Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kondangan pertama
***
Satu Minggu berlalu, hari ini Raga akan ikut kakek neneknya pergi ke kondangan yang ada di kampung nya. Kata neneknya biasanya ibu-ibu kondangan nya ada yang di hari Sabtu ada yang di hari Minggu nya.
Kalau hari Minggu, ramai nya di jam satu siang. banyak teman-teman mempelai pengantin datang di jam segitu.
“Suara dangdutan, apa setiap acara nikahan hiburan nay dangdut?” tanya Raga pada Kakeknya. keduanya sedang menunggu nek intan yang masih subuh memakai hijab nya didalam kamar.
“kebanyakan sih iya, tergantung punya duitnya berapa, biasanya kalau hiburan nya dangdut itu bukan kemauan pengantin, tapi kemauan para orang tuanya, ada juga yang hiburan nya nyanyinya bukan dangdut, kayak lagu-lagu arab atau lagu-lagu pop” jawab kek Dani.
“yang lebih rame itu kalau udah ada wayang golek, pasti bakalan rame, sampai orang-orang yang tinggal di desa sebelah juga pada datang.” lanjut kek Dani.
nek intan sudah selesai, mereka berangkat ke sana cukup jalan kaki, tidak perlu menggunakan kendaraan.
Semakin terus berjalan, semakin dekat juga suara musik dangdut nya. sesampainya disana, Raga di minta untuk mencatat nama mereka di buku tamu.
selama raga sedang mencatat nama mereka, nek intan mengambil satu souvenir nya berupa kipas.
“nek kok di ambil sekarang?” tanya Raga berbisik.
“ya gak apa-apa, ini bebas mau ngambil kapanpun.” jawab nek intan.
“terus nanti pas mau pulang dapat lagi gak?” tanya Raga lagi.
“ya nggak, ingat ini bukan pernikahan di gedung-gedung yang sering kamu datangin, pas mau pulang dapat souvenir.”
Kek Dani sedikit mendorong tubuh raga, “jangan pada bisik-bisik, mending sekarang kita kasih selamat dan doa.”
“ngasih amplop nya kapan?” tanya Raga.
“nanti pas mau balik.” jawab kek Dani.
Kek Dani berjalan lebih dulu, di susul oleh nek intan dan raga berada di paling belakang. Ketiganya naik ke atas pelaminan untuk mengucapkan selamat dan memberikan doa yang terbaik untuk kedua mempelai.
Setelah di atas pelaminan, mereka di arahkan untuk makan dulu. Raga sesekali menatap keseliling, “gak ada mejanya?” bisik Raga pada neneknya.
“gak ada, udah diem jangan banyak tanya.”
Raga menatap beberapa menu makanan yang berjejer di atas meja panjang, ia mengambil sedikit nasi, tumis capcay, ayam suwir, sate dua tusuk, ia tidak tau itu sate ayam atau sate kambing, soalnya ketutup sama bumbu yang lumayan banyak.
Raga hanya mengambil segitu, dan di tambah dengan kerupuk, padahal masih banyak menu masakan tapi ia tidak begitu tertarik, ada karedok, ikan asin, ikan nila, saur sop, sambal sama lalapan.
Sebenarnya masih ada beberapa yang ingin Raga tanyakan, tapi ia tahan dan nanti kalau sudah pulang baru ia tanya-tanya lagi.
Baru beberapa suap tapi raga sudah merasa tidak nyaman, gimana gak nyaman coba, ada aja yang menatap ke arahnya sambil bisik-bisik.
Raga sampai mengecek pakaian nya, tapi tidak ada yang salah, is memakai batik dan celana panjang hitam.
beruntung ia hanya mengambil makan nya sedikit, jadi ia cepat habis nya.
selama nunggu kakek neneknya yang belum selesai, raga memperhatikan kondisi disana, seketika pandangan nya tidak sengaja menatap ke arah seorang perempuan berhijab memakai pakaian dan hijab warna peach, perempuan tersebut seperti nya baru datang bersama orang tuanya.
Raga malah terus memperhatikan sampai mata mereka tak sengaja bertemu, perempuan itu buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“cantik.” gumam Raga.
“siapa yang cantik?” tanya kek Dani yang ternyata masih mendengar gumaman Raga.
tentunya Raga terkejut, “eh, itu hiasan nya lumayan cantik.” bohong nya.
Gak mungkin ia jujur baru saja memuji seorang perempuan berhijab di depan sana.
paling bener sih raga sama bulan