AKU DICULIK CEO TAMPAN
Hari itu di jam makan siang seperti biasanya.
Restauran burger“ Yummy” sedang ramai oleh pengunjung. Juga antrian para ojek online yang sedang mengambil pesanan.
Nadira, sering panggil Dira adalah kepala restauran yang cekatan dan selalu ramah pada semua orang.Tak heran, dia selalu digemari oleh banyak orang di lingkungan pekerjaan. Bahkan para supir ojek online pun sangat mengenalnya.
Dira dengan teliti selalu mengecek kondisi kitchen, kinerja setiap karyawan, kualitas bahan makanan dan kepuasan konsumen. Tak lain agar bisnis restoran kecil burger selalu berjalan lancar. Ketika konsentrasinya penuh pada layar iPad. Melihat list pesanan agar sampai tak salah order. Salah satu karyawan bernama Jaya mulai mendekati dan terlihat seperti menggodanya.
“Sibuk kali kamu Dir.. ”
“Yah gimana lagi, anak udah mau sekolah. Tau sendiri SD aja mahal banget di Jakarta," balasnya dengan ramah.
“Iya sih bener.. emang suami kamu masih di rumah aja.”
“Habis kecelakaan proyek itu ya masih di rumah, sekalian jaga anak dulu Jay. Doain ya semoga dia sehat selalu. ”
Jaya masih bergeming.
“Suamiku, Jaya!”
Jaya sedikit kecewa, karena baginya Dira adalah wanita paling setia yang pernah ia temui. Tak hanya cantik, dia bisa menjaga kehormatan keluarganya dimanapun berada. Bagaimana kondisi suaminya di rumah, dia selalu mendukungnya tanpa henti. Memang wanita seperti ini sudah sangat langka.
********
Jam 10 malam tiba, saatnya Dira untuk pulang karena pekerjaannya telah selesai. Restoran burger Yummy sudah tutup. Dia berjalan sendiri mengitari trotoar dan tangannya. masih sibuk bermain HP. Tiba tiba telepon dari suaminya masuk. Dia langsung menerima panggilan telepon dengan semangat dan riang gembira.
“Hai sayang.. maaf ya aku telat hari ini. Sibuk banget soalnya di resto," jawabnya dengan suara penuh kelembutan dan kasih sayang.
“Justru aku minta maaf yang.. motornya mogok, duh padahal baru kemarin masuk bengkel.”
“Ya udah aku pesen taksi online aja ya, soalnya takut kemalaman.”
“Gapapa yang? Beneran?”
“Iya santai aja sih sayang. Udah yah aku pesen dulu. Nanti ayah langsung pulang aja. Kasian Hanum sendirian di rumah.”
“Ok, hati hati ya sayang. Ayah tunggu di rumah, Love you."
"Love you too honey."
Dira menutup percakapannya dan langsung memesan taksi online. Namun setelah dapat notifikasi masuk bahwa driver sedang menuju jemputan, HP baterai Dira habis.
“Duh mati lagi.”
Dari kejauhan sebuah mobil Yaris warna merah mendekatinya. Mobil merah itu tepat berhenti di depan Dira yang sedang menunggu taksi online. Tanpa pikir panjang, Dira masuk kedalam mobil merah.
“Mas.. tujuan sesuai aplikasi ya.”
Dira terlalu terburu buru untuk masuk kedalam mobil merah itu, bahkan dia lupa untuk memasang seat belt. Driver itu hanya menunduk dan mobil melaju dengan tenang.
Dira merasa dirinya sangat lega bisa sedikit beristirahat di jok mobil itu. Rambut yang ia kepang segera terlepas dan biarkan terurai. Badanya setengah selonjor. Dira perlahan mengistirahatkan matanya karena sangat lelah.
Mobil masih dalam laju yang sedikit lambat. Namun bagi Dira ini adalah kesempatan untuk bisa beristirahat agak lama. Rasanya sudah lama sekali bisa duduk nyaman dan santai di atas jok mobil. Karena biasanya suami tak pernah telat untuk menjemputnya pulang bekerja menggunakan motor. Dira memperhatikan driver dari belakang. Pria tinggi, bahu tegap dan memakai topi hitam. Namun Dira mencium bau yang cukup aneh untuk seorang taksi driver online.
Bau parfum unik dan mahal yang sangat jarang ditemui bahkan di mall elit Jakarta sekalipun. Namun Dira tak mempedulikan hal tersebut. Baginya ingin segera sampai rumah bertemu anak perempuan dan suaminya. Mata Dira sepertinya tidak bisa beristirahat tenang karena driver taksi online ini mengambil jalan yang bukan rute untuk pulang. Dira mulai panik. Karena dia paham betul jalan ini adalah jalan yang salah. Bukan rute seharusnya dia lewati.
“Mas maaf ya.. ko jalan sini. Ini bukan jalan rumah Dira.”
