NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 10

" Ibu Mehra, ini yang namanya Jenna. Dia pelayan yang baru bekerja satu bulan disini, tapi kerjanya tidak perlu diragukan . " Ucap Desi.

Wanita setengah baya itu mengangguk samar, wajahnya masih saja datar tanpa ekspresi. menatap gadis desa dihadapanya, Cantik dan tampak tak seperti gadis desa, batinnya.

" Desi, bisa tolong belikan aku minuman dicafe biasanya. Mira, temani mbak Desi pergi beli jus untuk mama ya, " Desi dan Mira akhirnya pergi meninggalkan dua wanita berbeda usia itu. Bukan hanya usia yang beda, mereka bahkan tak mengenal satu sama lain.

" Selamat siang Bu, " Jenna menyapa dengan suara lirih. tangan yang ia sembunyikan dibawah meja tengah meremas satu sama lain.

" Siang " Jawab wanita itu singkat. Bahkan terkesan ketus dipertemuan pertama mereka.

Hening beberapa menit sebelum kalimat yang keluar dari mulut wanita tua itu mampu membuat Jenna seperti sudah kehilangan kekuatan tubuhnya.

Lemas bahkan syok mendadak. Jenna semakin menundukkan kepalanya mendengar rentetan kalimat yang ditunjukkan untuknya. Sebisa mungkin ia meredam emosinya agar tak membuat kekacauan lagi. cukup kejadian malam itu yang membuatnya kacau dan hancur.

" Kamu dengar kan ucapan saya? " Jenna mengangguk, entah keberanian dari mana dirinya menegakkan kepalanya. Menatap sang lawan bicara yang sedari tadi mengoceh tiada henti.

******

Satu minggu berlalu, Jenna menyerahkan surat pengunduran dirinya yang ia titipkan pada mbak Desi. Wanita itu tentu saja syok dengan surat yang ia terima pagi ini .

" Ada apa ini Jen? Kenapa mendadak sekali ingin keluar dari pekerjaan ini? " Desi langsung menarik Jenna untuk duduk di kursi. Mereka saat ini tengah berbicara di pantry lantai dua tiga. Karena hanya tempat itulah yang sepi dan jarang dijamah orang.

" Ada masalah yang mengharuskan ku pergi dari sini mbak, " Jenna menghela napas kasar. Ia yang awalnya ragu untuk bercerita, akhirnya tak bisa menahan beban itu sendirian.

" masalah apa sih? Berantem sama orang kantor? " Jenna menggelengkan kepalanya .

" Lalu Kenapa? " Desi mendesah frustasi dibuatnya. Ia juga tidak pandai meramal masalah kehidupan seseorang.

Hingga saat Jenna masih saja bungkam, Desi menatapnya penuh rasa curiga " Apa ini berkaitan dengan Nyonya Mehra waktu itu? Apa yang beliau bicarakan padamu, Jen? "

Dari tatapan terkejutnya Jenna saat ia menyebut nama Nyonya Mehra, membuat Desi yakin jika ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua.

" Kan pasti ada sesuatu! Cepat ceritakan padaku Jen?! " Desi mendesak, ia benar-benar penasaran apa yang terjadi. Bisa-bisanya gadis biasa seperti Jenna, terlibat sesuatu dengan Nyonya Mehra.

Jenna menggeleng pelan, ia benar-benar tak berniat untuk menceritakan masalahnya.

Tanpa mereka sadari, di balik tembok berdiri sosok laki-laki yang tak sengaja menguping pendengaran mereka. Ia juga sama bingungnya saat nama Nyonya Mehra disebut sebagai penyebab pelayan itu harus keluar dari pekerjaannya.

Sebelum mereka menyadari keberadaan nya, Kafindra melangkah pergi setelah menghubungi asistennya.

🦅🦅🦅🦅

Di sebuah dermaga, sekelompok pria bersenjata dengan bekas luka ada di tubuh mereka tengah berjalan menuju sebuah perbatasan antara laut dan daratan. Mereka tengah menunggu datangnya sebuah kapal yang membawa barang pesenanan bosnya.

Sebuah barang yang memiliki nilai jual tinggi serta keuntungan yang tak sedikit. Melakukan bisnis ini memang resiko nya cukup besar, contohnya jika terendus oleh para polisi atau disabotase oleh musuh.

