Warning! (***)
Pernikahan atas dasar perjodohan bukan berarti sesuatu yang tidak dipedulikan.
Pernikahan tetaplah pernikahan!
Apapun itu, aku akan selalu memperjuangkan rumah tanggaku sampai kata cinta tumbuh di antara kami berdua.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, Mas?" cegah Dianka saat Darwin hendak berlalu.
Sanggupkah ia membuat hati Sang CEO itu luluh?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimana Dianka?
Pukul enam sore Darwin pulang ke rumahnya, karna drama di kantor tadi membuatnya harus pulang telat saat ini.
Dengan langkah gontai Darwin masuk ke dalam rumah sembari menjinjing jas kerja serta tas miliknya.
Saat ia masuk semua lampu begitu gelap dan sama sekali tidak ada yang menyala.
Ia pun lantas mencari saklar lampu dan menyalakannya.
Darwin berjalan lagi menelusuri setiap sudut ruangan untuk menyalakan seluruh lampu.
Ketika ia berada di ruang makan ia melihat meja makan yang masih kosong tak seperti biasanya.
Ia pun berlalu dan naik ke lantai dua menuju kamar.
Sama seperti sebelumnya kamar pun gelap gulita.
Setelah ia menyalakan lampu Darwin tak menemukan Dianka disana, ranjang juga masih rapi seperti tak ada orang yang meniduri.
"Dimana Dianka?" Tanya Darwin pada dirinya sendiri.
Ia meletakkan jas serta tasnya terlebih dahulu, lalu melangkah ke arah kamar mandi.
Dan saat ia membuka pintu kamar mandi tersebut tidak ada siapapun disana.
"Kemana dia?"
Darwin kembali keluar dari kamar dan mencari-cari keberadaan istrinya.
"Dianka...... "
"Di...... "
Tak ada siapapun di lantai bawah, lantas Darwin mencoba mencari Dianka di taman belakang.
Namun, wanita yang ia cari lagi-lagi tidak ada.
"Dianka...... "
"Kau dimana...???"
Merasa memang Dianka tidak berada di rumah Darwin mencoba menelpon wanita itu.
Beberapa kali ia menelpon tapi hanya suara operator yang muncul, membuat pria tersebut berdecak kesal.
"Mungkin Dianka berada di butik, pasti sebentar lagi dia datang"
Darwin memutuskan kembali ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sedari tadi.
Seusai mandi Darwin turun ke lantai bawah untuk menunggu Dianka di ruang tamu, agar merasa tak bosan Darwin menyalakan televisi yang berada disana.
Rasa lelah yang melanda membuat lelaki bertubuh kekar tersebut tanpa sadar tertidur di atas sofa dengan TV yang masih menyala.
***
Sinar matahari pagi mulai menelusup melalui celah-celah jendela, suara kendaraan yang kian terdengar seketika membuat Darwin terbangun dari tidurnya.
Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, pria itu berusaha bangkit dan menatap ke arah jendela yang sudah sangat terang.
Saat ia berdiri Darwin merasa seluruh bagian tubuhnya terasa nyeri dan pegal, wajar saja karna semalaman penuh ia tertidur di sofa dengan posisi yang tidak berubah.
"Apa dianka sudah pulang ya? Mungkin dia sedang berada di kamar" Ia lantas masuk ke dalam kamar guna memastikan jika Dianka sudah pulang ke rumah.
Tetapi saat ia masuk tak ada siapa-siapa, ranjang masih rapi seperti kemarin.
"Apa Dianka tidak pulang? Lalu kemana dia sebenarnya?"
Darwin mulai dibuat cemas akan keberadaan sang istri, ia mengambil ponsel miliknya dan menelpon ke nomor Dianka.
Tapi sayang, nomor Dianka tidak aktif sejak kemarin.
"Kenapa nomornya selalu tidak aktif?"
"Sepertinya aku harus menyusul Dianka ke butik"
Darwin kemudian bergegas untuk mandi.
Tiga puluh menit berlalu...
Saat ia akan bergegas pergi suatu aroma yang sangat Darwin kenal membuat langkahnya berbelok menuju ruang makan sekaligus dapur.
Aroma masakan Dianka membuat Darwin yakin jika wanita itu ada disana.
"Di...... "
Darwin memanggil nama istrinya, tapi tidak ada orang di ruang makan, hanya berbagai makanan yang sudah tersedia di meja makan.
Darwin mendekat, ia menyentuh salah satu makanan yang tersedia.
Makanan sudah dingin, tapi aromanya seperti makanan yang baru dimasak.
Darwin menatap ke seluruh makanan, tanpa sengaja matanya menemukan secarik kertas kecil.
Saat Darwin membaca kertas itu, ternyata tak lain adalah dari Dianka.
Selamat sarapan
~Dianka~
Hanya itu yang tertulis disana.
"Dianka kesini? Tapi kapan?"
Tak mau menyia-nyiakan hasil makanan sang istri Darwin lantas duduk dan mengambil nasi serta lauk pauk tersebut.
***
Pukul delapan lewat akhirnya Darwin tiba di butik milik Dianka.
Dimana butik sudah dibuka dan ada beberapa pegawai yang sedang memberesi toko.
Darwin berjalan ke arah wanita yang ia ketahui ada tangan kanan istrinya.
"Mitha" sahut Darwin.
"Eh pak Darwin, maaf Pak saya tidak melihat Bapak tadi. Selamat datang Pak"
Darwin hanya mengangguk sebagai balasan.
"Aku ingin menanyakan apakah istriku ada di sini?"
Mitha terdiam sembari mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Tidak Pak, sejak kemarin bu Dianka tidak datang ke butik. Saya pikir Ibu masih ingin bekerja di rumah" Jawab Mitha jujur.
Deg!
Jawaban Mitha berhasil membuat Darwin semakin cemas akan keberadaan Dianka.
Dimana sebenarnya wanita itu?
"Memangnya Ibu tidak ada di rumah? Barangkali Ibu ada di rumah orang tuanya Pak" Kata Mitha lagi.
Mendengar ucapan Mitha otak Darwin langsung tertuju pada sang mertua, mungkin Mitha benar jika Dianka sedang ada di rumah orang tuanya.
"Sepertinya begitu, terimakasih Mitha. Saya permisi" Darwin kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan butik.
waah .. enak bener gak dihukum krn rencana pembunuhan ke Dianka..
Pikir ... pikiiiirrrr .... kalo Alfred beneran nolongin, gak mungkin lah sampe selama itu kamu "dikurung" ...
Katanya di villa, tp koq ya sama sekali gak boleh keluar kamar sekedar buat jalan2..
Buat keamanan ?
Justru sekarang kamu berada di tempat yg gak aman, Dianka ...
gimana kalo nanti Darwin tau bhw otak kejahatan itu adalah mantan tersayang nya ...
Darwin masih "main2" tuh sama Adelia .. 😡😡😡
Dianka aja yg sbg istri CEO sll ketok pintu dulu ...