NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Unplanned Encounter

"Oh, udah datang ya?"

K menolehkan kepala perlahan, dan berakhir terpaku di tempat. Tenggorokannya mendadak terasa perih, bagai habis disayat-sayat. Melihat siapa yang berdiri di depannya sekarang, K mulai mengerti alasan mengapa dirinya terus merasa gelisah sejak tiba.

"Loh, Kak?" Gadis itu menutup mulut, seakan tidak percaya melihat K berdiri di depannya. "Kakak kok ... Kakak yang gantiin Pak Lukman buat kirim sayuran?"

Bibir K masih terkatup rapat. Otaknya sedang mencoba mencerna situasi tidak terduga yang kini dihadapi. Kalimat until next time yang pernah dia katakan kepada si anak magang, murni hanya basa-basi. Maka tidak ada dalam bayangannya akan kembali bertemu secepat ini. Terlebih... di sini? Di tempat yang sedang ingin dia selidiki?

Semuanya terlalu aneh. K tidak akan menerima pertemuan ini sebagai sebuah kebetulan. Logikanya menolak percaya percaya bahwa pertemuan ini tidak ada hubungannya dengan langkah yang sedang ia ambil. Dia curiga, dan mulai merajut satu persatu scene, menerka apakah sekiranya Treasure mengikutinya selama di kantor kemarin-kemarin bukan sekadar untuk berterima kasih, melainkan karena gadis itu memang tahu sesuatu.

"Kak."

"Kamu kenapa bisa ada di sini?" tanyanya ketus. Keramahan yang sempat dia tunjukkan kepada Treasure di perpisahan mereka dua hari lalu, tenggelam jauh ke dasar hatinya.

"Saya? Saya emang selalu di sini setiap hari Minggu." Treasure menjawab santai. Jawabannya terdengar natural, tidak terselip kegugupan sekecil apa pun.

Namun, K tidak lantas percaya begitu saja.

"Oh," balasnya singkat. Sebelum tahu kebenarannya, lebih baik sedikit bicara. "Siapa yang tanggung jawab buat terima kiriman ini? Tolong cepetan, saya buru-buru."

Sikapnya yang berubah 180 derajat, nampaknya membuat Treasure kebingungan. Mata gadis itu berkedip lambat, bibirnya terbuka dan terlihat ragu-ragu untuk bicara.

"Kamu nggak dengar kah?" K mengulang, nadanya makin ketus.

"Ada," jawab sang gadis, dengan suara amat kecil. "Saya panggilin dulu. Kakak tunggu sebentar, ya." Lantas ia berlalu. Langkahnya lebar, tetapi terlihat linglung. K juga mendapati bungkusan di tangan gadis itu beberapa kali hampir jatuh, seakan jemarinya tiba-tiba kehilangan daya genggam.

Waktu menunggu Treasure kembali, K langsung gunakan untuk menghubungi salah seorang agen yang spesialisasinya mencari identitas seseorang. Begitu teleponnya diangkat, dia langsung menembak,

"Cari tahu soal satu orang lagi," katanya. Sang agen di seberang menyahut patuh, meminta K mengirimkan detail yang dia inginkan, untuk langsung dikerjakan.

K pun mengirimkan nama Treasure beserta informasi mengenai gadis itu yang sedang magang di perusahaan Angger, dengan telepon yang masih tersambung.

"Kasih ke saya secepatnya, dan rahasiakan dari agen yang lain. Saya perlu make sure dulu," lanjutnya.

Setelah agen itu mengerti, K menutup telepon. Dimasukkannya ponsel ke saku, dan pandangannya mulai menelisik jauh ke dalam bangunan Rumah Kasih. Perlahan-lahan, setiap titik di sana ia sambangi, disapu bersih tanpa celah.

Hingga tak lama kemudian, satu orang wanita paruh baya muncul dari pintu, diikuti Treasure yang pandangannya berlarian ke sembarang arah.

K menegakkan tubuhnya, menyiapkan energi untuk menghadapi wanita paruh baya yang diasumsikannya sebagai pengurus Rumah Kasih itu.

"Masnya yang gantiin Bapak?" tanya perempuan paruh baya yang rambutnya dicepol asal itu.

K mengangguk. "Nggak ada laki-laki di sini?" tanyanya, melihat tidak adanya sosok pria yang bisa membantunya membongkar box.

"Nggak ada, Mas. Saya biasa turunin sama Bapak, sama Tracy."

Mata K terkunci sesaat pada sosok Treasure. Gadis itu berdiri di belakang sang wanita paruh baya, jemarinya sibuk bergerak gelisah, dan pandangannya masih berkeliaran tidak tentu arah.

"Kalau gitu tunjukin aja, sayurannya harus ditaruh di mana. Biar saya yang urus," katanya.