" Bos kapal sudah mulai terlihat, " asisten Zean melapor. ia baru saja melihat menggunakan teropong nya.

" Siap-siap semuanya, jangan melakukan apapun selagi tidak ada yang mengacau. " titah Rain, nama lain Kafindra jika ia sedang terjun ke bisnis terlarangnya.

Para pria itu mengangguk serentak, mereka sedikit memencar disegala sisi, bersiap jika ada penyerangan dari arah yang tak diketahui.

Rain dengan pakaian serba hitam nya tak lupa mengenakan topeng yang hanya menutupi sebelah wajahnya tampak gagah berdiri dengan cahaya bulan yang terasa remang saat memantul di air.

Tangannya menyulut satu batang rokok , menghisap lalu menghembuskan asapnya dengan tenang diudara.

" Jika transaksi hari ini berjalan lancar, aku akan melamar kekasihku, Zean. " Kata-kata itu hanya bisa didengar oleh asisten Zean yang berdiri didekatnya.

" Selamat Tuan, semoga berhasil. " jawab Zean tampak acuh tentang kabar bahagia bosnya itu. Rain hanya menyeringai, ia paham kenapa asistennya itu tampak tak peduli jika menyangkut kekasihnya Briella. Karena laki-laki itu sangat tidak menyukai wanitanya, entah alasannya apa hingga membuat laki-laki cuek seperti Zean, ikut berkomentar tentang wanita nya.

" Ya semoga kau juga segera punya kekasih setelah ini, " Zean melirik sinis kearah bosnya " Jangan pedulikan saya Tuan. "

Kapal semakin mendekat, semua mulai bersiaga. batang rokok yang masih tersisa beberapa hisapan itu dilempar kebawah lalu diinjak begitu saja oleh Rain.

" Bawa uang itu kemari , " titahnya dan tak lama kemudian seorang pengawal menyerahkan koper berukuran besar berisi tumpukan uang yang tak sedikit.

" Serahkan uang ini pada mereka, jika aku sudah memberi kode padamu. " ucapnya pada Zean yang akan terlihat transaksi seperti biasanya.

Jika hanya transaksi kecil, ia jarang ikut turun langsung kelapangan. Zean, masih bisa diandalkan.

🦅🦅🦅

Transaksi malam itu berhasil dilakukan, sesuai janjinya malam itu ia akan melamar kekasihnya malam ini.

" Bagaimana tempat nya ? Sudah direservasi kan? " tanya Kafindra kembali memastikan.

" Sudah Pak ! Bahkan sudah berapa kali Bapak menanyakan hal yang sama kepada saya? " Desi mendesah kecil. untung bosnya itu tengah berseri-seri jadi ia tak akan kena amukan karena berani protes.

" Kamu lolos karena saya sedang dalam suasana hati yang baik! " Desi dibuat merinding saat diberi lirikan maut Pak Kafindra.

" Iya Pak maaf mulut saya sudah lancang, " Kafindra hanya mengangguk lalu memberi isyarat melalui tangannya agar wanita itu segera pergi dari ruangannya.

Briella tengah bersiap memoles wajahnya didepan cermin , satu jam yang lalu ia mendapat pesan dari Kafindra agar bersiap . Entah mau kemana laki-laki itu membawanya pergi, palingan juga makan direstoran seperti biasanya.

" Sudah cantik kan? " ucapnya pada pantulan cermin dihadapannya. Enak juga punya wajah cantik jadi tidak perlu effort untuk memoles nya lagi.

Di ambilnya tas kecil sebagai pelengkap aksesoris penampilannya malam ini. Dirinya selalu tampil all out kemanapun tujuannya pergi.

Karena penampilan nomor satu baginya.

Didepan sana mobil mewah milik kekasihnya sudah ada didepan , terparkir gagah tak kalah gagah dengan pemiliknya .

" Halo sayang " Suara itu mendayu lembut menyapa indera pendengar laki-laki yang sudah duduk di kursi kemudi. Di sambutnya tangan wanitanya itu lalu dikecupnya pelan. sedangkan sebelah tangan nya menggenggam erat setir kemudi.

" Cantik sekali, " kalimat pujian itu terlontar begitu saja, rupanya ia begitu mengagumi kecantikan Briella yang tiada tanding.

Briella hanya tersenyum, " Kita mau kemana sayang? " tanya Briella.

🦋🦋🦋🦋🦋

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nurul Khotimah: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!