~ Zhivana Khoirun Nisa ~
Seorang gadis bercadar yang mengalami kecelakaan tragis, harus kehilangan penglihatannya. Belum lagi kabar duka kalau kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan itu.
Hingga suatu hari, tanpa diduga teman masa kecilnya yang dua tahun lebih muda dari zhivana akan menikahinya secara mendadak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewiprnmsi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 : Kecewa
Masih dengan zhivana yang baru saja selesai membicarakan soal gaun pengantin. Dalam hati zhivana, sebenarnya dia ingin segera pulang dan menemui arrsyad. Tidak enak hati juga pada arrsyad yang sudah bertamu ke rumahnya, tapi malah ditinggal seorang diri diluar rumah.
Azwar sudah memperhatikan zhivana sedari tadi, sepertinya zhivana sudah ingin pulang.
"Arrsyad. Sebenarnya siapa dia? Kenapa bisa dekat sekali dengan zhivana." Batin azwar.
Dilain tempat, arrsyad sudah mendengus kesal. Menurutnya ini sudah sangat lama sekali hampir setengah jam lebih bahkan mau satu jam. Beberapa orang yang kebetulan lewat di depan rumah zhivana nampak berbisik-bisik jarang-jarang ada pria tampan seperti oppa korea di area sini.
"Eh liat deh itu di depan rumahnya ustadzah zhivana ada oppa korea" Ucap salah seorang remaja wanita berpakaian seragam sma terlihat sangat histeris ketika melihat arrsyad.
"Sungguh pemandangan indah yang sangat luar biasa" Ucap temannya yang sama-sama berpakaian seragam sekolah sma. Sepertinya mereka berdua baru pulang sekolah.
"Assalamualaikum oppa" Ucap remaja wanita tadi yang namanya vanya. Vanya melambaikan tangannya pada arrsyad, bibirnya sudah tersenyum-tersenyum.
Arrsyad langsung melihat ke arah sumber suara, dilihatlah dua orang wanita berseragam sekolah sma sedang menatap dirinya sambil tersenyum-tersenyum, membuat arrsyad merasa bingung.
Arrsyad celingak celinguk dibuatnya, bisa sajakan dua orang wanita itu bukan sedang menyapa dirinya. Takutnya ada orang lain selain dirinya juga. Tapi, disini tidak ada siapa-siapa hanya ada dirinya dan dua orang siswa itu.
"Kamu mengucapkan salam pada, saya?" Ucap arrsyad dengan dingin nya.
Kedua orang siswa itu malah semakin berbinar-binar saat mendengar suara arrsyad.
"Ah iya" Ucap mereka berdua bersamaan.
"Waalaikumsalam" Ketusnya.
Arrsyad terlihat cuek-cuek saja, lagi pula dirinya tidak mengenali mereka dua. Arrsyad memilih melanjutkan memainkan headnphonenya.
"Ayo kita minta foto" Ajak teman vanya.
"Ayo"
"Kalian pulang saja. Jangan genit-genit pada orang dewasa" Ucap arrsyad tanpa melihat ke arah dua orang siswa wanita itu.
"Merepotkan." Batin arrsyad.
Yang tadinya terlihat kegirangan dan tersenyum-tersenyum, kini vanya dan temannya itu langsung mengerucutkan bibirnya. Mereka langsung melangkah pergi dan menjauh dari rumahnya zhivana.
Zhivana sudah berpamitan untuk pulang, umi aisyah sudah menawarkan dirinya untuk megantar zhivana pulang. Tapi zhivana menolaknya. Azwar dia ingin mengantar pulang zhivana tapi sayangnya fazal malah merengek untuk minta diantar ke toko untuk membeli beberapa kitab, mau tidak mau azwar harus mengantar adiknya.
Zhivana sudah berjalan menelusuri jalanan pondok pesantren. Bagi zhivana ini sudah biasa pulang sendiri, lagi pula dia sudah hafal dengan jalur jalannya. Tidak butuh waktu lama kini zhivana sudah sampai di depan rumah. Arrsyad yang melihatnya langsung berdiri dan mendekati zhivana.
"Asalamualaikum" Ucap zhivana.
"Waalaikumsalam. Kak kenapa pulang sendiri? Bagaimana kalau dijalan terjadi sesuatu padamu. Dimana orang itu kenapa dia tidak mengantarkan mu, pulang?" Omel arrsyad karena tidak terima zhivana pulang sendirian.
Zhivana hanya tersenyum saja. Entah kenapa hatinya merasa senang sekali saat arrsyad mengkhawatirkan dirinya.
Mereka berdua telah duduk kembali dikursi bambu depan rumah zhivana.
"Mas azwar dia harus mengantar adiknya pergi ke toko. Jadi tidak bisa mengantarku pulang lagi pula aku sudah hafal jalur jalannya. Jadi kamu nggak usah khawatir"
Arrsyad hanya menghembuskan napasnya, yang terdengar jelas oleh zhivana.