Wanita paruh baya tadi tersenyum hangat, seakan berterima kasih pada inisiatif yang K tunjukkan.

"Sama Tracy, ya, Mas. Kebetulan saya ada harus keluar sebentar. Tracy udah tahu kok," ujar wanita paruh baya itu, yang kemudian memperkenalkan dirinya dengan nama Fatimah. Dan benar, ia adalah pengurus Rumah Kasih.

K hanya mengangguk dan membiarkan Bu Fatimah berlalu. Kemudian tanpa banyak omong, dia mulai membongkar box, menurunkan satu persatu keranjang sayur, untuk selanjutnya dia bawa ke tempat seharusnya.

Sesudah semua keranjang tertumpuk di tanah, K menutup box dan menguncinya kembali. Dia membungkuk, mengambil satu keranjang seraya meminta Treasure menunjukkan jalan.

Namun, daripada sekadar menunjukkan jalan dan memberi instruksi, Treasure malah mengangkat satu keranjang lain, lalu berjalan mendahului.

K tidak berusaha mencegah. Dilihatnya postur tubuh Treasure juga tidak goyah, mengonfirmasi bahwa ia memang sudah terbiasa melakukan pekerjaan ini.

Oleh Treasure, K diarahkan menuju dapur, lewat pintu samping. Jaraknya cukup jauh bahkan untuk K yang merupakan laki-laki, dan sudah terbiasa melakukan kerja fisik. Maka saat meletakkan keranjang sayuran di dapur, lidahnya tidak bisa tertahan untuk bertanya,

"Kalian biasa angkut keranjang dari mobil ke sini, bolak-balik? Nggak ada troli atau apalah gitu yang bisa dipakai buat angkut sekaligus?"

Treasure, yang sudah melangkah balik untuk kembali ke mobil, menjawab sambil lalu, "Ada, tapi rusak. Belum sempat diperbaiki."

Tidak ada pertanyaan lanjutan. K mengikuti Treasure, dan mereka melakukan kegiatan mengangkat keranjang sayur itu dalam diam. Dilakukan bolak-balik, sampai total empat kali. Hawa panas dari terik matahari, dikombinasikan dengan banyaknya langkah yang harus diambil serta beban berat yang dibawa, cukup membuat tenaga terkuras.

Keranjang terakhir K letakkan, lalu dirinya bersandar di tepi wastafel, tangannya terayun berkali-kali di depan wajahnya yang sudah basah oleh keringat. Untuk beberapa lama, K sibuk sendiri dengan upayanya mengusir gerah. Sampai kemudian Treasure berdiri di depannya, menyodorkan segelas air dingin.

K ragu-ragu menerima gelas tersebut, lalu tersentak kecil saat tangannya ditarik oleh Treasure. Gadis itu membantunya menerima gelas, kemudian berlalu begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Untuk kembali tak lama kemudian membawa handuk kecil berwarna biru muda.

"Kami nggak sedia tisu, jadi Kakak lap keringat pakai ini aja. Bersih, kok. Itu punya saya, dicuci setiap hari."

Meletakkan gelas yang isinya belum berkurang sama sekali di pinggiran wastafel, K menerima handuk kecil tersebut. Ketika lembarannya dibuka, ia terpaku sesaat. Menemukan rajutan karakter beruang cokelat kecil terukir manis di bagian sudut kiri bawah.

"Kamu bikin sendiri?" tanyanya, seraya menunjuk rajutan beruang itu. Karena dia tahu betul, merek handuk ini tidak pernah mengeluarkan produk dengan rajutan seperti itu.

"Iya." Treasure menjawab sambil berjalan menjauh. Seolah sengaja menghindar, gadis itu menyibukkan diri. Sayuran di keranjang yang mereka angkut tadi, dipilahnya lagi, diambil beberapa jenis dan dipisahkan ke dalam keranjang yang lain. Tampaknya itu hendak digunakan untuk memasak makan siang hari ini.

Tingkah laku Treasure yang canggung itu, ternyata menarik bagi K. Alih-alih meributkan soal gerah dan dahaga, dia malah melipat tangan di dada, memperhatikan gadis itu sibuk dengan dunianya. Setiap gerakan, setiap gumaman yang keluar tanpa sadar, menimbulkan reaksi yang K tunjukkan diam-diam.

Terkadang ujung-ujung bibirnya tertarik sebelah, terkadang matanya tertahan tak berkedip selama beberapa saat, dan terkadang pula ia menggelengkan kepala pelan tatkala Treasure tampak menggaruk kepalanya kebingungan.

