NovelToon NovelToon
Strongest God System 2

Strongest God System 2

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Petualangan / Tamat / Contest / Reinkarnasi / System / Sistem / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:11.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: PenaKertas

Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.

Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.

Lanjutan dari Strongest God System

Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.

Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"

"Siapa kau?!"

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"

Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.

Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 014 : Bertanggungjawab

Pada malam harinya, Lin Chen mengendap-endap keluar dari ruangan di mana ia menginap. Ia mempraktikkan teknik yang dapat menyembunyikan keberadaannya, bahkan ia sampai memasang mantra-mantra pada tubuhnya agar lebih yakin jika ia tidak akan ditemukan oleh orang lain.

Malam hari ini sinar bulan tertutupi oleh awan, sehingga tidak terlalu banyak orang yang berjalan di jalan utama. Terlebih lagi dengan fakta bahwa keadaan kota sedang dalam proses perbaikan dan siaga, sehingga lebih banyak penduduk kota pergi bersembunyi di dalam rumah masing-masing maupun tempat pengungsian.

Malam ini, Lin Chen berencana untuk membantu perbaikan kota. Paling tidak hanya untuk mengembalikan tanah selebar 10 mil, panjang 160 mil dan kedalaman 340 meter.

Hanya dalam waktu singkat, Lin Chen sudah berada di atas lembah yang tercipta akibat perbuatannya. Ia mengangkat tangannya menghadap ke langit, perlahan terlihat awan berwarna putih keemasan. Tidak lama kemudian awan itu terbelah dua memperlihatkan gunung besar yang ukurannya setengah dari Kota Tianhang.

Saat awan putih keemasan muncul. Kota Tianhang yang sebelumnya gelap berubah menjadi terang, cahaya terang di langit malam yang gelap ini menarik perhatian semua orang, entah yang berada di dalam kediaman masing-masing maupun penjaga kota yang sedang berpatroli.

Lin Chen menyebarkan energi spiritualnya ke sekitar Gunung Suci. Ia menghancurkan gunung itu menjadi potongan batu kecil, kemudian diletakkannya di lembah untuk mengembalikan kembali tanah di dalam kota pada keadaan sebelum hancur.

Ketika ia sedang meletakkan tanah secara perlahan agar tidak menarik perhatian. Ia merasakan tanda-tanda kehidupan enam mil darinya, dengan cepat ia melepaskan pengendalian tanah dan membiarkannya jatuh sendiri. Kemudian tanpa berlama-lama lagi ia pergi ke tempat terpencil yang gelap agar identitasnya tidak diketahui.

Lima belas menit kemudian setelah ia menunggu lama di tempat terpencil dan orang-orang yang mengecek lembah sudah pergi, Lin Chen kembali melanjutkan perbaikan daratan Kota Tianhang. Perbaikan ini memakan waktu lebih lama dari yang ditargetkan, itu karena setiap kali awan keemasan terlihat, pasti akan ada orang-orang yang datang ke pusat kota.

Terkadang orang-orang yang datang ke pusat kota tidak akan pergi dan menunggu untuk beberapa jam. Bahkan ada juga yang sampai memasang tenda di sekitaran lembah.

Lin Chen memperbaiki daratan Kota Tianhang seperti sedang bermain kejar-kejaran, ia akan bersembunyi saat orang-orang mendekat, dan akan kembali memperbaiki saat orang-orang menjauh. Sampai pada saat matahari hampir terbit, ia sangat kesal karena pekerjaannya terus terganggu.

Akhirnya ia melayang di atas lembah secara terang-terangan dan kembali memunculkan awan putih keemasan. Kemudian meletakkan Gunung Suci dengan ukuran yang sudah diperkecil dan meninggalkannya begitu saja, untuk membiarkan pengurus kota yang menyelesaikannya.

Ketika Lin Chen pergi, banyak penjaga kota maupun pihak berwenang di Kota Tianhang sudah bersiap-siap mengejarnya. Bukannya pergi dengan cepat, Lin Chen dengan sengaja memperlambat geraknya dan menggiring mereka semua ke tempat yang agak ramai, lalu ia mengibaskan tangannya ke udara kosong untuk merobek ruang dan melompat ke dalamnya.

