Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.
Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.
Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.
Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?
Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?
Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijemput
"Sangat lelah sekali."
Julia meregangkan lengannya perlahan. Merasa jauh lebih baik sebelum ia akhirnya menghela nafas.
"Kamu terlalu keras berlatih Julia."
Sera yang berjalan di sebelahnya ikut menghela nafas. Julia terlihat sangat lelah. Dari wajahnya jelas terlihat, jika ia tidak berbohong dengan ucapannya.
"Aku ingin hasil yang maksimal untuk perform Sera." Ia menoleh pada Sera.
"Aku tahu itu. Tapi kamu selalu keluar setiap selesai latihan Julia. Selama seminggu ini, kamu terus keluar." sera mengingatkan.
"Kamu harus bisa menjaga kesehatanmu. Jangan terlalu banyak beraktifitas di luar setelah latihan. Itu akan menguras tenagamu lebih banyak lagi." Ia kembali mengingatkan.
Selama seminggu ini, ia memang kerap keluar setelah latihan. Matt sering mengajaknya ke beberapa tempat yang indah. Yang membuat ia merasa senang.
Julia lebih senang karena bisa menghabiskan waktu bersama Matt. Hubungan mereka jauh lebih dekat selama seminggu ini.
"Dan kamu keluar bersama Matt?! Itu lebih membuatku sangat shock!" Sera berseru geram.
Ia sangat terkejut saat tiba - tiba Matt menekan bel apartement yang mereka tempati. Kedatangan lelaki itu membuatnya terkejut.
Dan sangat terkejut saat Matt mengatakan jika kedatangannya untuk menjemput Julia. Ia berniat membawa Julia makan malam di luar.
Yang membuat Sera semakin shock adalah reaksi Julia. Wanita itu tersenyum dan menyetujui ajakan Matt.
Sangat gila bukan?
"Matt adalah lelaki yang baik Sera. Ia tidak berniat jahat padaku." Julia tersenyum geli melihat reaksi Sera yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Tetap saja, aku tidak bisa percaya begitu saja pada lelaki itu." Sera menjawab sengit.
"Sudahlah. Jangan marah seperti ini. Nanti kamu capek sendiri." Julia memegang lengan Sera dan mengikuti wanita itu keluar dari gedung tersebut .
Gedung yang menjadi tempat Julia latihan. Seminggu lagi ia akan perform. Julia berlatih semakin keras. Tidak ingin ada kesalahan saat ia tampil nanti.
'Ckit!'
Sebuah mobil ferrari berhenti tepat di hadapan Julia dan Sera, yang sudah keluar dari gedung. Keduanya tersentak melihat mobil itu.
Dan yang lebih membuat keduanya terkejut adalah saat sesosok lelaki keluar dari kursi kemudi. Lelaki itu tersenyum ramah pada keduanya. Khususnya pada Julia.
"Matt? Kamu disini?" Julia bergumam bingung melihat Matt yang menghampirinya.
"Aku berpikir jika latihanmu pasti sudah selesai." Matt tersenyum dan berhenti di hadapan Julia.
"Sudah sih." Julia bergumam. Tidak menduga jika Matt akan menghampirinya.
"Pas sekali ya?!" Sera mencibir Matt. Menatap lelaki itu penuh kecurigaan.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Matt memberitahu. Tidak terpengaruh oleh sikap ketus Sera.
Ia sudah menunggu selama setengah jam di dekat gedung ini. Mendapatkan jadwal dari salah satu anak buahnya yang mengawal Julia.
Namun ia tentu saja tidak akan mengatakan apapun soal ini. Matt sengaja menyerahkan pekerjaannya pada sekretarisnya. Ia ingin menemui Julia.
Setelah seminggu dekat dengan Julia. Ia tidak bisa menjauhi wanita ini lagi. Matt merasa semakin nyaman bersama Julia.
"Kemana?" Julia menatap Matt dengan kening berkerut. Sedikit antusias dengan tempat yang akan mereka tuju.
"Tunggu!" Sera menginterupsi Matt dan Julia.
"Kalian berniat pergi begitu?" Sera menatap Matt dan Julia bergantian.
"Dan kalian berniat meninggalkan aku sendiri? Lagi? Julia?!" Sera melirik Julia dengan tajam.
"Aku-"
Julia tidak tahu harus menjawab apa. Ia hanya menghela nafas menoleh pada Sera. Terlihat jelas wanita itu kesal padanya.