Lalu, fokus K buyar dalam sekejap saat Bu Fatimah kembali dengan kantong belanja di kedua tangannya. Kedatangan wanita paruh baya itu hampir tanpa suara, membuat K tersentak kaget dan sedikit kelimpungan memosisikan dirinya. Kan tidak lucu kalau ketahuan dirinya sedang memperhatikan Treasure sejak tadi, padahal sejak datang, dia sudah bersikap jutek pada gadis itu.

"Tracy, biar Ibu aja yang urus di dapur. Kamu temani Masnya istirahat di ruang tamu aja, kasihan di sini panas."

K melirik Treasure yang mendekat, membantu Bu Fatimah membawa barang belanjaan lalu menjatuhkan di atas counter.

"Nggak usah, Bu, makasih. Saya langsung pulang aja," kata K.

"Jangan," cegah Bu Fatimah. "Istirahat dulu. Bapak biasanya juga istirahat dulu kok di sini, toh ini kan tempat pengiriman terakhir."

"Ibu aja yang temani Kakak itu ngobrol, Tracy di dapur aja siapin bahan buat masak nanti," sahut Treasure, sebelum bibir K terbuka lagi. Boro-boro sambil melirik K, gadis itu melengos terus sejak tadi.

"Loh, jangan, kamu aja yang temani."

"Ibu a--"

"Temani saya dong ... Tracy."

Hanya dengan kalimat itu, waktu seakan berhenti bagi Treasure. Gadis itu membeku sebentar, sebelum kepalanya menoleh dengan gerakan super-lambat. Matanya dipenuhi kebingungan.

K yang menyebabkan hal tersebut, pura-pura polos. Dia beralih pada Bu Fatimah, tersenyum manis. "Terima kasih sudah izinkan saya istirahat dulu di sini, Bu. Saya pinjam Tracy ya buat temani saya."

Bu Fatimah mengangguk kecil, senyum ramahnya juga melebar. Bahkan tangannya pun ikutan menarik lembut lengan Treasure, meminta gadis muda itu segera pergi bersama K.

"Sana, temani dulu. Nanti ibu bawakan camilan," bisiknya, kini sambil mendorong punggung Treasure yang kakinya seperti dilem ke lantai--enggan bergerak.

Mau tak mau, akhirnya Treasure setuju. Gadis itu menyeret langkahnya menuju ruang tamu, serta mengisyaratkan K untuk mengikutinya.

K membuntut tanpa banyak bicara. Tidak peduli apa yang Treasure sedang rasakan kini, yang terpenting baginya adalah ini sebuah kesempatan bagus. Tadinya ingin pelan-pelan saja. Datang dulu, mengakrabkan diri dengan pengurus Rumah Kasih, membangun image pemuda baik-baik, baru nanti dia cari celah untuk mencaritahu tentang Han Jean.

Tapi ternyata Tuhan sedang baik hati. Malah dibukakannya jalan untuk mengambil kesempatan itu saat ini. Lantas, apa alasan K untuk menolak? Akan dia pergunakan waktu istirahatnya di sini untuk membaca situasi di dalam Rumah Kasih dengan lebih baik. Syukur-syukur, ada yang bisa dia bawa pulang nanti. Buah tangan untuk Angger, supaya tidak terkesan kepergiannya hanya buang-buang waktu tidak penting.

Bersambung.....

1
Chalimah Kuchiki
jangan mati 😭😭😭
Chalimah Kuchiki
kok serem.. mudah2an nuansa ga diperkosa atau lecehkan sama para banjingan 🥹
Zenun
Hmm, ternyata Han Jean.. Apa sekiranya yang melatarbelakangi dia seperti itu? 🤔
Zenun
Suara Han Jean kah? Atau bapake?
irish gia
deg degaaannn...huhuu
Chalimah Kuchiki
hii saposeee ini.. jangan2 tunangan nuansa... angger tolong cepat datenggg
Chalimah Kuchiki
lagi adegan mendebarkan gini ada aja lawakannya 🤣
Zenun
Karena Angger dan K mengejar Nuansa. Dia tidak terkecoh
Zenun
siapakah itu? Masih belum bisa menebak itu siapa😁
Chalimah Kuchiki
penasaran...semoga angger yg nyelamatin nuansa.
Zenun
berarti hanya beda pandangan
irish gia
siapa ituuu????
R_Bell
aku penasaran poll
Ara putri
bagus ceritanya Kak, semangat💪
R_Bell
keren, aku penasaran
Chalimah Kuchiki
Ar ini siapa?
nowitsrain: Salah satu orangnya Angger
total 1 replies
Zenun
ya sapa tahu plot twist nya kamu ternyata penjahatnya, Amy😁
nowitsrain: Iya lagi wkwk BOOM sekali
total 1 replies
Chalimah Kuchiki
aku juga curiga...
irish gia
siapaaa
Zenun
iya, feeling aku juga sama kaya nyobes😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!