan ludahnya susah payah. Pertanyaan simpel tapi jawabannya sungguh rumit. Kalau sudah urusan hati, semua jadi sulit.

"Papa kok diem? berarti bener ya?"

"Yeyy...Pink mau punya mama." Gadis kecil itu tampak girang.

"Eng." Mila hendak menyanggah tapi tak sanggup kerena Pink tiba tiba melingkarkan kedua tangan diperutnya dan lalu memeluknya erat. Rasanya dia tak sampai hati untuk merusak kebahagiann gadis kecil itu.

Devan dan Mila saling bertatapan dicermin. Sorry, biarpun tanpa suara, Mila bisa membaca gerak bibir Devan saat mengucapkannya.

"Wah....seneng banget nih yang bentar lagi mau punya mama." Kata mbak mbak mua.

"Iya dong tante." Jawab Pink sambil melepaskan pelukannya lalu menatap Mila.

"Boleh Pink panggil tante Mila mama?"

Mila seketika terbelalak mendengar permintaan Pink.

"Belum boleh sayang." Devan yang menjawab. Dia bisa melihat dari raut mukanya, jika Mila sedang bingung saat ini. Dan dia merasa sangat tak enak hati. Takutnya Mila tak nyaman dan malah menjauh darinya.

"Yah..." Pink seketika tampak lemas.

"Cepet dihalalin dong pak mangkanya. Biar bisa cepet bisa dipanggil mama." celoteh mbak mua.

"Hehehe." Devan hanya tertawa absurd sambil menatap Mila dari cermin. Sumpah, dia jadi tak enak hati pada Mila.

Setelah selesai make up, mereka segera menuju hotel tempat acara. Sepanjang perjalanan hanya Pink yang terdengar banyak bicara. Bocah itu jelas sangat bahagia sekarang.

Berbanding terbalik dengan Mila. Semakin dekat jaraknya, semakin dia cemas. Jantungnya berdegup lebih cepat. Dan yang pasti, hatinya terasa begitu sakit. Tapi dia tak boleh menunjukkannya. Dia harus kuat. Bukan air mata yang harus dia tunjukkan didepan Elgar dan Salsa, melainkan senyuman yang menawan.

Perasaan Mila makin tak karuan saat mobil yang dikendarai Devan berhenti didepan hotel. Tubuhnya mendadak terasa lemas. Berkali kali dia menengadahkan wajah agar air matanya tak mengalir.

"Ayo." Ujar Devan yang ternyata sudah membukakan pintu untuknya dan Pink.

Devan mengangkat tubuh Pink turun dari mobil. Lalu dia mengulurkan tanganya untuk membantu Mila turun. Rasanya memang canggung, tapi menolak uluran tangan Devan, bisa jadi membuat pria itu tersinggung. Tak ada pilihan lain, Mila meraih tangan Devan lalu turun.

Mila terdiam menatap bangunan megah yang ada didepannya. Kakinya terasa berat untuk melangkah.

"Saya nikahkah engkau, Elgar Dirgantara Bin Ahmad Dirgantara, dengan putri saya, Karmila Kenanga binti......."

Bayangan prosesi akad nikahnya dengan Elgar menari nari dikepala Mila. Bayangan itu terasa begitu nyata. Saat dia untuk pertama kali mencium tangan Elgar. Dan saat pertama kali, jantungnya terasa mau copot saat Elgar mendaratkan ciuman dikeningnya.

Rasanya seperti masih kemarin, tapi kenapa secepat ini harus berakhir?

"Saya titipkan Mila padamu. Tolong jaga dia. Sayangi dia seperti saya menyayanginya, atau kalau bisa, lebih. Cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Tapi cinta terakhirnya, jatuh padamu. Mila segalanya buat kami. Semoga saja, dia juga segalanya buat kamu." Pesan Bapak sambil menepuk nepuk lengan Elgar.

"Mila, tugas bapak untuk mendidik dan menjagamu, sudah selesai nak. Dan sekarang, suamimu lebih berhak atas dirimu dibanding siapapun. Jadilah istri yang taat. Hormati suamimu, dan dampingi dia dalam kondisi apapun." Bapak berpesan sambil membelai kepalanya.

