Akibat Sandiwaraku

Mei yang mendengar ucapan Kaka bingung. Otaknya berpikir keras dengan kalimat yang dilontarkan dari mulut pria yang ada di sampingnya.

" Astaga, apa yang ada dipikiran pria ini? Kapan gue bilang cinta sama dia? Bukannya dia yang nyuruh gue pura-pura buat jadi pacarnya. Dia sungguh percaya diri sekali!." Umpat Mei dalam hati merutuki pertanyaan Kaka. Mei tidak ingat dulu ia pernah mengatakan cinta pada Kaka.

"Kapan saya bicara seperti itu?" tanya Mei dengan raut wajah yang bingung. Kaka yang mendengar pertanyaan Mei pun tak enak hati karena merasa malu dengan pertanyaan yang ia lontarkan.

" kenapa gue nanyain hal itu? Apa dia lupa atau apa pada saat itu sedang bersandiwara? " Tanya Kaka dalam hati.

" Lupakan! Cepat obati lukamu!" Ucap Kaka pada Mei. Mei pun diam mengingat apa betul ia pernah mengatakan itu.

" Aneh nih orang! Ups, apa yang dimaksudnya waktu itu. Gue kan emang pernah mengatakannya. Astaga Mei, Apa yang harus Lo jawab, masa iya gue bilang waktu itu gue juga pura-pura." rutunya dalam hati mengingat ia pernah mengatakan hal itu.

Mei pun mengambil tasnya dan membuka tasnya untuk mencari ponselnya. Ia membuka layar aplikasi kamera untuk melihat wajahnya yang luka.

" Astaga, muka gue! Emang dasar tu kucing garong, bikin rusak muka cantik gue!, Aku harus bilang apa sama mama muka aku jadi kayak ini!" Ucap Mei yang terkejut melihat wajahnya di kamera ponselnya. Kaka yang mendengar dan melihatnya tersenyum mendengar ucapan Mei.

" Kenapa senyam-senyum? Ini semua karena anda? gara-gara anda nyuruh saya pura-pura jadi pacar anda di depan perempuan itu muka saya jadi kayak gini." Ucap Mei yang kesal.

"Maaf..saya memang nyuruh kamu buat jadi pacar saya tapi kan saya nggak nyuruh kamu buat berantem. lagian juga kenapa kamu berantem sama dia? Coba kamu diam aja dan nggak ngeladenin dia" Ucap Kaka pada Mei sehingga membuat Mei tersulut emosi gara-gara mendengar ucapan Kaka.

Maaf..maaf enak aja kamu bilang! Kamu nyuruh saya diam dan nggak ngeladenin dia. Masa iya saya harus diam aja, liat cewek anda ngatain saya j****g dan menampar wajah saya. Saya melawan aja muka saya jadi kayak gini. Apa jadinya kalo saya diam aja? Anda harus tanggung jawab!" Ucap Mei yang kesal dengan Kaka

" Ayo" Ajak Kaka berdiri

" kemana?" tanya Mei

" Ke dokter. Kata kamu saya harus tanggung jawab, jadi ayo kita ke dokter. Oh ya apa kamu punya recommend dokter kecantikan buat ngobatin wajah kamu itu." Ucap Kaka mengajak Mei untuk ke dokter.

" Nggak usah, saya bisa sendiri" Ucap Mei ketus.

" Tadi kata kamu saya harus tanggung jawab. Jangan bilang kamu nyuruh saya tanggung jawab buat nikahin kamu." Ucap Kaka pada Mei sehingga membuat Mei membulatkan matanya.

" Astaga orang jadi cowok terlalu percaya diri, emang gue cewek apaan!" Ucap Mei pelan yang masih terdengar oleh Kaka. Kaka yang mendengarnya pun sedikit malu.

" Saya mendengar ucapan kamu! Kamu bilang saya terlalu percaya diri? Kamu lupa waktu di gudang itu kamu bilang kamu mencintaiku?. Apa waktu itu juga bagian sandiwaramu?" Ucap Kaka yang tak mau kalah.

" hadeh, ampun ni orang! Gue baru jawab apa, masa iya gue bilang gue hanya pura-pura aja! ucap Mei dalam hati.

" kenapa diam? Apa ucapan mu waktu itu bohong?" Tanya Kaka pada Mei

" Ya iyalah gue bohong, gue juga nggak tau kenapa mulut gue bisa ngomong kaya gitu. Lagian juga kenapa jadi bahas itu sih." rutu Mei dalam hati.

"I-iya waktu itu saya emang bilang kaya itu. Tapi.." Ucap Mei terputus karena ia memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan pada Kaka.

" Tapi apa?" tanya Kaka

"gue harus jawab apa, kalo gue bilang gue bohong, gue takut dia marah sama gue. kalo gue bilang gue cinta sama dia, wah pasti besar kepala ni orang. ya nggak mungkinlah gue cinta sam Lo, Lo udah bikin gue tersiksa dan bikin gue malu karena buat gue nangis meraung-raung.

" Sa- saya emang cinta sama kamu. Tapi sekarang udah eggak." Ucap Mei pada Kaka. Kaka yang mendengarnya pun sedikit tersenyum tapi seketika wajahnya berubah ketika mendengar ucapan terakhir Meilika.

" kenapa dengan ku? kenapa gue kecewa ya mendengar ucapannya yang terakhir? " ucap Kaka dalam hati.

" Lagian juga kenapa juga saya harus minta anda buat nikahin saya? Emang saya hamil anak anda apa?" Ucap Mei

" Tadi kan saya udah mau ajak kamu ke dokter buat tanggung jawab tapi kamu nggak mau. Jadi saya berpikir kamu saya bertanggung jawab buat nikahi kamu." Ucap Kaka untuk menutupi rasa malunya.

" M..Maksud saya itu. Saya punya satu permintaan, karena anda sudah membuat muka saya jadi kayak ini." Ucap Mei pada Kaka

" Apa?" tanya Kaka. Mei memikirkan apa yang akan di pintanya pada Kaka.

" Tadi kan anda meminta bantuan pada saya dengan syarat anda akan menerima persyaratan yang saya minta untuk mengklarifikasi itu. Dan sekarang saya meminta pertanggungjawaban pada anda karena saya menuruti kemauan anda wajah saya jadi gini." Ucap Mei pada Kaka

" Jadi apa permintaan mu?" tanya Kaka. Mei pun memikirkan permintaannya pada Kaka.

" Apakah anda bisa mengabulkan permintaan saya?" tanya Mei pada Kaka dan dijawab anggukan oleh Kaka.

" Yakin?" tanya Mei lagi

" Iya, cepet Katakan!" ucap Kaka yang kesal karena ia tak suka bertele-tele.

" Saya tidak mau melakukan konferensi pers untuk mengklarifikasi itu." Ucap Mei dengan sedikit ragu. Kaka yang mendengarnya menggelengkan kepalanya karena ia terkejut mendengar permintaan Meilika.

Bersambung.

Maaf ya kak, up nya telat. Tadi itu author udah nulis udah panjang sampe sini, tapi author tinggal sebentar dan belum author save, jadi ilang tulisannya😭😔. Jadi author nulis ulang lagi🙄.

Jangan lupa di vote ya kak, like n komentarnya juga.🤗😘

Terima kasih buat yang udah baca, yang ngasih vote dan likenya🤗😘