NovelToon NovelToon
Khilaf Semalam

Khilaf Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Mencintaimu bagai menggenggam kaktus yang penuh duri. Berusaha bertahan. Namun harus siap terluka dan rela tersakiti. Bahkan mungkin bisa mati rasa. - Nadhira Farzana -


Hasrat tak kuasa dicegah. Nafsu mengalahkan logika dan membuat lupa. Kesucian yang semestinya dijaga, ternoda di malam itu.

Sela-put marwah terkoyak dan meninggalkan noktah merah.

Dira terlupa. Ia terlena dalam indahnya asmaraloka. Menyatukan ra-ga tanpa ikatan suci yang dihalalkan bersama Dariel--pria yang dianggapnya sebagai sahabat.

Ritual semalam yang dirasa mimpi, ternyata benar-benar terjadi dan membuat Dira harus rela menelan kenyataan pahit yang tak pernah terbayangkan selama ini. Mengandung benih yang tak diinginkan hadir di dalam rahim dan memilih keputusan yang teramat berat.

'Bertahan atau ... pergi dan menghilang karena faham yang tak sejalan.'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16 Sindrom Couvade

Happy reading

"Wa'alaikumsalam, anak muda." Firman menjawab salam dan menyambut uluran tangan Dariel yang ingin menjabat tangannya.

"Kenapa baru datang, Riel?" sambungnya sambil menepuk pelan bahu Dariel.

"Maaf, Om. Tadi ... saya kurang enak badan."

"Sudah minum obat?"

"Belum, Om. Saya tidak terbiasa minum obat. Lagi pula saya cuma masuk angin biasa."

"Lebih baik kamu istirahat saja, Riel. Biar Om yang menemui Arga sendiri."

"Tadi, saya sudah rebahan sebentar sebelum berangkat ke sini, dan sekarang badan saya sudah terasa agak mendingan. Jadi, saya tetap akan menemani Om Firman."

"Baiklah kalau begitu. Om ambil topi dulu ya. Kamu duduk saja di sini. Ngobrol sama Dira."

"Iya, Om."

Firman beranjak dari posisi duduk, lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil topi, meninggalkan Dariel dan Dira di teras rumah.

"Aku boleh duduk di sini, Ra?" Dariel sekedar berbasa-basi untuk memecah suasana hening yang sekejap menyelimuti mereka.

"Boleh." Dira menjawab singkat tanpa menatap lawan bicara yang saat ini menatapnya.

Dariel lantas mendaratkan bobot tubuhnya di kursi, bersebelahan dengan Dira.

"Gimana keadaanmu, Ra?" Dariel membuka obrolan.

"Alhamdulillah, baik."

"Syukurlah, Ra. Aku khawatir ... kamu seperti aku. Nggak enak badan dan serasa mau rebahan terus."

"Memangnya, sudah berapa hari kamu merasakan nggak enak badan?" Dira ganti bertanya dan menoleh sekilas ke arah Dariel.

"Sudah tiga hari ini. Setiap pagi, rasanya pingin muntah. Makan apa aja kurang berselera. Cuma buah-buahan yang bisa diterima perut. Kata mamaku ... seperti orang yang lagi ngidam."

Jawaban yang keluar dari bibir Dariel membuat jantung Dira seolah berhenti berdegup.

Dira terdiam. Dadanya serasa sesak, seakan ada beban yang tengah menghantam.

Jangan-jangan, Dariel mengalami sindrom couvade atau biasa disebut ... kehamilan simpatik.

Jika benar demikian, berarti benih yang ditanam oleh Dariel di malam itu telah tumbuh di dalam rahimnya.

Tidak, itu tidak mungkin.

Dira segera membuang pikiran buruk itu dan berusaha untuk tetap bersikap tenang.

Ya Allah, jangan hembuskan nyawa di dalam rahimku. Aku belum siap menerimanya.

Batinnya berbisik lirih. Memanjatkan pinta pada Illahi.

Sungguh, Dira belum siap jika harus mengandung benih yang tidak diharapkannya hadir di dalam rahim dan menjalani hidup yang penuh duri. Menerima cacian karena hamil di luar nikah dan membesarkan anak seorang diri, tanpa seorang suami yang mendampingi dan menguatkan.

"Ra --"

Suara Dariel membuat Dira terhenyak dan tersadar dari lamun. Refleks, ia pun menoleh ke arah Dariel.

