( Sedang dalam PERBAIKAN, mohon maklum 🙏😽)
Sepulang dari tempat kerja, Dira diculik oleh CEO berwajah tampan bernama Erick. Selama dalam penyekapan, Erick selalu menunjukan sifatnya yang obesesif dan posesif.
Satu - satunya cara agar bisa kabur dalam drama penculikan adalah dengan berpura- pura mencintai CEO berhati dingin itu.
Bisakah Dira meluluhkan hati Erick?
atau bisakah Erick meyakinkan perasaan Dira?
Sebenarnya rahasia apa yang dimiliki Erick sampai dia harus menjauhkan Dira dari suami dan anaknya.
Yuk simak cerita yang penuh dengan kejutan, romantis dan misteri yang belum terpecahkan.
Selamat membaca 😍🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Rahmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUPERMARKET
Dengan kesal, Dira menutup kedua pintu kulkas. Kenapa minggu ini Erick tidak mengisi stok persediaan makanan.
Isi kulkas benar benar kosong, perut nya keroncongan dan dia harus segera masak. Tapi tidak seperti biasanya, Erick bisa tidak telaten dengan persediaan makanan.
Ternyata Erick sudah pulang, Dira baru menyadari nya. Masih menggunakan stelan jas, Erick terlihat sangat lelah hari ini.
Pria itu berjalan menghampiri Dira. Dia melihat ada yang tidak beres dengan ekspresi wajah nya.
"Kamu kenapa?" tanya Erick dengan pelan.
"Aku lapar dan semua persediaan makanan kita habis," balas Dira.
"Ya ampun, maaf ya Dira, aku benar benar sangat sibuk belakangan ini, apalagi Jesica sekertaris ku juga sedang cuti panjang, dia kena cacar air," jelas Erick dengan wajah yang gelisah.
"Terus gimana dong," tanya Dira memelas.
"Kita belanja ya ke supermarket, kamu harus ikut kali ini, karena aku gak biasa belanja kebutuhan makanan. Selama ini aku hanya bisa mengandalkan Jesica," jelas Erick.
Dira tersenyum dan matanya sedang menyimpan sebuah rahasia.
****
Didalam perjalanan, mereka tidak banyak melakukan percakapan.
Erick hanya fokus menyetir sedangkan Dira fokus dengan isi pikirannya sendiri.
Dia terus saja memikirkan tayangan berita TV sejak kemarin. Dia terus saja mengulang ngulang kata Stockholm Syndrome.
Jika dia memang terkena sindrom itu, tentu ini adalah hal yang sangat berbahaya. Dira akan menjadi sosok orang lain dengan segala perubahan.
Dia akan melupakan keluarga, sahabat, rekan kerja dan kehidupan asli nya di luar sana. Dia akan selamanya terpenjara dalam ikatan penculik.
Dia harus segera melepas diri dari Erick, namun itu sangat sulit. Dia masih sangat takut dengan semua ancaman Erick. Dia sangat ingin melindungi putri semata wayang nya.
"Ngelamun apa sih Dir?" tanya Erick memecah keheningan suasana.
"Enggak, gak ada," jawab Dira simpel.
"Emang kamu gak penasaran?"
"Penasaran apa?"
"Kenapa akhir akhir ini aku sering mengajakmu keluar, apalagi malam ini kamu hanya memakai topi dan kacamata biasa."
Benar juga, Dira baru sadar kenapa tiba tiba Erick mulai berubah.
"Mmmm kamu kayanya mau pensiun dini dari dunia penculikan ya," balas Dira dengan ngasal.
Erick hanya tertawa renyah, dia lalu menatap Dira cukup lama.
"Karena kamu sudah hampir seutuhnya menjadi milikku," ucap Erick dengan sangat santai.
"Aku bisa loh kabur malam ini, apalagi di supermarket, pasti ada saja orang yang mengenal wajah ku," jelas Dira.
"Coba saja," tantang Erick.
Dira menaikan alisnya, dia merasa ada yang aneh dengan Erick kali ini.
****
Erick terus mengikuti Dira sambil mendorong stoller belanja. Dia sudah sangat letih harus berkeliling mengitari semua rak di supermarket.
Ini pertama kali nya Erick belanja kebutuhan rumah tangga. Apalagi ini dalam jumlah yang sangat banyak.
Bukan Dira namanya kalau dia sangat teliti memilih bahan makanan. Dia sudah sangat terlatih selama belasan tahun menjadi seorang ibu rumah tangga.
Bukan kualitas yang ia prioritaskan, bukan juga merek terkenal yang harus dia pilih. Melainkan harga diskon dan super murah.
Dia adalah emak emak pejuang rupiah, dulunya.
"Kenapa sih dari tadi bolak balik terus lihat kotak stroberi itu," protes Erick.
Sungguh Erick kesal, dia dari tadi harus berdiri cukup lama. Hanya karena Dira sedang fokus memilih 2 kotak stoberi.
