NovelToon NovelToon
Perjuangan Cinta Sang Ceo

Perjuangan Cinta Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: Susi Nya Sigit

Jatuh cinta tidak mengenal pada siapa bersemi, termasuk pada office girl nya sendiri. Namun, takdir begitu rumit menyatukan mereka berdua.

Amalia yang notabenenya bukan kalangan berada, membuat Ayahnya Angga sulit memberi restu untuk mereka. Di tambah lagi, dendam kusumat dari masa lalu orang tua mereka. Menjadi mempersulit, untuk mereka bisa bersama.

Seiring berjalannya waktu, Angga bisa menghapuskan dendam antara orangtuanya dan orang tua Amalia. Sehingga merubah keputusan orang tua mereka untuk merestui hubungan mereka berdua. Tapi masalah lain datang, saat Angel membawa berita mengejutkan untuk semua.

Saling cinta tapi tak bisa bersatu, itu menyakinkan untuk keduanya. Takdir mempertemukan kembali mereka berdua lewat anak-anak mereka.

Akankah Amalia dan Angga bisa bersatu kembali?
Temukan jawabannya di novel "Perjuangan cinta sang CEO"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Amalia

POV Amalia

Kini aku sudah ada di dalam pesawat menuju ke Pekanbaru. Dengan di bantu oleh Siska, aku sampai di bandara. Bukan perkara yang mudah, aku memutuskan menjauh dari pak Angga. Lelaki yang sudah merebut hatiku. Dia laki-laki yang baik. Jujur, begitu berat meninggalkan nya. Apalagi mengingat perjuangan nya selama ini agar kami bisa menyatu. Tapi, aku sadar. Di mana tempat yang sebenarnya aku berada. Aku tak pantas untuk Pak Angga. Apalagi, orangtuanya sudah jelas-jelas menentang hubungan kami. Aku tak ingin menjadikan pak Angga menjadi anak yang durhaka. Karena sudah menentang orang tuanya.

Bukan cuma alasan itu, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan pak Angga. Ancaman pak Dwi menjadi alasan utama ku meninggalkan orang yang aku cintai. Berat memang, tapi aku harus kuat. Biarlah aku membesarnya anak yang ada dalam kandungan ku seorang diri. Aku gak mau keberadaannya menjadi beban ayah biologisnya. Apakah aku kuat? aku akan mencobanya. Bukan perkara yang mudah membesarkan anak tanpa ayahnya.

Malam itu aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ada banyak hal yang mengganggu pikiran ku. Salah satunya adalah cara kabur dari Pak Angga. Awalnya aku ragu akan meninggalkan Pak Angga. Tapi aku teringat orang tua ku di kampung. Mereka sekarang sudah menderita menjalankan hidupnya yang sekarang. Bagaimana kalau pak Dwi tidak main-main dengan ucapannya. Yang akan membuat keluarga ku menderita. Orang kaya akan melakukan segala cara, agar rencananya berhasil. Termasuk menyakiti orang lain.

Aku gak mau orang tuaku menanggung beban yang lebih berat lagi. Biarkan aku, aku yang menanggungnya sendiri. Asal bisa melihat mereka hidup tentram nyaman di sana. Biarlah aku yang menderita. Keputusan ku sudah bulat. Selepas sholat subuh, aku mengabari Siska untuk mengemas barang-barangku dan mengantarnya langsung ke bandara. Tentu saja, Siska dengan senang hati mau membantuku. Sebelum aku pergi, aku menuliskan sebuah surat untuk Pak Angga. Aku sengaja menulis, kalau selama ini aku tidak pernah mencintainya. Agar dia tidak berusaha mencari aku dan melupakan aku. Karena merasa aku membohongi nya selama ini.

