Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Bertemu klien
"Aku bawa apa ya, Sel?" tanya Ayu sambil memilah baju dan sepatu yang akan ia pilih untuk dimasukkan ke dalam koper.
"Ke Jermanya dua hari kan, Bu?" tanya Selly pelan.
"Iya dua hari!" Ayu mengiyakan.
"Bawa yang penting-penting saja, Bu!" ucap Selly memberi masukan.
"He eh!" Ayu pun mengangguk lalu memilih busana yang akan dia bawa untuk mendampingi suami palsunya menemui kliennya.
Selly membantu Ayu memasukkan barang bawaan ke dalam koper dan menutup koper itu dan mendorongnya ke sudut ruangan.
"Kamu istirahat aja, Sel! Besok kita berangkat pagi!"
Selly berdiri dari kamar itu dan menyiapkan barang bawaannya untuk mendampingi Ayu besok.
Esok paginya Ayu, Fernando, Albert dan pengawal mereka termasuk Selly masuk ke dalam pesawat pribadi tersebut.
Ayu dan Fernando duduk berdampingan dengan Ayu yang ada di sebelah kaca pesawat untuk melihat pemandangan di bawah sana.
"Lihat apa?" tanya Fernando sambil melirik Ayu.
"Lihat pemandangan di bawah sana!" jawab Ayu.
"Aneh!" sahut Fernando membuat Ayu menoleh dan siap melancarkan aksi protesnya.
Tapi belum sempat protes itu terlontar, seorang pramugari datang mendekat untuk menawarkan makanan dan minuman.
"Salad dengan topping chicken sama teh chamomile aja, Mbak!" Ayu memilih menu sarapan yang ditawarkan oleh sang pramugari.
"Tehnya mau pakai sugar atau no sugar?" tanya Pramugari tersebut memastikan lagi takut dia salah menyajikannya untuk istri tuannya tersebut.
"Nggak pakai gula!" jawab Ayu sopan.
"Baik, Bu!" ucap pramugari sopan.
"Bapak, mau sarapan apa?" tanya pramugari ke Fernando.
"Black coffee no sugar sama roti bakar aja!" Ini yang menjawab Ayu karena Ayu mengetahui sarapan apa yang disukai oleh Fernando.
Fernando tersenyum puas karena Ayu memilihkan sarapan untuknya, definisi bucin tapi menolak mengakuinya ya guys.
"Baik, Ibu!"
Pramugari tersebut berlalu dari hadapan keduanya untuk menyiapkan sarapan.
Setelah sarapan untuk kedua tuannya tersaji, kini giliran sang pramugari menawarkan sarapan untuk Albert, Selly dan dua pengawal yang mengawal mereka dalam penerbangan saat itu.
Hampir dua jam perjalanan melalui udara itu mereka lewati, akhirnya pesawat itu mendarat di bandar udara Frankfurt.
Sebuah mobil telah menunggu kedatangan mereka. Rombongan itu masuk ke dalam mobil tersebut dan membawanya ke salah satu hotel bintang lima plus.
Mereka memilih kamar suite dengan tipe family hingga Fernando dan Ayu bisa tidur di kamar yang sama, sementara Albert dan pengawal mereka tidur di kamar terpisah.
"Oh kamar suite tipe family itu ada ya?" Ayu masuk ke dalam kamar itu sambil memindai ruangan mewah tersebut.
"Ada, dan nggak semua hotel punya yang kayak gini!" jawab Fernando sambil melirik Ayu dengan tatapan geli sekaligus terkagum.
"Aku istirahat di kamar yang mana, Mas?" tanya Ayu meminta ijin.
"Pilih yang mana saja yang kamu suka!" ucap Fernando santai.
Ayu pun masuk ke dalam kamar yang menghadap jalan utama di bawah sana.
Lalu lalang orang yang melintas di jalan tersebut entah kenapa membuat Ayu begitu suka dan penasaran.
Fernando dan Albert memilih melanjutkan pekerjaan mereka, sedang Ayu memejamkan matanya dan terlelap dalam tidur siangnya.
Tepat pukul dua siang lebih beberapa menit, Ayu terbangun dan keluar dari dalam kamarnya.
Ia mendapati sang suami sedang mengobrol dengan seseorang di ponselnya.
Ayu tak ingin menganggu dan memilih melipir untuk melihat isi kulkas di tempat itu dan mengambil salah satu air mineral yang tertata di sana.
