Istri Tangguh Rasa Pelakor

Pagi, sudah menyingsing tinggi dan cahayanya telah memasuki setiap sela-sela jendela dan gorden.

Dua sejoli yang sedang tertidur dengan nyenyak saling berpelukan, tak terusik sedikitpun oleh cahaya matahari yang masuk melalui cela jendela.

"Bugh."

"Bugh." suara nyaring dan suara mesin menghancur, berhasil mengusik tidur nyenyak pasangan suami istri itu.

"Bugh." terdengar lagi, suara hantaman benda yang berusaha membongkar sebuah bangunan dan suara mesin penghancur itu, terdengar nyaring.

Malvin mengerutkan matanya dan dia merasa sesak di dada, seperti di timpal oleh benda.

Dengan berlahan malvin membuka matanya, dan dia meringis saat kepalanya terasa berdenyut sakit.

Malvin mengarahkan tangannya untuk memijit keningnya yang sakit dan dia meraba dadanya yang terasa berat dan sesak.

Malvin membuka matanya lebar-lebar, saat dia menyadari kalau Lotte sedang berada di dadanya.

Malvin menyingkirkan kepala Lotte dari dada bidangnya, dia lalu bangkit, betapa terkejutnya Malvin saat melihat kondisinya yang sedang polos tanpa sehelai benang pun, begitu juga dengan Lotte.

Malvin mengeram frustasi. dia mengusap wajahnya kasar dan memaki dirinya sendiri.

"Akhh, apa yang kulakukan." desisnya dan menatap Lotte yang masih tertidur nyenyak.

"Oh, Tuhan. aku mengingkari sumpah ku lagi."

"Akh." Malvin mengeram tertahan.

"Bugh."

Malvin menyengit dan menajamkan pendengarannya saat mendengar suara hantaman keras dan sebuah suara mesin penghancur.

"Bugh." tiba-tiba suara itu, terdengar makin nyaring.

Malvin bangkit dan meraih celananya yang terdapat di lantai.

Malvin menghampiri suara itu, yang berasal dari luar.

Dengan langkah cepat dan penuh penasaran, Malvin mendekati suara yang semakin terdengar jelas.

"Suara, apa itu." gumamnya, bertanya pada dirinya sendiri.

Sementara Lotte masih nyenyak dan tidak terusik sama sekali dengan suara-suara ribut.

"Clek." Malvin membuka pintu kamarnya. dan Betapa terkejutnya pria tampan itu, saat melihat beberapa pria asing yang sedang berusaha membongkar dinding kamarnya.

"Apa, yang kalian lakukan," hah." pekik Malvin dan menyoroti para pria yang berusaha menghancurkan dinding kamarnya bersama Kim.

"Para, tukang itupun, menunduk dan menyapa Malvin.

"KATAKAN, APA YANG KALIAN LAKUKAN." Bentak Malvin.

"Ka-mi, sedang menjalankan tugas tuan, yang di perintahkan oleh tuan Leo." sahut salah satu diantara mereka.

"Tugas," Malvin membeo.

"Iya, tugas untuk menghancur kamar ini, tuan

" sahut para pekerja itu lagi.

"Menghancurkan, kamar.?" Malvin bertanya bodoh.

"Iya, kami di perintahkan oleh tuan Leo." jawab pria itu lagi.

Malvin yang kebinggungnya itupun, memanggil kepala pelayan setia Kim.

"Paman, Leo,!! teriak Malvin.

Dengan berlari tergopoh-gopoh, paman Leo mendekati suami Kim yang sangat tidak sabaran itu.

"Iya, tuan.?" ujar paman Leo.

"Kenapa, kamar milikku dan Kim di bongkar."

Malvin menyipitkan matanya dan menyoroti kepala pelayannya itu.

"Katakan, paman Leo. kenapa seenak jidadmu menyuruh mereka menghancurkan kamar ku." geram Malvin dan menatap pria tua itu.