"Duh Rick pilih yang mana ya, yang kiri harganya 50 ribu yang kanan harganya 55 ribu," tanya Dira.
"Udah mana aja, sama ko," cibir Erick.
"Ya beda dong Rick. Yang 55 ribu itu berat nya 250 gram, lebih banyak isi nya tapi daunnya udah pada kuning, kalau yang 50 ribu lebih murah, daunnya masih hijau seger tapi beratnya cuman 150 gram. Duh mana dong, aku bingung."
"Ampun Dira, jadi dari tadi kamu cuman mikirin masalah sepele kaya gini," bentak Erick dengan sangat tidak sabaran.
"Ya kan aku harus belanja secerdas mungkin," bela Dira dengan wajah cemberutnya.
"Itu tuh gak cerdas, tapi super bodoh. Cuman beda 5000 ribu doang kamu udah bikin kaki aku kesemutan kaya gini," kata Erick dengan jengkel.
"Ya kan lumayan 5000 ribu juga bisa buat bayar parkir."
"STOP DIRA! aku tuh hari ini capek banget, udah terserah kamu mau pilih yang mana. Terserah."
Erick lalu melepas keranjang belanja dan segera pergi meninggalkan Dira yang masih bingung dengan pilihan kotak stroberi nya.
****
Erick sedang duduk di bangku dekat rak deretan daging dan ikan. Kaki nya sangat pegal, badan lelah dan dia ngantuk.
Dia lalu meluruskan ke dua kakinya dan tubuh nya bersandar pada tembok.
Kedua matanya mulai menatap langit langit, dia melihat banyak cicak di sekitaran lampu besar.
Dia mulai menyesali perbuatanya, kenapa dia harus sampai memarahi Dira hanya karena masalah stroberi.
Sementara itu, Dira masih fokus belanja dan melihat deretan butter dan keju. Namun dia merasa ada yang menyentuh pundaknya dari belakang.
Apakah itu Erick?
Ternyata bukan, saat Dira membalikan badan ada orang asing yang ingin menyapa nya.
Orang asing itu adalah pria muda memakai kemeja kotak kotak biru. Wajahnya kelihatan baik dan senyum nya ramah ditambah ia memakai kacamata tebal.
"Iya ada apa ya? ucap Dira.
"Itu kamu kan?" tanya pria asing itu dengan wajah kaget.
"Ya ampun, kamu kenal aku?"
Dira senang bukan main, ternyata ada yang ingat dengan wajah nya. Seperti nya pria asing ini mengenali siapa Dira.
"Kenal dong, kamu kan cantik pasti di ingat semua orang," jawab pria asing itu.
"Aku boleh minta bantuan kamu gak?"
"Bantuan apa?"
"Aku gak bisa ceritakan disini, tapi apa bisa kamu bawa aku keluar dari sini."
"Kemana?"
"Terserah," jawab Dira panik, karena ia sangat takut Erick akan menemukan mereka berdua.
"Ok, kita langsung pergi saja. Untung apartemen aku dekat sini ko."
Dira lalu meninggalkan keranjang belanja begitu saja. Dia dengan cepat mengikuti pria asing itu pergi.
Di samping itu, Erick masih duduk dengan mata tertutup. Dia ketiduran dan tidak sadar jika sudah lama meninggalkan Dira sendirian.
Dia baru saja membuka kedua matanya dan langsung mengingat Dira.
Erick segera bangkit dan mencari Dira ke tempat asal.
Namun nahas, Dira sudah tidak di tempat stroberi itu. Dengan langkah yang terbirit - birit, Erick dengan cepat segera menyusuri setiap sudut supermarket.
Erick sadar, dia baru saja kehilangan Dira.
Dia sangat ketakutan, dia tidak ingin wanita itu kabur.
Erick lalu melihat CCTV terpasang di mana mana, dia segera lari menuju ruangan tempat kontrol keamanan CCTV.
Di sana ia sedang berdiri cemas, melihat petugas keamanan sedang mengecek CCTV saat waktu kejadian.
Erick lalu melihat di rak bagian butter dan keju, ada seorang wanita memakai topi dan kacamata sedang ngobrol dengan seorang pria jangkung.
Wanita itu lalu pergi dan mengikuti pria asing ke arah pintu keluar menuju basement.
"Dira apa yang sedang kamu rencanakan?" ucap Erick dalam hati.
tapi kurang memuaskan karna cerita nya ngegantung.
terus kok bisa Nadira punya anak dari Erick ? bknnya waktu itu dia melakukan nya bersama suaminya waktu telah ditemukan dari penculikan ?!
kalau culik Dira untuk menyelamatkan Dira harusnya Erick kasih tahu alasannya
😁😁😁😁😁😁
andi luchuuuu...
😅😅😅😅😅😅
Erick jadi ibgat masa kecilnya..... maka Erick culik Dira buat selamatin Dira dari suami dan selingkuhannya
begitu kah
ga tahu aja siapa yang dihadapi
😁😁😁