Violet gadis berusia dua puluh dua tahun sedang mekar-mekarnya dan semangat menggapai cita-cita tapi tiba-tiba ia di jodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang usianya jauh lebih tua selisih hampir duapuluh tahun bernama Frans, duda kaya raya yang misterius.
Di tengah pernikahan yang seumur jagung Violet harus menerima kenyataan jika Frans mandul.
Jangan lupa like dan subs serta follow agar author tetap hidup karyanya. 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Rindu Rumah
"Maaf saya tidak mengenal anda" kata Violet sembari menatap Catherine.
"Oh tidak masalah, aku mengerti pasti Frans tidak bercerita apapun padamu. aku kemari ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Frans dan kau..."
"Violet" kata violet menyebut namanya.
"Yah dengan mu Violet, selamat"
"Terimakasih" kata Violet.
Catherine datang hanya untuk mengucapkan selamat dan ia ingin melihat secara langsung istri baru mantan suaminya.
Rupanya gadis itu cantik juga tapi sepertinya ia tidak tahu soal kemandulan Frans.
Catherine tersenyum sinis,
***
Malam ini untuk pertama kalinya setelah menikah Frans dan Violet makan malam bersama di ruang makan. Frans hanya diam seperti biasa ia tidak menganggap Violet ada.
Violet mengaduk makanan di piringnya, wajahnya nampak muram. ia rindu suasana makan di keluarganya yang begitu ceria dan penuh kebersamaan. tak jarang ia dan ayahnya sering bercanda di sela menikmati makan malam. ibunya juga sering bergosip yang tidak penting hingga membuat ayah dan Violet menggeleng kepala. sekarang saat berpisah jauh Violet baru terasa ia rindu suasana rumahnya.
"Ada apa?" tanya Frans dingin. pria itu menatap Violet lekat dengan kedua bola mata kecoklatan yang selalu saja terkesan dingin. sorot mata itu seolah tertutup oleh suatu kebencian entah apa yang sebenarnya di benci Frans, Violet tidak tahu.
"Pak bolehkan saya menengok ayah besok? saya rindu rumah" kata Violet memberanikan diri.
"Rindu rumah? belum ada satu minggu kau ikut pulang bersamaku sudah rindu keluargamu? jangan lupa kalau kau sudah menjadi istri bukan lagi anak ayahmu! jadi jangan manja. aku tidak memberi mu izin pulang"
Violet terdiam, ia sudah menduga dengan jawaban ketus itu. matanya berkaca-kaca, ia menikah dengan pria yang sama sekali tidak ia ketahui sikapnya. tidak menganggapnya apalagi mencintainya bagaimana Violet akan betah berada di rumah Frans. rasanya Violet ingin kabur saja dari rumah mewah itu.
Tapi Violet segera ingat ancaman Ibas jika Violet macam-macam maka Frans akan menarik bantuannya dan ayahnya akan kembali di kejar hutang. Violet tidak tega apalagi sang ayah baru pemulihan dari serangan jantung.
"Kenapa melamun?!" suara Frans membuyarkan kecamuk di pikiran Violet.
Gadis itu menggeleng perlahan,
Frans berdiri dari duduknya sepertinya ia kehilangan selera makan karena ulah Violet. Frans bergegas menuju ruang kerjanya, seperti biasa ia menutup rapat-rapat ruangan itu seolah di dalam sanalah Frans menyembunyikan dirinya dari orang lain dan tidak mau di ganggu.
Violet membawa piring kotor ke dapur, rutinitas itu selalu ia lakukan meski ada pelayan di rumahnya dulu.
"Nona sedang apa? biar saya saja ini tugas saya" kata Mina panik.
"Tidak apa, aku biasa melakukannya di rumah dulu"
"Tapi nanti kalau tuan Frans melihat pasti tuan akan marah dan saya takut di pecat nona"
"Tenanglah Mina, pak Frans tidak akan peduli padaku sekalipun aku mencuci piring, membersihkan rumah, memasak ia tidak akan peduli"
"jangan begitu nona, tuan itu sebenarnya baik sekali tapi sayang ia di sakiti mantan istrinya..." Mina segera menutup mulutnya yang lancang keceplosan.
"Kau bilang apa?" tanya Violet
"Tidak nona, saya tidak bilang apa-apa"
Percuma kalau Violet bertanya soal Frans pada Mina, pasti Mina tidak akan berani menjawab apapun pertanyaan Violet yang berhubungan dengan Frans.
"Permisi nona saya mau membuat kopi" kata Mina meraih sebuah mug.
"Kopi untuk siapa?"
"Untuk tuan"
"Kalau begitu biar aku buatkan"
"Tapi nona.."
"Tenanglah, aku kan istrinya jadi itu tugasku bukan?"
Mina mengangguk sembari tersenyum tapi wajahnya memancarkan kecemasan. ia takut jika Frans tahu kopi itu buatan Violet pasti tuannya itu tidak mau meminumnya. Frans sudah berpesan pada para pelayan jika ia tidak ingin Violet memasak makanan atau sekedar membuatkan kopi untuknya.
"Nona biar saya saja yang antar kopinya"
Violet tertegun, tapi ia langsung mengerti jika dirinya yang mengantar kopi itu pasti Frans tidak akan mau meminumnya.
"Baiklah"
Violet kembali ke kamarnya, ia berbaring di ranjang terdiam sembari menatap foto keluarganya yang ada di ponselnya.
Tanpa terasa air mata Violet mengalir membasahi pipinya. Violet tidak tahu sampai kapan ia akan menjalani hidup seperti ini. jika bukan demi ayahnya ia tidak mau menikah dengan pria dingin seperti es batu itu.
Btw yg lagi anget2nya udah senyam senyum kayak orang gila baik Frans dan Violet sama2 lagi berbunga2...
si Frans mah sebenarnya udah gak tahan dari dia tau ttg hasil pemeriksaannya kemarin. untungnya dia masih bisa nahan 🤭 semoga setelah ini cepet dpt momongan dan si Chaterine dan Damian tambah iri sama kebersamaan Violet & Frans
untuk Frans semoga berubahan yg baik iki bukan sementara terlebih sekarang ada Violet yg senantiasa menemani Frans dikala dia sedih maupun bahagia.
syukurlah hasil tes sesuai harapan Frans sehingga dia bisa melanjutkan kehidupan rumah tangganya dg Violet tanpa rasa takut lagi karena kebohongan Catherine... tinggal menunggu tindakan Frans pada Catherine karena udah bohong sama Frans sampai Frans harus terpuruk selama 2th.
Ingat Tuhan maha membolak balikkan hati, yng awalnya cinta bisa jadi benci yg awalnya benci bisa jadi bucin 🤭 siap2 ttuan Frans klepek2 sama si Violet. apa mungkin si Frans mau klarifikasi ttg gosip dirinya dg Violet di tempat kerja Violet biar mereka yg julid jadi diem.