"Arrsyad apa kau marah. Padaku?" Tanya zhivana.
"Tidak"
"Kau berhak marah padaku, karena aku telah mengingkari janji itu"
"Aku tidak bisa marah padamu. Aku hanya merasa sangat kecewa, aku juga tak habis pikir kau akan segera menikah"
"Maaf. Maafkan aku aku telah berdosa dan telah membuatmu merasa kecewa. Tapi aku punya alasan untuk menerima lamaran dari mas azwar. Aku tidak bisa menolaknya, kalau sekerang kau memaksaku untuk membatalkan pernikahan ini, maaf aku tidak bisa bagaimanapun aku harus tetap menikah dengannya."
"Apa kau mencintainya?"
Zhivana terdiam.
"Kak zhivana"
"Ya"
"Tidak jadi"
"Arrsyad"
"Hem."
"Kau mau bilang apa."
"Aku hanya mau bilang kalau aku sangat merindukanmu sangat malah. Cinta. Ya, aku sangat mencintaimu kak. Aku Arrsyad Zega Al Faruq sangat mencintai Zhivana Khoirun Nisa"
"Izinkan aku untuk mengikatmu dalam ikatan halal. Aku tidak ingin kau lepas dari hidupku. Hiduplah bersamaku, dan jadilah istriku" Ucap arrsyad penuh harap.
Zhivana meneteskan air matanya. Ucapan arrsyad barusan tadi terdengar sangat tulus.
"Kau tau kak. Aku sudah lama menyimpan rasa ini sendirian, aku tidak pernah mengungkapkan nya padamu karena aku takut kau akan menjauhiku apalagi aku masih sangat belum pantas untuk menyatakan cinta padamu. Bagiku kau adalah bidadari surgaku kelak. Bisa melihat atau tidak bisa melihat kau adalah wanita paling sempurna bagiku. Aku tidak ingin kehilangan wanita yang aku cintai, jika kau jatuh ke dalam pelukan ustadz azwar maka untuk apa aku hidup, aku sudah kehilangan kedua orang tuaku bahkan aku tak sempat membahagiakan mereka. Sekarang kak reno sudah ada kak luchia dia sudah punya keluarga sendiri. Aku sering kesepian. Apalagi saat kau sudah menikah dengannya hidupku akan menjadi sunyi dan hampa. Kak reno mungkin terlihat sangat peduli padaku tapi aslinya dia sangat acuh padaku, itu semua terjadi saat kedua orangtua ku meninggalkan kami. Sekarang tujuan hidupku hanya untuk mu tapi semua itu mungkin tidak akan terjadi karena kau akan segera menikah. Lantas apalah sekarang diriku, aku merasa sendirian di dunia ini."
Untuk pertama kalinya arrsyad bicara panjang lebar, ia mencurahkan segala isi hatinya pada zhivana satu-satunya orang yang dapat arrsyad percaya.
Bagaimana dengan kakaknya reno. Apa arrsyad tidak mempercayainya?
Sebenarnya arrsyad percaya pada reno, hanya saja reno sibuk sampai tidak ada waktu untuk mendengarkan segala keluh kesah arrsyad. Padahal arrsyad butuh teman berbagi dimana dirinya sedang rapuh.
Ada kesedihan yang sangat mendalam di kedua mata arrsyad. Dipelupuk matanya sudah ada setetes air mata yang siap jatuh, arrsyad langsung menghapusnya.
Sakit
Sesak
Kecewa
Marah. Tapi untuk apa marah? Percuma ini sudah terjadi, tidak mungkin waktu bisa diputar kembali dengan seenak jidatnya.
Setelah mengucapkan itu semua pada zhivana, arrsyad langsung mengucapkan salam dan pergi begitu saja meninggalkan zhivana yang tengah menangis.
"Assalamualaikum" Ucapnya sambil berlalu pergi.
"Waalaikumsalam" Ucap zhivana sangat pelan.
Seketika tangisannya pecah. Kain cadarnya sudah basah karena air matanya yang terus berderaian.
"Hiks. Maaf, maafkan aku, arrsyad" Ucapnya di sela-sela isak tangisnya.
"Aku tidak tahu harus bagaimana, aku tidak tahu harus memilih siapa diantara kalian berdua, aku juga tidak mungkin meninggalkan mas azwar." Batin zhivana.
Zhivana masuk ke dalam rumah. Mengunci pintu rumah dan langsung pergi ke kamar. Tangisannya masih belum mereda. Zhivana lebih baik mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat dzuhur karena adzan sudah terdengar sejak tadi.
"Umi, abi. Zhi rindu kalian. Semenjak kalian pergi, aku sangat kesulitan dan merasa kesepian."
'
'
Bersambung
tpi mantap 👍
semangat thor ceritanya bagus banget.
like and vote back ya... 😍😍😍
soalnya dia aktor China kan😊
pokoknya dia pernah main dracin tapi lupa judulnya 😌😌