Aku keluar dari kamar, aku melihat Pak Angga masih terlelap di sofa ruang tamu. Perlahan aku mendekatinya, aku berdiri di sebelah dia tidur. Tanpa terasa air mata ini jatuh membasahi pipiku. Aku merasa sangat bersalah, karena telah mempermainkan perasaannya. Kupandangi lekat-lekat wajah pria yang masih terlelap di sofa itu. Wajahnya sangat teduh, membuat hatiku menjadi ragu lagi untuk meninggalkan nya. Rasanya, aku ingin sekali menyentuhnya. Tapi aku takut, akan mengusik tidurnya. Aku hanya memandangi wajah pak Angga. Hingga aku tersadar, ada nontifikasi pesan masuk di handphone ku.

"Aku udah ada di depan komplek" isi pesan singkat dari Siska yang sengaja menjemput ku.

Dengan ragu aku mendekati pak Angga. Ku amati dari jarak dekat laki-laki yang masih terlelap di sofa ini. Naluri ku bergerak cepat. Dengan tak sadar, aku mengecup keningnya. Aku pun langsung beranjak dari sana. Takut dia akan terjaga. Selamat tinggal Pak, aku mencintaimu. Tak bisa di pungkiri kata hatiku mengatakan aku sangat mencintai nya.

Aku menemui Siska yang sudah menunggu di depan minimarket.

"Am!!!" teriaknya saat dia melihat ku mencari-cari keberadaan nya. Aku langsung mendekat ke arah Siska.

"Kamu udah siap kan, Am?" tanya Siska sedikit ragu.

"Aku siap kok," jawabku dengan yakin.

"Ya udah, aku antar kamu sampai bandara ya?"

Dengan mengendarai taksi online yang di pesan Siska. Kami melaju ke Bandara. Aku mengambil penerbangan jam sebelas siang. Itupun semua yang menyiapkan Siska. Aku beruntung mempunyai sahabat seperti dia. Memakan waktu satu jam lebih, kami tiba di Bandara.

"Ini alamat rumah nenekku, dan ini nomor handphone nya. Semoga kamu betah ya di sana, Am. Oh iya, aku juga udah meminta tolong sepupuku untuk jemput kamu di bandara. Tapi kalau dia gak repot, dia bakalan jemput kamu. Mangkanya aku kasih kamu alamat rumah nenek. Jaga-jaga kalau sepupu ku gak bisa jemput kamu di bandara." Siska memberikan secarik kertas berisi alamat dan nomor handphone neneknya di Pekanbaru.

"Kamu hati-hati ya, disana. Aku pasti bakalan kangen banget sama kamu. Kamu jaga keponakan aku dengan baik ya..." Lanjutnya Sedaya memelukku. Aku benar-benar terharu, karena masih ada orang baik seperti Siska di dunia ini.

"Makasih ya Sis, makasih banyak

*******

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam. Aku sampai juga di bandara internasional Sultan Syarif Kasim II. Aku langsung menemui Afdal, sepupu Siska yang sudah menungguku di parkiran. Cukup memakan waktu lama, untuk aku bisa menemukan Afdal. Ya karena memang aku belum tahu seluk beluk daerah tempat ini. Lagian dia juga baru sampai, jadi tidak sempat masuk kedalam untuk mencariku.

Mobil panther warna silver, yang di terparkir di parkiran bandara. Menjadi pusat perhatian ku. Salah seorang melambaikan tangannya padaku di balik kursi kemudi. Aku segera menghampirinya.

"Dengan Amalia ya?" terka orang itu padaku.

"Iya, kamu Afdal ya?" jawabku bertanya balik padanya.

"Iya, ayo masuk!"

Setelah perkenalan aku dan Afdal, aku kemudian masuk kedalam mobilnya. Sepupu Siska ini ternyata sangat ramah. Kami ngobrol banyak hal di dalam mobil.

Ternyata benar apa yang di katakan oleh Siska. Desa tempat tinggal neneknya ini masih terbilang sepi. Terlihat masih. banyaknya pepohonan karet dan sawit di sini. Di sepanjang jalan cuma itu yang aku lihat. Masih jarang sekali rumahnya di sini.