Driver itu tidak menjawab, dia terus saja fokus menyetir mobilnya masuk kedalam jalan gelap dan sepi. Kedua mata driver itu begitu dingin dan kosong. Dira tambah panik dan kesal melihat pria itu mengacuhkannya. Dira bangkit dari kursinya dan mulai mendekati kursi supir.
“Mas supir dengerin Dira! ini bukan jalannya!”
Namun driver itu semakin tidak mendengar, malah bertingkah sesuka hati dan seenaknya. Kecepatan semakin naik dan melaju sangat kencang. keadaan di dalam mobil sudah kacau dan tak kondusif, membuat perasaannya semakin tidak karuan. Keselamatannya dalam berkendara sudah diujung tanduk, nyawanya benar-benar jadi taruhan.
“Mas.. berhenti disini aja mas. Mas Dira pengen turun aja."
Laju mobil semakin kencang saj , Dira semakin frustasi di buatnya.
“Tolooooong.. tolooooong," teriaknya dengan sangat panik.
“Tolooong Dira Please."
Dira terus mengendor kaca mobil sekencang mungkin agar didengar orang lain. Namun nahas tiba tiba mobil mendadak rem dan Dira terpental dari kursi belakang hingga tak sadarkan diri. Driver itu malah terdiam dengan situasi chaos ini. Matanya yang tajam mulai melirik ke arah belakang kursi penumpang. Dia sekarang melihat wanita cantik tak sadarkan diri dan tak berdaya.
Bukanya menolong atau biarkan Dira keluar dari mobil. Pria misterius itu mulai mengelus pipi Dira yang merah. Bukan hanya mengelus pipi, tangannya yang liar mulai mengelus bagian bibir, mata, dagu dan kening. Pria misterius itu tersenyum dan berkata dengan suara berat namun lembut. Suara pria yang terdengar sangat maco.
“Saatnya kita pulang. Sayang.”
****
Sebuah kamar besar dan bergaya barat modern. Bercat putih dan penuh dengan furnitur mahal. Karpet permadani yang cantik, lantai marmer putih mengkilat dan meja dandan dengan banyak set kosmetik dan skin care kelas dunia.Kasur besar yang empuk dengan bantal bulu angsa, seorang wanita cantik tidur lelap diatasnya. Wanita itu ternyata Dira. Tubuhnya yang idealis sangat cocok memakai gaun putih sedikit transparan. Bibir mungil dan merah muda membuat dia seperti ratu yang sedang tidur di sebuah kastil besar.
Tak menunggu lama, kedua mata Dira mulai bergerak. Membuka perlahan pandangan yang kabur dan runyam. Dira perlahan bangkit dan memegang kepalanya yang sangat sakit. Dira sedikit linglung dan masih belum paham dengan apa yang sekarang dilihatnya. Dira kini berada disebuah kamar besar yang asing baginya. Masih dengan perasaan bingung dan kosong, dimana sebenarnya ini? Tempat apa ini? Dira mencoba berdiri dari atas kasur, sayangnya tubuh itu masih lemah dan terlalu lemah. Tubuhnya tersungkur kebawah karpet permadani. Dira merasakan sakit itu belum hilang.
“Ayah...” mencoba memanggil suaminya dengan suara pelan dan serak.
Tidak ada respon dari suaminya. Kemanakah suaminya pergi?
“Hanum.. sayang...”
Memanggil nama anak perempuannya. Namun tetap saja ruangan ini tetap kosong dan sunyi.Dira dengan sekuat tenaga bangkit untuk berdiri. Sayang tubuh ini dibuat lumpuh.
Tak ada cara lain, Dira mencoba untuk meng ngesot. Setelah mencoba beberapa jarak menggeser tubuhnya di atas permadani. Tiba tiba tubuhnya tertahan dan tak bisa bergerak. Dira mencoba untuk menggerakkan tubuhnya lebih kuat lagi, namun badanya seperti ada yang mengikat. Dira lalu mulai tersadar. Dibalik gaun putihnya yang panjang, kakinya yang kecil itu ternyata sedang diikat oleh besi rantai.
Bukan rantai biasa, sebuah rantai yang dikunci secara digital. Rantai itu diikatkan pada salah satu tiang kasur. Dira begitu kaget dan tak percaya. Apa yang sedang ia lihat baginya adalah penjara. Kenapa tubuhnya harus dirantai seperti tahanan. Apa salah tubuh ini? Dira mulai menangis dan menjerit jerit. Dia terlihat sangat takut dengan ruangan asing dan rantai besi yang melilit dikakinya yang kecil
“Tolooooong lepaskan aku.. toloong.”
Dira menangis kesetanan dan sejadi jadinya, berharap ini hanyalah mimpi buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Aqiyu
wiiiwwww..... kaya serem spikopat😣
2022-05-07
1
Fahril Riana
hadir kak
2022-01-19
1
Nicky
dari FB cuzzzz,,,,
2022-01-09
2