NovelToon NovelToon
Madu Kesayangan

Madu Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:261
Nilai: 5
Nama Author: Syana Elvania

Elara Calista seorang wanita cantik yang menjadi istri kedua dari Erlangga Lysander pria tampan yang begitu dicintainya. Sayang saja hubungan mereka tidak pernah mendapatkan restu. Membuat rumah tangga mereka sering di landa masalah. Yang dibuat oleh istri pertama Erlangga serta ibu mertuanya yang begitu tidak menyukainya.

Mereka melakukan berbagai cara untuk menghancurkan pernikahan nya. Hingga akhirnya pernikahan Elara dan Erlangga benar benar berada di ujung tanduk.

Apakah Elara harus bertahan atau memilih untuk menyerah?. Dan apakah Erlangga akan membiarkan Elara pergi dari kehidupannya?.

(Jangan lupa yaww bantu folow akun Ig @sya_gelow )

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syana Elvania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lucen

"Nona!. Ini sebenarnya anda ingin pergi kemana!. Sedari tadi siang sampai hampir menjelang malam kita hanya mutar mutar tidak jelas. Anda punya tujuan tidak!. Kalau tidak lebih baik saya turunkan disini!." Omel supir taksi itu yang mulai hilang kesabaran lantaran penumpang nya ini setiap ditanya ingin kemana jawaban nya selalu. 'jalan saja pak.'

"Ja-jangan dong pak..." Mohon Elara panik, bisa mampus jika ia diturunkan disini. "Sa-saya juga ngga tau mau kemana." Wanita itu akhirnya mengakuinya, menunduk jelas sudah kehilangan arah tujuan nya.

Supir itu menghela nafas frustasi memberhentikan mobilnya ketepi jalan. "Bayar dan turun dari taksi saya. Saya juga ingin pulang nona." Ujar supir itu menatap tajam penumpangnya.

'aduh... Gimana ini aku kan ga punya uang.' batin elara panik. Dirinya harus bayar pakai apa coba. "Em.. anu pak... anu Sa-saya ngga bawa uang..." Cicit Elara takut, memainkan jari jemarinya sendiri dengan gugup.

"Anda ingin menipu saya!. Mana mungkin anda tidak punya uang!. Sedangkan anda saja keluar dari rumah sakit yang bahkan sekali check kesehatan harganya jutaan." Marah supir taksi itu merasa ditipu oleh penumpangnya, bahkan nada suaranya meninggi. "Saya tidak mau tahu anda harus membayarnya!."

Wanita itu menunduk takut ketika di bentak. 'gimana ini... bayar pakek apa coba aku.' batin Elara kebingungan. Pendar matanya tidak sengaja menangkap gelang emas berbentuk rantai kecil yang selalu melingkar di pergelangan tangan nya. 'ah masak pakek gelang ini. Jangan deh ini kan pemberian terakhir mama... Apa anting anting aku aja ya...'

"Hey! Nona saya menyuruh anda untuk membayar bukan malah melamun." Ketus supir taksi itu yang mengejutkan Elara dan menyadarkan nya.

"Ah... I-iya pak maaf. I-ini saya bayar pakek anting anting saya saja ya... Ini emas kok." Dengan panik takut di omelin lagi Elara segera melepas kan ke dua anting antingnya dan memberikan nya pada supir taksi itu.

Supir taksi itu menerimanya, diam sejenak mengamati anting anting itu memastikan benar emas atau bukan. "Saya terima, tapi awas saja jika ini palsu. Sekarang turun!." Suruh supir taksi itu. Mengusir penumpang nya begitu saja.

"Tapi pak, saya ngga tahu ini dimana..." Cicit Elara lagi menatap kesekeliling jalan sepi yang tidak ia kenali.

"Saya tidak mau tahu nona. Saya juga harus pulang, keluarga saya menunggu dirumah." Nada suara supir itu mulai merendah. "Sekarang tolong keluar lah."

Dengan terpaksa Elara keluar dari dalam taksi, dan taksi itu langsung pergi meninggalkan nya di pinggir jalan. Ia menghentakkan kaki dengan kesal. "Mama.... Ini aku dimana... " Rengek Elara frustasi. Sudah tak punya ponsel, uang juga tidak. Mana diturunin dipinggir jalan yang sepi lagi.

Ia menendang angin dengan kesal. Memilih berjalan tanpa arah. Ada rasa was was dan takut di benaknya. Takut jikalau ada orang jahat. Apa lagi kejadian kecelakaan itu yang masih meninggal kan trauma untuk nya.

Langit semakin gelap, tiba-tiba Elara bisa merasakan rintik air hujan yang jatuh mengenai tubuhnya. Sontak ia mengulurkan tangan nya memastikan hujan atau hanya perasaan nya dan benar saja hujan. "Ih kok hujan sih... Jangan dong." Mohon Elara panik menatap langit yang semakin menggelap.