Tak lupa Ayu mengambilkan satu botol untuk Fernando. Fernando menerima dengan senyum tipis yang sengaja disamarkan agar tak begitu kentara oleh Ayu maupun Albert.
Ayu duduk sejauh mungkin dari tempat Fernando dan Albert bekerja dan dia memilih menikmati snack dan minumannya.
"Yu... " panggil Nando membuat Ayu menoleh dan meletakkan bungkusan snacknya.
"Iya, Mas!" Ayu mendekat.
"Nanti temenin aku ketemu sama klien!" perintah Fernando cukup lembut di telinga Ayu dan juga Albert.
"Iya, Mas! Ada permintaan khusus nggak?" tanya Ayu.
"Maksudnya permintaan khusus?" Fernando bingung dengan pertanyaan Ayu tersebut.
"Maksud aku, apakah aku harus berpakaian formal, boleh pakai gaun atau pakaian santai yang penting sopan!" jawab Ayu.
"Pakai gaun aja yang seperti kamu pakai pas makan kemarin, jangan terlalu tebal riasannya, yang sederhana aja!" ucap Fernando membuat Ayu menganggukkan kepalanya.
Begitu sore tiba, Ayu segera bersiap, mini dress berwarna putih tulang, tas dan sepatu dengan warna senada Ayu persiapkan sore itu.
Membutuhkan waktu lebih kurang satu jam dan penampilan Ayu telah rampung diimplementasikan.
"Gimana, Sel! Not to much kan?" tanya Ayu meminta pendapat Selly yang sejak tadi membantunya.
"Enggak, Bu! Sederhana dan menawan!" jawab Selly memberikan pendapat.
Ayu mengangguk lalu keluar dari dalam kamarnya untuk menemui sang suami yang menunggunya di ruang tamu.
Begitu Ayu mendekat, Fernando memindai dan memeriksa penampilan Ayu. "Good!" Hanya itu pendapat Fernando.
Ayu tersenyum sumringah ketika dia bisa memberikan kontribusi kepada suami palsunya tersebut.
Mereka turun ke restoran yang berada di lantai empat hotel tersebut untuk menemui Manuel.
Begitu masuk ke dalam restoran tersebut, Fernando menarikkan kursi untuk Ayu.
"Makasih, Mas!" Ayu tersenyum lembut dan seperti hari-hari yang lalu, hati Fernando kembali berdesir lirih saat melihat senyum Ayu yang merekah.
Fernando, Ayu dan Albert menunggu tamu mereka, sementara Selly dan dua pengawal yang lain menunggu di luar restoran.
Manuel masuk ke dalam restoran itu bersama sekretarisnya. Mereka berjabat tangan dengan hangat dan Fernando memperkenalkan Ayu kepada keduanya.
"My wife, Ayu Himawan!" ucap Fernando dengan nada terdengar bangga.
"Nice to meet you, Miss Ayu!" ucap Manuel sambil menjabat tangan Ayu dengan hangat pula.
"Nice to meet you, Sir!" Ayu mengangguk sopan lalu melepaskan genggaman tangan mereka.
Lalu kelimanya makan malam bersama dan sambil menikmati makanan tersebut mereka membahas tentang kerjasama yang sempat terputus karena beberapa hal yang tidak menemui kata sepakat.
"Saya rasa anda perlu mempertimbangkan penawaran kami, Mister Manuel! Market kami di Eropa semakin berkembang, kami bahkan sampai menolak beberapa penawaran dari customer karena kapasitas produksi kami yang terbatas. Kalau kali ini kita masih belum menemui kata sepakat, kemungkinan besar kerjasama kita nggak bakal bisa terjalin lagi karena ada customer lain yang akan mengambil produk kami!" ucap Fernando.
"Tapi harga anda cukup berat buat company kami, Mister Nando!" Manuel tampak frustasi, dia perlu sekali barang dari Himawan corp, tapi Manuel juga harus realistis kalau margin yang ia dapat tidak bakalan cukup untuk operasional perusahaannya.
"Saya akan berikan potongan harga sebanyak tiga persen, terserah anda mau take it or leave it!" Fernando mengultimatum Manuel. Dan akhirnya Manuel menerima penawaran itu.
Ya ampun kerennya suami gue kalau mode negosiasi kayak gitu! teriak Ayu dalam hati.