"KATAKAN PAMAN Leo.!!! bentak Malvin, saat pelayanan itu hanya terdiam.

Lotte, muncul dari arah kamar dengan lilitan selimut di tubuhnya.

"Ada, apa sayang? kau ribut sekali menganggu tidurku saja. apa kau lupa, kau membaut tubuhku sakit semua." Lotte berucap dengan tatapan kearah paman Leo. dia ingin memperlihatkan statusnya di mansion ini.

"Diamlah, Lotte." bentak malvin frustasi.

"Dasar, manusia-manusia sampah." ejek paman Leo dan tersenyum sinis pada Lotte.

"Ini, semua adalah perintah nyonya, Kim, tuan.!" ungkap paman Leo.

"Kim,?" tanya Malvin, untuk memperjelas pendengarannya.

"Iya, tuan, ini semua perintah nyonya Kim. saya diperintahkan untuk membongkar kamar laknat ini dan menghancurkannya, tuan." sambung paman Leo. yang membuat Lotte dan Malvin terkejut.

"What." pekik Lotte, terkejut.

"Membongkar kamar mewah ini,? apa wanita itu gila. ingin membongkar kamar mewah dan indah ini,? katakan padanya, kalau dia tidak ingin memakai kamar ini, biar aku saja yang menempatinya bersama Malvin. terlihat senyum licik Lotte.

"Tapi, ini sudah perintah nona, Kim. untuk menghancurkan kamar ini. agar terbebas dari kutukan." ujar paman Leo tenang dan tegas.

"Apa, maksudmu hah."

"Kau, kira aku adalah seorang pendosa.!" teriak Lotte, karena merasa terhina dengan perkataan paman Leo.

"Dasar, pelayan tua sialan." maki dan bentak Lotte.

"Diamlah, Lotte." Malvin menyela ucapan wanita di sampingnya.

"Katakan, padaku. apakah Kim, akan kembali.?" Malvin bertanya dengan wajah sumringah.

"Iya, tuan." jawab paman Leo pendek.

"Anda, di perintahkan tidak menempati kamar itu nona, Lotte." paman Leo menatap Lotte dan menyampaikan pesan dari, Kim.

"Apa, maksud mu," hah." teriak Lotte.

"Pesan nona, Kim. Anda boleh tinggal di mansion beliau, tapi anda harus tinggal di kamar tamu yang berada di lantai dasar dan anda dilarang menginjakkan kaki anda di area sini." ucap paman Leo tegas.

"Tidak, bisa. aku tidak akan pindah di lantai dasar, dan tidur di kamar tamu yang sempit." Lotte menolak dan tidak terima dengan keputusan Kim.

"Asal, kau tau aku juga istri, Malvin dan aku juga berhak atas mansion ini." tolaknya lagi.

"Tapi, ini sudah perintah nona, Kim ." sela paman Leo.

"Kalau, anda tidak mau, maka kami terpaksa melemparkan anda keluar dari sini." paman Leo berucap dengan raut wajah serius dan datar.

"Tidak, aku akan tetap disini." Lotte tetap bersikeras menolak untuk pindah kelantai dasar.

"Prang." terdengar suara koper Lotte yang di lemparkan dari arah dalam kamar.

"Hei, … kalian. berani-beraninya kalian melemparkan barang-barang berharga ku, dasar pelayan sialan.!!! Lotte menghampiri barang-barangnya yang berhamburan di lantai.

"Malvin, lakukan sesuatu." pekik Lotte.

Malvin tidak memperdulikan Lotte yang berteriak-teriak dan memaki para pelayan.

Malvin hanya memikir kedatangan Kim. Malvin meninggalkan Lotte yang masih meraung itu. dia ingin bersiap-siap untuk menyambut Kim istrinya.

Dia akan memperlihatkan penampilan terbaiknya untuk Kimberly, dia akan membuat Kim kembali tergila-gila padanya dengan cara memperlihatkan pesonanya. pesona seorang Malvin Abraham.