Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.
Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Setelah beberapa saat, mobil yang dikendarai Butler berhenti di depan Wynthorne masion. Setelah turun dari mobil, pria itu berkata dengan sangat sopan, “Nona, silakan turun dari mobil.”
“Aku tidak mau turun." jawab Sienna sambil mencengkeram erat sandaran kursi belakang dengan ekspresi waspada. “Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu membawaku ke tempat ini?”
Setelah berkata begitu, ia refleks melihat ke luar jendela mobil dan mendapati tempat itu terlihat sangat megah seperti gerbang mansion klasik dalam drama televisi.
Bangunan bergaya klasik, taman hijau yang rimbun, bunga-bunga berwarna cerah, dan gazebo antik semuanya tampak terawat dengan sangat baik.
Saat ia masuk tadi, ia sempat melihat para penjaga keamanan yang berdiri di gerbang. Tubuh mereka besar dan kekar, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri.
Melihat semua itu, Sienna langsung sadar bahwa ini jelas tempat tinggal keluarga kaya raya seperti dalam cerita.
Namun, ia tidak merasa pernah menyinggung orang kaya atau berpengaruh.
Sienna masih sibuk dengan pikirannya ketika Butler kembali berkata, kali ini dengan nada cemas, “Nona, bisakah Anda turun lebih dulu? Kita bisa bicarakan semuanya dengan baik-baik.”
Jika perintah dari tuannya tidak diselesaikan dengan baik, dia bisa mendapat masalah besar.
Namun, Sienna mengernyitkan dahi dan langsung menolak. “Tidak, Aku ingin pulang Cepat antar aku kembali, atau aku akan menelepon polisi, Biar polisi yang urus kalian”
Mendengar itu, Butler Thompson menahan napas, lalu berkata pelan, “Nona, saya mohon maaf atas ini.” Ia kemudian melambaikan tangannya, memanggil dua petugas keamanan, “Tolong bantu nona ini masukkan ke kamar tamu. Jaga dia baik-baik.”
Sebelum Sienna sempat bereaksi, dua petugas keamanan sudah menangkapnya dan membawanya langsung ke kamar tamu.
“Ah Tolong! Ini penculikan Aku diculik" Sienna berteriak-teriak, tetap tidak menyerah.
Butler hanya bisa menarik napas dalam. Calon nyonya muda ini benar-benar suka membuat keributan.
Pada saat itu, Alfred keluar dari halaman belakang karena mendengar keributan. Ia mengernyit kesal dan bertanya, “Kenapa berisik sekali? Ini mengganggu permainan Glory of Kings ku.”
Butler langsung mendekat dan membungkuk sopan. “Tuan.”
Saat melihat siapa yang datang, Tuan Cole langsung bertanya bersemangat, “Butler, mana calon menantuku? Ayo, aku ingin melihatnya!”
“Baik, Tuan. Tapi saya rasa Anda perlu mempersiapkan mental anda” jawab Butler, lalu menunjuk ke ruangan tak jauh dari sana.
Alfred melihat beberapa petugas keamanan berjaga di depan pintu kamar, dengan suara teriakan dari dalam yang tidak berhenti. Ia tampak terkejut sejenak, lalu segera paham.
“Kau benar-benar menguncinya di dalam? Butler Aku memintamu mengundang orang dengan baik, kenapa malah--”
“Tuan, saya benar-benar tidak punya pilihan lain,” Butler menjelaskan dengan canggung. “Nona itu sangat keras kepala dan tidak mau mendengarkan penjelasan saya. Demi menyelesaikan tugas Anda, saya terpaksa menggunakan cara ini.”
“Ya sudah, biar kulihat dulu keadaannya,” kata Alfred melambaikan tangan. Selama wanita itu sudah datang, dia tidak terlalu ambil pusing.
Namun, ketika hendak berjalan, ia tiba-tiba melihat ke bawah ke tablet di tangannya. “Ah, tunggu sebentar, aku belum menyelesaikan pertandingan kualifikasi ini. Teman satu timku bilang kalau aku keluar, mereka akan lapor. Jadi aku selesaikan dulu ronde ini"
Setelah berkata begitu, pria tua itu buru-buru berjalan ke samping dan kembali fokus bermain game.
Melihat Tuan Cole pergi, Butler hanya bisa menghela napas dan ikut mengikuti dari belakang.
Sementara itu, Sebastian baru saja kembali ke rumah keluarga Cole. Ia memarkir mobil di pinggir jalan, lalu berjalan cepat menuju kamar kakeknya.
Namun, ketika melewati koridor, ia tiba-tiba mendengar teriakan dari sebuah ruangan di samping. Suara itu terdengar seperti seorang wanita yang sedang meminta tolong.
Sebastian langsung terkejut dan refleks berjalan ke arah kamar tamu. Di depan pintu, ia melihat dua petugas keamanan berjaga.
Ia segera bertanya dengan nada dalam dan penuh kewaspadaan, “Siapa yang ada di dalam?”
pls Sienna jangan ada rasa deh untuk sekarang ,,be strong woman ok jangan lembek