"Maaf pak, Mila tak bisa memenuhi permintaan bapak." Gumam Mila dalam hati sambil meneteskan air mata.

"Tante."

Mila buru buru menghapus air matanya saat Pink memanggil dan menarik tangannya.

"Kok tante bengong, ayo masuk."

Mila mengangguk lalu menggandeng tangan Pink.

Setelah sebelah kanan tangannya digandeng Mila, Pink menggandeng tangan papanya dengan tangan sebelah kiri.

"Hari ini aku seneng banget. Aku sudah seperti anak anak lain. Punya papa." Ujarnya sambil menengadahkan wajah menatap Devan. "Dan punya mama." Lanjutnya sambil mendongak menatap Mila.

Mereka bertiga lalu berjalan memasuki hotel menuju ballroom. Berkali kali Mila menarik nafas dan membuangnya perlahan. Jujur, ini sangat menegangkan. Dia menghadiri pertunangan suaminya. Dan yang lebih membuatnya deg degan, dia datang dengan menggandeng pria lain. Seperti apakah reaksi Elgar nanti?

Mila menghentikan langkahnya didepan pintu masuk ballroom. Dia melihat foto Elgar dan Salsa dipasang didekat pintu masuk. Tubuhnya mendadak gemetaran. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

"Tante, kenapa berhenti?" Tanya Pink.

"Em...." Mila ragu untuk masuk.

"Tangan tante dingin sekali." Lanjut Pink.

Mendengar itu, Devan seketika memperhatikan Mila. Wajah wanita itu terlihat pucat pasi.

"Kamu sakit?" Tanya Devan.

Mila menggeleng.

Devan melepaskan tangan Pink lalu mendekati Mila.

"Kenapa?" Devan kembali bertanya.

"Sa, saya hanya kurang percaya diri."

Devan berjalan mundur beberapa langkah lalu mengambil ponsel dan memfoto Mila.

"Perhatikan." Devan memperlihatkan hasil jepretannya pada Mila.

"Wanita di foto itu sangat cantik dan mempesona. Bahkan mungkin jadi wanita tercantik di pesta ini. Tapi kenapa dia masih tak percaya diri? Memurutmu, dimana kekurangannya?"

Mila hanya diam saja mendapat pertanyaan seperti itu.

"Ingat Mila, jangan pernah mengangap dirimu lemah, rendah atau hanya a, b, c. Semua orang itu sama. Kamu cantik, luar biasa, istimewa. Jadi apalagi yang membuat kamu tak percaya diri. Anggap saja, kamu cinderalla malam ini. Gadis biasa yang akan menjadi bintang di pesta nanti."

1
Mimin Switnawati
Luar biasa
Jeni Safitri
Wah.. Ini ceritanya benar" bagus, endingnya menyayat hati😭😭😭
Jeni Safitri
Bagus sama devan aja ngak ada keluarganya yg akan protes tapi kalau dgn elgar pasti keluarganya ngak akan ada yg setuju krn mrk dasarnya udah kaya
Nurmiati Aruan
ya ampun bawang nya banyak 😭😭😭😭
Marwah Rahman
tokoh Elgar itu baik, hanya dia dikekang oleh orang tua hanya untuk ambisi ingin memiliki kembali kekuasaan keluarga nya yang sebagian sudah dikuasai oleh keluarga tunangan nya.. walau pun memang di agak sedikit egois...
Anonymous
Luar biasa
Chita Hasan
karya yang sangat the best👍
saya sangat suka..
apalagi ending nya , bikin mewek😭
sukses dengan semua karya kamu Thor🥰🥰
Akmal Azzam
Kecewa
Akmal Azzam
Buruk
May Keisya
preetttt
May Keisya
pake aku kamu biasanya Lo gue
May Keisya
memang ibu yg terbaik😭😭
May Keisya
khodamnya lagi ke toilet 🤣😂
May Keisya
bener2 memanfaatkan
Phiphiet Safitri
Luar biasa
Mbak Pur
😭😭😭😭
Ety Nadhif
awal bab ninggalin jejak biar ingat udah pernah baca
Calluella Rista Ramall
Akhir" episode bikin mewek 😭😭😭
Calluella Rista Ramall
Bikin mewek 😭😭
Calluella Rista Ramall
😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!