Meski dikatakan melompat, sebenarnya ia berpindah ke dalam Ruang Dimensi dan akan muncul lagi saat matahari sudah terbit.

Alasan Lin Chen menggiring mereka dan pergi memasuki ruang kosong karena ia ingin menggiring opini publik tentang pelaku dibalik ini semua.

***

Lin Chen sudah kembali ke penginapan saat sinar matahari bersinar di ufuk timur. Tanpa berlama-lama lagi ia masuk ke dalam ruangan, terlihat rekan-rekannya sedang duduk di ruang tengah seperti tengah menunggu kedatangannya.

"Aku pergi ke pusat kota untuk mengisi lembah dengan tanah agar dapat dilewati kembali." Lin Chen langsung menjelaskan ke mana tadi malam ia pergi tanpa harus ditanyai terlebih dahulu.

"Pantas saja tadi malam aku mendengar keributan dan melihat cahaya emas di langit kota," ucap Lin Huang menganggukkan kepalanya.

"Aku ingin tidur." Lin Chen berjalan menuju pintu kamarnya, meski tidak mengantuk, tapi ia ingin beristirahat paling tidak untuk satu atau dua jam.

Lin Chen membuka pintu dan langsung melempar dirinya di atas kasur yang terlihat sangat empuk. Ia menggerak-gerakkan tangan dan kakinya di atas tempat tidur. "Aahh nikmatnya."

Ia membalikkan tubuhnya menghadap ke atas, ia menatap langit-langit ruangan. "Meski aku menggunakan teknik yang mirip seperti orang dari Sekte Pedang Dewa. Apakah orang-orang yang mengejar ku bisa memahami jika Sekte Pedang Dewa adalah orang yang menghancurkan kota? Atau malah sebaliknya, mereka berpikiran jika Sekte Pedang Dewa adalah orang yang membantu pembangunan?" gumamnya seorang diri.

"Meski sebelumnya aku mengatakan akan bertanggungjawab, paling tidak untuk memperbaiki kota. Tapi apa salahnya jika menyalahkan perbuatanku pada Sekte Pedang Dewa, bagaimanapun juga aku dan mereka memiliki dendam yang mendalam."

Lin Chen terdiam dengan mata menatap langit-langit ruangan, meski dikatakan langit-langit ruangan. Sebenarnya pikirannya sedang pergi jauh, ia memikirkan jika Kekaisaran Lu dan Sekte Pedang Dewa merupakan sekutu. Alasannya adalah karena ia melihat keakraban antara Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa, dan perwakilan dari Kekaisaran Lu.

Jika benar apa yang dipikirkannya, dan mungkin saja Kekaisaran Lu adalah orang yang mendukung Sekte Pedang Dewa melakukan penyerangan ke Alam Rendah, maka ia tidak akan ragu-ragu untuk menghancurkan kekaisaran. Tapi tentu saja waktu yang dibutuhkan akan lebih lama dari yang ditargetkan.

Saat ia sedang berpikir seorang diri, pintu kamarnya terbuka, terlihat seorang wanita muda yang sangat cantik berambut hitam terurai tanpa diikat. Mengenakan pakaian biasa tanpa ada hiasan, namun tetap terlihat sangat menakjubkan.

Wanita yang tak lain ialah Yan Xue itu berjalan menghampiri Lin Chen dan ikut merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Yan Xue memiringkan badannya dengan tangan kanan berada di atas dada Lin Chen. "Gege, apakah kita akan berada di Daratan Tianyun untuk waktu yang lama?" tanyanya sedikit khawatir.

Lin Chen mengusap lembut rambut Yan Xue, ia mengerti kekhawatiran yang dipikirkan Yan Xue. Bagaimanapun keduanya adalah orang yang membantai habis jutaan orang, ia tidak takut jika harus bertarung lagi dan membantai habis seluruh penduduk kota. Namun itu hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah.

"Sebentar lagi. Lembah yang memisahkan kota sudah aku kembalikan, jadi perbaikan Portal Dimensi yang sebelumnya berada di tengah-tengah lembah akan lebih cepat selesai."