"Kamu tidak akan sendiri." Matt memilih menjawab. Ia sudah mempersiapkan sebuah rencana untuk Sera.
"Apa maksudmu?" Sera menoleh pada Matt dan menatapnya ragu.
'Ckit!'
Sebuah mobil mewah kembali berhenti. Kali ini berada di belakang mobil Matt.
Seorang lelaki yang usianya jauh lebih dewasa dari merek keluar. Ia menghampiri Matt dengan santai.
"Ada apa menyuruhku kemari Matt?" Theo Clark berusia 45 tahun, langsung bertanya pada Matt.
"Theo. Ajak Sera keliling kota ini. Sekalian dinner berdua." Dengan ringan Matt memberitahu.
"Apa maksudmu?!" Sera langsung berseru kuat.
Speechless dengan ucapan Matt pada lelaki yang baru datang itu. Sera melirik lelaki itu sedikit. Dan ia memiliki feeling tidak enak soal lelaki ini.
"Ia tidak akan berbuat nakal. Aku janji padamu." Matt malah menjawab dengan santai.
"Theo juga akan mengantarkanmu pulang ke apartement dengan selamat." Matt juga menambahkan.
"Bagiamana bisa kalian beekata semudah itu?" Sera berdecak pada kedua lelaki itu. Terutama pada Matt, yang tidak terpengaruh oleh kekesalannya.
"Ayo Julia." Matt menarik tangan Julia, agar ikut dengannya.
"Julia!" Sera berseru saat melihat Julia di tarik ke mobil milik Matt.
Ia ingin melangkah dan mendekat. Tapi tangannya langsung di tahan oleh lelaki yang bernama Theo barusan.
"Julia jangan tinggalkan aku!" Sera berseru kuat.
"Lepaskan tanganku sialan!" Sera melirik Theo tajam. Namun cekalan di tangannya tidak melonggar sedikitpun.
"Matt." Julia bersuara dengan ragu sebelum memasuki mobil Matt.
"Tidak akan terjadi hal buruk padanya. Aku sudah menjamin keamanan kalian di kota ini. Ia akan baik - baik saja." Matt meyakinkan Julia.
Perkataan Matt membuat Julia terdiam. Ia menatap mata lelaki itu. Tidak ada kebohongan dalam tatapannya. Ia melihat kesungguhan.
"Kita bertemu di apartement nanti ya Sera. Nikmati waktumu untuk menikmati keindahan kota ini." Julia menoleh dan tersenyum pada Sera yang melotot.
"Tidak akan ada hal buruk pada kita." Ia meyakinkan Sera kembali.
"Mereka berdua adalah teman pak Xander. Mereka tidak akan berniat jahat." Ia juga menambahkan.
Sera akhirnya diam melihat Julia dan mendengar kalimatnya. Julia sudah menjelaskan semua padanya. Apa hubungan Matt dan Xander.
"Aku pergi sebentar ya?"
Julia melambaikan tangannya dan memasuki mobil Matt. Ia menurunkan kaca mobil itu. Memperhatikan Sera yang masih dicengkeram oleh lelaki bernama Theo.
"Jangan terlalu kasar pada Sera. Biar bagaimanapun ia adalah tanteku. Aku tidak mau ada lecet sedikitpun padanya." Julia menoleh pada Theo dan memperingatkan lelaki itu sedikit tajam.
Matt dna Theo tersentak oleh ucapan Julia. Mereka tidak menyangka sama sekali jika Sera adalah tante Julia. Selama ini mereka berpikir jika Sera adalah teman Julia.
"Meski usianya 35 tahun. Tapi Sera masih muda. Single lagi. Jadi jangan macam - macam padanya." Mata Julia memicing semakin tajam.
Matt melajukan mobilnya meninggalkan pelataran gedung itu. Ia tersenyum mepihat Julia yang menoleh padanya.
"Lepaskan tanganku! Mereka sudah pergi!" Sera menghempaskan tangannya dari Theo.
"Antarkan saja aku ke apartement. Malas sekali harus pergi dengan orang asing." Sera bergumam semakin ketus. Masih kesal karena di tinggalkan oleh Julia begitu saja.
Theo hanya tersenyum smirk melihat Sera yang meluapkan kekesalannya. Entah mengapa ia merasa wanita itu terlihat sangat cantik, meski ia sedang menggerutu.
Sangat jarang ia menemukan wanita yang semakin cantik, saat kesal seperti ini.
Wanita ini memang sesuatu.
...............................
jadi strong woman Thor