"Aku harus cari tempat berteduh." Wanita itu berlari cepat berharap menemukan tempat berteduh sebelum hujan turun semakin deras.

Pendar matanya menatap halte bus di kejauhan yang jaraknya cukup jauh darinya. Namun, ia tidak punya pilihan selain berlari secepat mungkin kesana sembari memegangi perutnya yang kembali sakit ketika ia berlari.

"Pliss jangan deras dulu." Gumam Elara berdoa didalam hati. Sayang saja belum juga sampai, hujan malah sudah turun semakin deras membasahi tubuhnya.

Ia menghela nafas lega setelah berhasil sampai di halte bus. Walaupun tubuhnya sudah basah kuyup. Ia memilih duduk dikursi halte. Mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan lantaran berlarian.

"Kenapa nasib aku begini sih..." Gumamnya ingin menangis meratapi nasibnya. Udah perutnya malah semakin sakit. Sekarang dirinya hanya bisa duduk dengan pasrah. Menunggu hujan reda.

Elara semakin mengeratkan sweater nya yang sudah basah mencoba mencari kehangatan ketika rasa dingin yang menusuk itu mulai menjalar ditubuhnya.

Belum lagi perut nya yang berbunyi sedari tadi. Meronta ronta meminta haknya untuk diisi dengan makanan. Ia hanya bisa meratapi nasibnya nya. Mencoba menahan rasa laparnya.

Pandangan nya menunduk dalam, bersandar dengan lelah. "Tahan bentar ya cacing..." Bisiknya mengusap perutnya yang terus berbunyi.

Ia terdiam melamun cukup lama. Memikirkan harus pergi kemana setelah ini. Tapi tanpa disadari nya sebuah mobil berhenti didepan halte bus. Dan seseorang turun dari mobil dengan payung berwarna hitamnya. Menatap wanita didepan nya yang menggigil kedinginan.

Elara tersentak terkejut ketika ada seseorang yang memakaikannya sebuah jas yang cukup menghilangkan rasa dingin nya. Ia mendongak tertegun menatap pria didepan nya.

"Lu-lucen."

"Hay, kita bertemu lagi?. Kenapa dirimu ada disini sendirian dengan pakaian... Rumah sakit?." Tanya lucen heran melihat pakaian rumah sakit yang dikenakan wanita didepan nya ini.

"Ak-aku... Tersesat." Cicit Elara, menunduk malu.

Lucen menggelengkan kepalanya tidak habis fikir. "Hmm kamu yakin tersesat dijalan sepi ini... Kamu tidak takut ada orang jahat?."

Elara mengangguk mengakuinya. Tidak bisa di pungkiri ia memang takut. "Mau bagaimana lagi aku diturunkan dipinggir jalan."

"Diturunkan?. Why?." Tanya lucen heran. Antara percaya atau tidak.

"I-iya. Aku ga bisa bayar taksinya..." Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Begitu malu harus mengatakan itu pada pria didepan nya ini.

"Hm... Baiklah masuk ke mobil ku. Tidak baik wanita disini sendirian dalam keadaan seperti ini." Lucen berjalan ke arah pintu mobilnya. Menunggu Elara untuk mendekat.

"Beneran?. Boleh?." Tanya Elara, mendekat dengan ragu.

"Ya jika kamu tidak mau ya sudah." Ujar santai lucen. Yang hendak melangkah pergi dan segera dicegah Elara.

"E-eh, jangan dong. Ak-aku mau kok." Elara mengangguk cepat, dari pada harus tinggal lama lama disini tanpa tujuan. Lebih baik ia menerima tawaran lucen. "Tapi pakaian aku basah?."

"Hm, tidak apa apa naik lah." Lucen membantu wanita itu dengan memayungi nya. Lalu berjalan kesisi lain pintu mobilnya dan masuk kedalam. Sedangkan Elara duduk disamping lucen.

"Jadi, kamu ingin aku antar kemana?." Tanya lucen mulai menyalakan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang.

Elara terdiam sejenak dengan senyum kebingungan. "Jujur saja ak-aku ngga tahu... Mau kemana. Aku... Ga punya uang dan ponsel. Jadi aku bingung. Tadi aja diturunin dipinggir jalan karena aku ga punya uang." Lirihnya, mengakuinya.

"Baiklah, bagaimana jika kamu ikut diriku kembali pulang. Kebetulan jalanan ini searah dengan rumah ku. Kamu juga bisa menggunakan ponsel ku, jika ingin menghubungi keluarga mu atau sahabat mu itu." Tawar lucen. Merasa kasihan pada wanita disampingnya. Lucen bisa menebak jika wanita itu pasti tengah kabur dari rumah sakit atau entah kabur dari siapa.

Elara mengangguk setuju dari pada harus lontang lantung dijalan lebih baik ia menerima tawaran lucen. Setidaknya untuk sementara waktu.

1
shizi ah
Terus menulis, jangan kapok ya thor!
Syana Elvania: aman ajaaa
total 1 replies
Rowan
Cerita yang menghanyutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!