NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / TKP / Mata Batin / Anak Yatim Piatu
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.

Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.

Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3.

Waktu pun terus bergulir di rumah mewah keluarga Hasto.

Anisa, pelayan muda yang sudah lama bekerja di sana, malam itu berjaga di kamar pengantin baru, Ndaru dan Fatima. Anisa berbaring di sofa kecil sambil sesekali melirik ke arah tempat tidur besar di tengah kamar.

Tugasnya sederhana: menjaga dan melayani kedua pengantin yang sedang sakit.

Sebelum tidur, dokter keluarga telah memberi mereka suntikan berisi obat tidur, antibiotik, dan pereda nyeri. Namun, menjelang dini hari, suasana kamar yang semula tenang berubah mencekam.

Fatima menggeliat gelisah. Napasnya memburu.

“Hhuu... hhuuu... aduuh... sakit... pergi kamu... pergi kamu!” ia mengigau, kedua matanya masih terpejam tapi tangannya mengibas ngibas udara seperti mengusir sesuatu.

Ndaru, yang tidur di sisi kanan, ikut gelisah.

“Panas... panas... uuhh...” suaranya serak, wajahnya memerah seolah terbakar matahari.

Anisa tersentak bangun. Ia segera menghampiri mereka.

“Mbak Fatima? Kenapa, Mbak?” ujarnya panik. Ia menempelkan telapak tangan ke dahi Fatima. “Astagfirullah... panas sekali!”

Ia berpindah ke sisi Ndaru, dan wajahnya makin pucat.

“Kok Mas Ndaru juga panas begini?”

Dengan tangan gemetar, Anisa bergegas ke mini pantry di pojok kamar, mengambil baskom, air, dan kain untuk kompres yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Sambil menempelkan kain basah ke dahi mereka, Anisa berbisik pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

“Baru kemarin keluarga ini kelihatan bahagia lagi... sekarang begini. Kasihan... kenapa musibah terus datang silih berganti?”

Ia teringat kisah kelam majikannya, perceraian Pak dan Bu Hasto, kematian anak mereka, dan Hananto... lelaki yang dulu ia harap bisa jadi pelindung hidupnya, namun justru jadi pembunuh.

Anisa menarik napas dalam dalam, lalu meraih gagang telepon di meja nakas.

“Aku harus telepon Ibu, tadi dia bilang kalau ada apa-apa langsung hubungi,” gumamnya.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka cepat. Bu Hasto masuk tergopoh gopoh, wajahnya pucat diterangi cahaya redup lampu kamar.

“Nis, siapkan pakaian dan perlengkapan pribadi Ndaru dan Fatima. Kita bawa mereka ke rumah sakit sekarang!” ucapnya tegas namun bergetar.

Anisa segera patuh. Sementara itu, Pak Hasto memanggil dokter, sopir, dan beberapa pelayan lain untuk membantu menggotong tubuh Ndaru dan Fatima yang terus mengigau.

“Ma... aku dibawa ke mana?” tanya Fatima lirih saat tubuhnya diangkat. Air mata menetes di pipinya.

“Ke rumah sakit, Nak. Dokter bilang kalau tidak membaik harus segera dirawat,” jawab Bu Hasto lembut.

“Ma... jangan kasih tahu Bapak dan Emak, ya... mereka pasti malu... Fatima malu, Ma...” suaranya pecah, diselingi tangis lirih.

Bu Hasto hanya bisa mengusap kepala menantunya. “Sabar, Nak... sabar...”

Dua mobil pun melaju menembus malam, membawa Ndaru dan Fatima menuju rumah sakit.

Pak Hasto, yang duduk di depan bersama sopir, tampak termenung.

“Apakah ini ada hubungannya dengan perjalanan kita kemarin?” gumamnya. “Syahrul sakit aneh juga... dokter tak bisa bantu. Mungkin aku harus telepon Pungki.”

🎇🎇🎇

Sementara itu, di kamar kos Pungki...

Ia tidak sendirian. Ada Windy, jin bocah campuran manusia dan bangsa jin, yang kini duduk manis di hadapannya. Mereka baru saja selesai berdoa malam dan kini sedang bermain ludo.

“Wind, tidur yuk. Aku ngantuk, besok kuliah pagi,” kata Pungki sambil menguap.

“Sebentar lagi, Kakak Pung Pung,” sahut Windy riang, mengocok dadu. Bibir mungilnya tersenyum lebar, dia sangat suka dengan permainan barunya

Dadu berhenti dengan angka enam.

“Enam lagi? Hadeh... pionku nggak jalan jalan dari tadi,” gerutu Pungki sambil bersedekap.

Windy terkikik kecil, wajah imutnya memperlihatkan deretan gigi yang rapi dan putih bersih. “Hi... hi... hi... hi... Kadang lima juga, Kak...”

Belum sempat mereka lanjut bermain, ponsel Pungki berdering.

“Siapa malam-malam gini...” gumamnya. Ia segera menatap layar. Pak Hasto.

“Selamat malam, Pak. Ada apa?” sapa Pungki dengan santun.

