Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cathleen, Will You Merry Me?
Beberapa bulan kemudian diluar negri
"Kamu sudah bangun? Mau aku ambilkan sarapan sekarang?" Fauzan dengan senyumnya yang menawan dan nada bicara yang lembut, bertanya pada seorang gadis yang tengah duduk di kursi roda sambil menikmati pemandangan yang indah dari pinggir jendela kamarnya
"Ya, aku baru saja bangun. Kenapa kamu tidak membangunkan aku?" Cathleen bertanya dengan nada bicara yang datar seperti biasa
"Ini masih pagi, jadi aku hanya ingin membiarkanmu beristirahat lebih lama" Fauzan menjawab dengan nada yang tenang dan senyum yang hangat
"Kamu belum menjawab pertanyaan ku? Mau aku ambilkan sarapan sekarang atau tidak?" Tanya Fauzan lagi yang kini berdiri di depan Cathleen
"Ehm ... baiklah. Tapi ... apa aku sudah bisa turun dari kursi roda ini? Aku sudah bisa berjalan meskipun dengan menggunakan tongkat dan ini sangat tidak nyaman seperti aku benar-benar gadis yang cacat" Cathleen mengeluh dengan wajahnya yang sinis
"Tidak. Hari ini kita akan melakukan pemeriksaan dulu. Jika dokter mengizinkan kamu untuk tidak memakai kursi roda lagi, baru kamu boleh melakukannya" Fauzan bicara dengan tegas tanpa ingin bantahan
"Cih, kenapa kamu sangat menyebalkan sekali!"Cathleen berdecih dengan nada yang sinis
"Meskipun menyebalkan tapi aku sangat menyayangimu. Fauzan berjalan mendekat ke arah Cathleen dan membelai lembut rambut panjangnya
"Berhentilah menggodaku! Apa kau tidak bosan?" Cathleen bertanya dengan sikap acuh tak acuh
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bosan menggodamu karena kamu memang selalu terlihat sangat menggemaskan" Fauzan menyentuh lembut pipi Cathleen sambil menundukkan badannya sehingga wajah mereka kini saling berhadapan
Deg deg deg
"Jantungku ... jangan sampai kamu melompat keluar! Ini akan sangat memalukan jika Fauzan bisa mendengarnya" Pikir Cathleen dengan wajah yang kini berubah merah
"A-apa yang kamu lakukan? Jangan terlalu dekat!" Terlihat jelas dari wajahnya kalau Cathleen sedang panik dan itu membuat Fauzan semakin senang menggodanya
"Memang kenapa? Kalau aku ingin dekat deganmu bagaimana?" Fauzan mneyeringai kemudian tersenyum menggoda Cathleen
"Sudah, hentikan! Sebaiknya kita berangkat kerumah sakit sekarang!" Akhirnya Cathleen mengalihkan perhatian Fauzan dengan mengajaknya kerumah sakit sambil mendorong kursi rodanya sendiri menjauh dari Fauzan
"Baiklah. Aku tidak akan mengganggumu lagi! Sekarang bersiaplah dan pakailah baju yang bagus. Aku ingin membawamu kesuatu tempat setelah kita pulang dari rumah sakit"
"Sepertinya semua baju yang aku kenakan selalu bagus. Aku tidak pernah mengenakan baju yang kotor ataupun robek" Cathleen bicara dengan sinis
"Iya, aku tahu tapi aku ingin hari ini kamu mengenakan baju yang beda dari biasanya" Fauzan menjawab sambil beranjak pergi meninggalkan Cathleen
Cathleen tersenyum setelah kepergian Fauzan, dia kembali mengingat saat-saat dia dirawat dirumah sakit
Flash back on
Beberapa bulan yang lalu setelah mereka pindah keluar negeri, Cathleen masih belum sadar namun dia dapat mendengar apa yang dikatakan orang disekitarnya
"Cathleen, apa kamu mendengarku? Aku tahu kamu mendengar apa yang aku katakan. Aku ingin mengatakan kalau bagaimanapun keadaanmu nantinya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku sudah pernah kehilangan kesempatan untuk dekat denganmu saat kamu tiba-tiba pindah keluar negeri ketika kita di bangku SMP dulu. Sekarang aku sudah mendapatkan kesempatan kedua untuk berada di sampingmu setelah bertahun-tahun kita tidak bertemu. Jadi ku harap kamu tetap kuat dan terus berusaha untuk bisa bengun lagi agar aku memiliki kesempatan seutuhnya untuk hidup bahagia denganmu"
Fauzan bicara sambil memegangi tangan Cathleen disertai air mata yang perlahan membasahi pipinya hingga menetes ke tangan Catheen. Saat itulah Cathleen perlahan menggerakkan ujung jarinya dan membuka matanya