Kami memasuki kawasan yang lumayan rame rumahnya. Karena aku bisa melihat rumahnya saling berdempetan. Tak lama kemudian, mobil kami berhenti di sebuah rumah permanen yang di depannya ada butiknya.

"Kita sudah sampai Am, ayo turun." Afdal membuka pintu mobilnya kemudian turun. Aku masih mematung di tempat dudukku. Sedikit ada rasa gugup, canggung mendera menjadi satu.

"Am, ayo turun!" Kata-kata Afdal seperti mensugestiku untuk turun.

Afdal membawaku masuk kedalam rumah itu.

Seorang perempuan yang usianya sudah lebih dari setengah abad menghampiri ku. Dia tersenyum ramah padaku. Perasaan gugupku seketika hilang setelah melihat keramahan nenek padaku.

"Kamu Amalia, cantik." Kemudian beliau memelukku.

"Ayo nenek antar ke kamar." Nenek membawaku ke salah satu kamar yang ada di rumah itu.

"Nah, kamu tidur disini ya. Anggap saja rumah sendiri. Jangan sungkan-sungkan," ujarnya seraya tersenyum padaku. Setelah menunjukan kamarku nenek menyuruhku untuk istirahat dulu. Beliau tahu kondisi ku yang sebenarnya. Kalau aku sedang hamil, sekarang.

Di tempat ini, aku akan memulai kehidupan ku yang baru. Setelah ini aku akan mengatur nada depanku dari sekarang. Aku harus membuka usaha dengan uang pemberian Pak Dwi. Aku harus tetap tegar menjalani kehidupan yang kelam ini. Jauh dari orang tua ataupun keluarga. Di sini aku akan berusaha melupakan kenangan ku bersama pak Angga. Aku akan membesarkan anakku sendiri. Biarlah dia tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Itu lebih baik menurutku.

Selamat tinggal Jakarta, selamat tinggal Pak Angga. Selamat tinggal cinta sejatiku...

To be continued

1
Firgi Septia
kecewa penonton ternyata Amalia kurang beruntung dapat Angga ternyata cassanova kirain perjaka ting-ting/Frown//Frown/
Siti Sopiah
Thor tangannya dh menggeletar karena lapar sebab tu nulisnya sering nyasar
Dewi Soraya
yah lemah.q kr bs bela dri jd g tkut m sp2
fifid dwi ariani
trus sukses
Endang Werdiningsih
official girl,,,,
office girl....
arti'a beda kan???
Solehan Abdy
top 👍👍👍
Solehan Abdy
mantap juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjut juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
jangan tarik ulur thour TDK seru justeru hanya memperbanyak bab ujung2nya SDH bisa ketebak .... maaf Cuma saran saja
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍👍👍
Nur Kamelia
kk belenggu hasrat nya mn kk
Nur Kamelia: bukan di noveltoon ya kk
Nur Kamelia: maksud nya kk
total 3 replies
Anasih 11
beneran yaaa stay di sini
cuuuzzzzz oteweh 🏃‍♀️🏃‍♀️
Susi Haryani: iy kak
total 1 replies
Mardiyah Hendriawati
angga katanya orang kaya dan pintar tapi kok lemot ya
Wafa Herni
sedih banget nysek 😭😭
Wafa Herni
di mna² ortu pngin ank bhgia
ini ank menderita ortu trsenyum
semngat thor
Hastia Tia
lanjutkan
Mfftah Afni
ternyata lelaki anak papa gak ounya mental 😀
Lia Yulia
terimakasih Thor...ttp semangat dan jg kesehatan q tunggu up selanjutnya...cuuzz ke kamar sebelah udh ad yg baru nich dr author💃
Lusye marce wibowo
halo thorrr,,salam jg buat othorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!