Suara Pak Hasto terdengar tegang di seberang.

“Pung, maaf mengganggu. Tolong segera ke rumah sakit. Ndaru dan Fatima sakit misterius. Obat tidak mempan... malah makin parah.”

Pungki langsung bangkit. “Baik, Pak. Saya segera ke sana.”

“Wind, kita ke rumah sakit. Ndaru dan Fatima sakit,” ujarnya cepat. Ia mengambil jaket dan sesuatu yang ia simpan rapi di lemari .. popok ajaib milik Windy.

Windy menatapnya serius. “Kak Pung Pung, kita pakai cara semi-manual saja, ya?”

Pungki tersenyum tipis. “Okey kamu suka naik motor ya, bagus juga biar nggak dicurigai anak anak kos.”

Windy terkekeh, merapikan rambut gondrong nya , lalu melompat ke punggung Kakak Pung Pung nya.

Namun ketika Pungki membuka pintu kamar, hembusan angin dingin tiba tiba menerpa keras. Lampu kamar bergetar, tirai menari liar.

“Kakak Pung Pung! Bahaya!” jerit Windy. Seketika tubuh mungilnya menghilang, bersembunyi dari pandangan manusia maupun makhluk halus.

“Bismillah...” gumam Pungki, menahan napas.

Angin mendadak reda.

Tapi di depan kamar, sekitar sepuluh meter jauhnya, berdiri seorang perempuan mengenakan kain batik dari dada hingga kaki, kebaya putih sutra yang nyaris tembus pandang, dan mahkota berkilau di atas kepalanya. Rambut panjang nya hitam legam berhias mutiara.

Wajahnya cantik. Terlalu cantik untuk manusia, tapi matanya menatap tajam, penuh murka.

Pungki mematung. Suaranya hanya bergetar di dalam hati.

“Ratu Jin...”

“Rupanya Kamu ya biang kerok yang sudah menggagalkan acara pernikahan putraku!” Ucap Sang Ratu dengan nada penuh kebencian.

“Sekarang rasakan akibatnya ha.... ha.... ha....ha.....” suara keras Sang Ratu, tertawa bahagia dan langsung menghilang.

Bersamaan dengan itu Pungki pun merasa kesakitan di bagian burung nya..

“Wind burungku sakit sekali!” teriak Pungki dan segera membalikkan tubuhnya masuk ke dalam kamar lagi dia cepat cepat melepas celana panjang dan kolornya dibuang begitu saja untuk melihat burungnya yang sakit.

Windy yang masih nemplok pun segera turun dari gendongan...

“Kakak Pung Pung itu bukan burung tapi ekor depan.” Ucap Windy ikut melihat burung milik Kakak Pung Pung nya.

Kedua bola mata Windy membulat tampak terpana...

“Wah ekor depan Kakak Pung Pung panjang dan besar.” Ucap Windy malah mengagumi ekor depan Kakak Pung Pung nya.

“Wind ini sakit sekali rasanya sangat panas, perih dan pokoknya sakit.” Ucap Pungki yang kini mengusap usap burungnya berusaha untuk mengobati sendiri sakitnya.

“Kakak Pung Pung dengar aku ya... Kakak Pung Pung bisa mengobati sakit orang tetapi Kakak Pung Pung tidak bisa mengobati sakitnya sendiri.” Ucap Windy dengan nada serius sambil melihat ekor depan Kakak Pung Pung nya yang sedang diusap usap oleh pemiliknya.

“Hah!??” teriak Pungki dengan mata melebar menatap Windy.

“Wind terus siapa yang bisa mengobati burung ku, jelas ini perbuatan Sang Ratu, dokter pasti tidak bisa.” Ucap Pungki dengan nada panik.

1
Ai Emy Ningrum
itu mah aryani lapar wind..lg ngidam makan nasi biryani 😙😽😋😋
neni nuraeni
aduuh psti windy comel deh,,, semoga aja ratu g mrh" lagi dan ga niat lagi buat windy jdikn abdinya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
tp mlh ke temu sang ratub
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
beyuhhh sepiyek2 e gntek sak endok2 r /Facepalm/
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan wuss tiba2 sudah di kontrakna
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
meleduk bget ini si dasih
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
gagal ora iki 🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
weleh guendut kyo gono sok2an deh ora ngoco nek wis kyo buntelan🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ketahuan deh
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ini dasih dayang jin monyet klo di seah dsih gendeng sing mbingungi karep dewe gntek modyar ora iso2 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dasar ini dayang suler kepo belum lernah kena damprat 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan akhirnya nnti windy lah yg oertama kali azdan di alam jin 👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ohh tentu tidak dong ada di selip anata bantal 🤣🤣
neni nuraeni
lnjut
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Haduuhhh cepetan kalian pulang!
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tuan Vampir bener² bikin repot ya/Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ayo cepat.. Kalian harus segera melarikan diri
neni nuraeni
😁 rasain kau dasih ..lnjut thor
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kompor banget sih Nyi Dasih ini/Hammer/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Haish... Ganggu aja ih, gak tahu apa pengantin baru mau bobo🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: wehhh ada2 aja sih 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!