"Dokter sialan, kamu ingin aku cepat sembuh tapi kamu mengganggu aku saat sedang beristirahat" Cathleen bicara dengan suara lemah dan parau dengan kedua mata yang masih tertutup setelah itu baru perlahan dia membuka matanya
"Cathleen? Kamu sudah sadar? Syukurlah" Fauzan yang sangat senang dengan sadarnya Cathleen langsung memeluknya dengan erat
"Le-lepaskan aku! kamu ingin membunuhku!" Cathleen yang masih lemah tidak dapat mendorong tubuh Fauzan yang lebih besar darinya
"Maafkan aku. Aku terlalu bahagia karena kamu sudah sadar" Jawab Fauzan dengan senyum lebar dan wajah berbinar
"Kalau begitu aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kondisimu!" Fauzan menghapus air matanya dan dengan cepat beranjak meninggalkan ruangam Cathleen
"Ini dimana? Apa ini dirumah sakit milik Fauzan? Tapi dekorasi ruangannya seperti berbeda?" Cathleen terus memperhatikan sekelilingnya begitu dia membuka mata
Tak lama kemudian, dokter pun tiba bersama Fauzan
"Silahkan dokter!" Ujar Fauzan mempersilakan dengan sopan. Dokter dan suster pun memeriksa kondisi Cathleen
"Kondisinya sudah mulai stabil sekarang, hanya saja mungkin tubuhnya akan kesulitan untuk di gerakkan dalam sementara waktu" Dokter menjelaskan dengan hati-hati
"Baik dokter. Terimakasih" Ujar Fauzan dengan ramah.
Sejak Cathleen sadar, Fauzan selalu sabar mengurusnya. Menemaninya terapi menggerakan anggota tubuh dan juga terapi mentalnya. Perlahan, Cathleen mulai merasakan kehangatan dari perhatian kecil yang selalu diberikan Fauzan
Flash back off
Cathleen dan Fauzan kini telah berada dirumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan mengenai keadaan Cathleen
"Halo, nona Cathleen. Bagaimana keadaanmu hari ini?" Tanya dokter yang melakukan terapi pada Cathleen
"Saya baik dok" Cathleen menjawab dengan datar
"Kita mulai saja. Bagaimana dengan ini? Apa terasa sakit?" Dokter berjongkok dihadapan Cathleen dan memegangi kakinya, perlahan dia menggerakan kaki Cathleen untuk mengetahui apakah masih terasa sakit atau tidak
Cathleen menggelengkan kepala perlahan, mengikuti apa yang di katakan dokternya
"Kamu boleh coba melangkah disini. Sambil memegang besi ini untuk menopang tubuhmu!" Cathleen pun perlahan berdiri kemudian memegang besi yang ada di sampingnya untuk menjadi tumpuan saat dia belajar melangkah
Tidak jauh darisana, Fauzan mengawasi Cathleen dengan raut wajah khawatir. Dia terus memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Perlahan Fauzan tersenyum melihat Cathleen yang kembali bisa berjalan meskipun masih harus hati-hati
"Ini perkembangan yang bagus. Kamu sudah bisa berjalan lagi sekarang. Untuk berjaga-jaga, gunakan tongkat sementara waktu ini ya!"
"Baik dokter. Terimakasih" Cathleen menjawab dengan senyum yang ceria
"Kamu sudah bisa berjalan sekarang. Jadi tidak perlu kemari lagi untuk terapi. Kamu sudah bisa pulang" dokter berkata dengan lembut
"Baik dokter. Terimakasih" Cathleen dan Fauzan pun beranjak pergi setelah selesai terapi
"Sekarang kita mau pergi kemana?" Tanya Cathleen setelah menyadari kalau Fauzan tidak mengendarai mobil ke arah tempat mereka tinggal, melainkan ke arah lain
"Aku sudah bilang kalau aku akan membawamu ke suatu tempat yang spesial, jadi kamu tunggu saja!" Fauzan menjawab dengan singkat tanpa memberi kepastian. Itu membuat Cathleen semakin penasaran
Fauzan mengendarai mobil dengan perlahan. Tak berselang lama mereka tiba di sebuah taman yang. Terlihat ada danau tidak jauh dari sana
"Untuk apa kita datang ke taman? Sepertinya ada danau juga?" Tanya Cathleen dengan raut wajah penasaran
"Kamu akan tahu sebentar lagi. Ayo kita turun!" Fauzan pun turun dari mobil terlebih dahulu kemudian dia membantu Cathleen
"Hati-hati!" Dia dengan lembut dan penuh perhatian memapahnya menuju taman dekat danau yang telah disediakan tempat duduk disana
"Apa kamu yang menyediakan ini semua?" Tanya Cathleen lagi dengan wajah berbinar dan senyum ceria, namun tidak ada jawaban dari Fauzan.
"Kenapa kamu diam saja?"
Cathleen pun berbalik dan mencari Fauzan yang kini tidak lagi memegangnya
"Cathleen. Will you merry me?"