"Ya. Ada apa, Riel?" Tanya yang terucap dari bibirnya mencipta seutas senyum manis di bibir Dariel.

"Jangan melamun!"

"Nggak, aku nggak melamun." Dira mengelak.

"Aku tau, pasti kamu kepikiran 'kan?"

"Kepikiran apa?"

"Sindrom cou--"

"Jangan dilanjutkan!" Dira buru-buru memangkas ucapan Dariel. Ia tidak ingin mendengar kata itu terucap, apalagi sampai terdengar di telinga ayahnya yang pasti akan teramat syok dan murka.

"Why?"

"Nggak pa-pa."

"Ra, kita harus bicara serius. Aku yakin kamu --"

Dariel urung melanjutkan ucapannya kala terdengar suara hentakan sepatu diikuti suara bariton milik Firman.

"Maaf membuatmu menunggu agak lama, Riel. Tadi, Om pamit dulu sama Nyonyah. Eh malah keterusan itu." Firman tersenyum nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sehingga membuat Dariel dan Dira menatap heran.

"Keterusan apa, Om?"

Firman kembali tersenyum nyengir dan mengibaskan tangan. "Ah, anak muda belum boleh tahu. Apalagi kalau belum menikah. Takutnya kepingin."

"Kepingin apa, Yah?" Dira menimpali. Rasa penasaran mendorongnya untuk turut bertanya.

"Haduh, kenapa kamu malah ikut bertanya, Ra? Itu sesuatu yang ... ah. Sudahlah, jangan ada yang bertanya lagi ya! Kelak ... kalau kalian sudah menikah, pasti kalian akan faham apa yang kami lakukan. Meski cuma lima belas menit, tapi sukses bikin keringetan."

"Kaya' olahraga aja, Om. Bikin keringetan."

"Ya memang olahraga, Riel. Olah raganya pasangan yang sudah nikah."

"Memangnya olahraga apa, Om?"

Lagi-lagi Dariel bertanya, meski sebenarnya ia faham dengan kata 'olahraga' yang dimaksud oleh Firman. Tentu saja menyatukan raga, mereguk kenikmatan surga dunia. Seperti yang pernah dilakukannya bersama Dira.

"Ya elah, malah bertanya lagi. Dasar anak ngeyel!" Firman menjewer telinga Dariel dan membuat pemuda itu tersenyum nyengir sambil meminta ampun.

Sementara Dira ... dia hanya mengulum senyum dan berusaha menahan buncahan rasa yang menghantam jiwa.

Ia berharap Dariel hanya masuk angin biasa, bukan mengalami sindrom couvade seperti yang ditakutkannya.

🌹🌹🌹

Bersambung

1
Hikari Puri
dtgu up nya lg thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Najwa Aini
karya yg bagus. dikemas dengan tatanan bahasa yg apik, rapi, enak dibaca dan mudah dipahami..
sukses selalu buat Autor yg maniiiss legit kayak kue lapis.
Ayuwidia: Uhuk, makasih Kakak Pertama
total 1 replies
Najwa Aini
Dariel aja gak tau perasaannya senang atau sedih, saat tau Dira putus dgn Aldi.
apalagi aku..
Najwa Aini
perusahaan Dejavu??
itu memang nama perusahaannya..??
Ayuwidia: Iya, anggap aja gitu
total 1 replies
Najwa Aini
Ayah bundanya Dira kayak sahabatnya ya
my heart
semangat Thor
Machan
simbok aja tau klo Dariel lebih sayang timbang Aldi😌
Machan: amiiin


berharap🤣🤣
Ayuwidia: Dari Gold jadi diamond ya 😆
total 6 replies
Najwa Aini
ooh jadi Dira itu seorang dokter ya..
wawww
Ayuwidia: huum, Kak. Ceritanya gtu
total 1 replies
Najwa Aini
Amiin..
aku aminkan doamu, Milah
Najwa Aini
kalau dari namanya sih, kayaknya mang lbh ganteng Dariel daripada Aldi
Najwa Aini
ooh..jadi gitu ceritanya..
ya pastilah hasratnya langsung membuncah
Ayuwidia: uhuk-uhuk
total 1 replies
Najwa Aini
Tapi tetap aja keliatan kan Riel
Najwa Aini
omah kenangan yg asri banget itu ya
Najwa Aini
jadi ceritanya Dira lupa dengan ritual naik turun Bromo semalam gitu??
Machan
🤭🤭🤭
Machan
aku tutup mata, tutup kuping, tutup hidung juga😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!