Untuk saat ini ia hanya bisa mengembalikan tanah yang hancur, jika ia memiliki waktu lebih banyak, ia akan meletakkan beberapa material yang digunakan untuk membangun kembali bangunan-bangunan yang telah hancur. Untuk sumber dayanya sendiri itu sangat sulit untuk diputuskan, ia bingung apakah harus memberinya ataukah tidak. Pasalnya tidak mungkin ia memberinya satu persatu pada orang-orang yang rumahnya hancur, terlebih lagi ia tidak tahu siapa-siapa saja orangnya.

Lin Chen memejamkan matanya, dengan cepat rasa kantuk menyerangnya dan membuatnya tertidur lelap dengan Yan Xue berada di sebelahnya.

Dua jam kemudian, ia terbangun dari tidurnya saat mendengar ada keributan di luar. Ia membuka matanya perlahan, dengan kedua tangan menyentuh kasur, ia menopang badannya untuk duduk bersandar pada tempat tidur.

Dengan mata masih setengah terbuka, Lin Chen berjalan menuju jendela. Ia mengamati keadaan di luar, terlihat lautan manusia yang sedang terburu-buru pergi ke pusat kota, bahkan ada pula yang melompat antar bangunan.

Lin Chen membuka pintu kamar, ia pergi ke ruang tengah di mana rekan-rekannya sedang memanggang daging. Alisnya berkedut-kedut saat ia melihat itu, ia tidak berharap akan ditinggal saat sedang memanggang daging. "Kenapa kau meninggal— Tidak, lupakan. Apa yang terjadi di luar?"

"Dari apa yang dikatakan pengurus penginapan. Portal Dimensi yang berada di pusat sudah selesai diperbaiki," jawab Yan Xue menghampiri Lin Chen dengan piring berisikan daging di tangannya.

"Benarkah?" Lin Chen menaikkan sebelah alisnya, ia membuka mulutnya menelan daging saat disuapi oleh Yan Xue.

Lin Huang mendongakkan kepalanya menatap wajah Lin Chen. "Sepupu, apakah kita berangkat hari ini?"

Lin Chen terdiam sejenak, ia menolehkan kepalanya melihat keluar jendela. Kemudian kembali menoleh menatap Lin Huang. "Saat ini terlalu banyak orang, mungkin besok atau lusa baru kita pergi ke Daratan Tianhu."

Semua orang mengangguk kecil, kemudian kembali duduk di sofa sembari memanggang daging di atas meja.

...

***

*Bersambung...

1
Samsul Booyah
Luar biasa
Yuliana Liman
/Good//Good//Good//Good//Good/
aryasuta20
ribet bertarung bawa bawa emak
Acho Peilouw
Biasa
Acho Peilouw
Kecewa
Raden Hanafi
pada chapter sebelum pergi meninggalkan alam sebelumnya ranah kultivasi Lin Chen sdh di tingkat dewa hanzi tp kenapa malah turun lg ke tahap havenly immortal
Albet Jalius
lanjut......
Albet Jalius
siiip.... lanjut....
Albet Jalius
siiip.... lanjut..... makin..... seru... 👍👍👍
Albet Jalius
lanjut......
Adam Irfan
Luar biasa
Ahmad Riyono Riyo Yono
knpa g d bunuh aja yg udah mengancam
Ahmad Riyono Riyo Yono
sombong ya gitu ko it
Ahmad Riyono Riyo Yono
hhhhe penantang modar
Muhammad Alfaruq
wkwkwkw tambah lagi lincen junior🤣
Ahmad Riyono Riyo Yono
malah labur habis bakar hutan
Ahmad Riyono Riyo Yono
seeu thor tpi kelahi terus apa g capek lin chen
Hen Ticketing
masukan yg lain ke dimensi tolol.. bikin ribet dan malas bacax
Hen Ticketing
kan bisa nyerap aura kematian dan aura pembunuh adalah aura kematian jg.. knp ga diserap.. oon jg thour.. dulu chapter sebelomx bs diserap.. masa skrg kaga digunain.. aura pembunuh yg gada orgx disebut kematian jg.. aaah mumet deh rincianx.. yg jelas aura pembunuh org yg gada itu adalah aura kematian namax.. aneh bin ajaib ceritax tambah oon
Ahmad Riyono Riyo Yono
lambat thoor mengeluarkan ilmunya kelamaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!