Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 30 - Saling Memaafkan
Sebagai seorang suami Danu sangat ingin dihargai usaha kerasnya selama ini. Tapi sikap Elma seolah hanya menilai Danu dari slip gaji yang dia bawa. Andai jumlahnya besar Elma akan melayani dengan baik, namun jika nilainya kecil Danu seperti tak ada nilainya juga.
Hal itu tentu membuat Danu kecewa, dia jadi dingin dan hanya ingin terus bekerja. Bahkan sampai lupa jika dia juga punya Arkan yang butuh waktu dan kasih sayang.
Jam 1 dini hari Danu menunjukkan semua slip gaji yang selama ini dia simpan pada Elma.
Dan Elma pun melihat satu per satu, jumlahnya tak pernah sama. Namun selama ini Danu selalu memberikannya uang yang sama setiap bulan.
Ternyata saat bulan ini Danu dapat uang banyak dia akan simpan untuk menutupi bulan berikutnya andai hanya dapat sedikit. Terus seperti itu hingga waktu berjalan berganti tahun.
Hingga tanpa sadar memupuk kecurigaan di dalam hati Elma.
"Sudah El, jangan menangis," ucap Danu, sebenarnya dia malu mengakui ini semua. Baginya memang tugas dia untuk memenuhi semua kebutuhan Elma dan Arkan. Dia tidak menyalahkan Elma yang menuntut dia bergaji besar, namun Danu menyalahkan ketidakmampuannya sendiri.
"Maafkan aku Mas, maafkan aku. Aku salah karena hanya melihat gajimu, tidak peduli bagaimana perjuangan mu di luar sana," jawab Elma masih dengan sesenggukan.
Salah satu tangannya juga masih sibuk memegang kain selimut di dadanya agar tidak jatuh. Berapapun uang yang dibawa suaminya pulang harunya Elma selalu mensyukuri itu, bukan mengeluh saat Danu hanya membawa sedikit.
Elma akui dia salah.
Nyaris jam 2 tangis Elma mulai reda. Mereka juga saling memeluk setelah sama-sama mengucapkan kata maaf.
Kemudian berjanji untuk saling terbuka tentang apapun, saling menerima kekurangan satu sama lain.
Malam itu mereka juga bersepakat untuk Minggu besok menjemput Arkan pulang.
Elma juga akan tetap bekerja andai boleh diubah jadi shift pagi. Jika tetap di shift malam Danu melarang. Apalagi nanti Arkan tak ada yang menemani di rumah.
Elma menurut, besok dia akan mengutarakan semua niatnya itu pada Diaz.
Jam 2 dini hari, mereka akhirnya memutuskan untuk tidur. Keduanya saling memeluk erat, seolah tak ingin pisah.
Pagi datang.
Langit diluar sana terlihat mendung, namun suasana di dalam rumah kecil ini sangat berseri.
Kedua bangun dengan saling lempar senyum, mandi bersama dan saling bertukar canda. Mereka bahkan sampai lupa kapan terakhir memiliki hubungan hangat seperti ini.
"Bagaimana jika aku hamil Mas?" tanya Elma setelah dia dan Danu keluar dari dalam kamar mandi, setelah bercinta dengan posisi berdiri menyesuaikan kamar mandi mereka yang tak terlalu luas.
"Memangnya kamu tidak KB?"
"Buat apa KB, kan selama ini Mas jarang menyentuhku."
Mendengar itu Danu hanya tersenyum kecil, lalu mengedipkan sebelah matanya genit. Sebuah isyarat yang andai bisa bicara bunyinya begini 'Baiklah mulai sekarang aku akan selalu menyentuhmu'
Elma mencebik.
Tentang kemungkinan Elma hamil belum mereka pikirkan, kini keduanya hanya terus saling menunjukkan cinta.
Sehabis sarapan bersama Elma ikut Danu, mereka berdua ingin menemui Arkan di sekolah.
Pak satpam yang melihat kedatangan Elma dan Danu bersama sampai heran, karena bisanya kedua orang tua Danu akan datang silih berganti sendiri-sendiri.
"Wah, sepertinya mereka sudah rujuk," gumam pak satpam itu, menebak-nebak. Apalagi saat melihat Elma dan Danu terlibat tawa, semakin yakinlah dia dengan tebakannya.