Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab: 26 Begini aja lo matanya langsung ijo
Suara ricuh dari jalan Y itu, karena satu persatu para pemain dan penonton sudah mulai berdatangan. Dan saat Geo dan yang lainnya mulai memasuki jalan tersebut, sorakan demi sorakan langsung terdengar.
"Wih, bening-bening bro!" Ucap Bima, mungkin sudah sedikit mengeluarkan air liurnya.
"Yeh, asal begini aja lo matanya langsung ijo!" Cibir Vano.
Bima hanya berdecih, tanpa membalas perkataan sang sahabatnya itu.
"Wah akhirnya datang juga geng sok terkenal ini!" Ejek Aidan selaku wakil ketua geng musuh bebuyutan.
"Wah iya nih, gue ngga kayak bos lo yang ngumpet di ketek anggota!" Balas Geo dengan santai.
Seketika Vincent selaku ketua geng tersebut naik pitam atas ejekan yang di diucapkan oleh Geo. "Gue ngga ngumpet, bangst!" Balas Vincent dengan kesal.
"Upss, mulut lo bau kebohongan!" Ejek Vano sambil melewati geng mereka.
"Inget taruhan, anj"ng!" Teriak Aidan.
Geo hanya mengacungkan jari tengahnya ke udara sebagai responnya, ia tak ambil pusing toh hanya motor miliknya saja yang sebagai taruhannya.
"Wah gila sih Ana ikut turun juga!" Pekik Bima, karena ia melihat jika ketua geng nya ada disana juga.
"Lo yakin?" Tanya Dion pada Geo.
"Yakin, lagian kan yang taruhan gue dama sih ketua lemah itu!" Balas Geo.
"Tapi gue baru dapat info katanya motor-motor yang kalah bakalan jadi pemenang!" Sahut Daffi selaku tangan kanan Geo.
"What the fu*k! Lo yakin?" Tanya Geo.
"Ini!" Balas Daffi seraya menyodorkan ponselnya yang berisikan chat dengan sih Admin tersebut.
"Bab*!" Umpat Geo.
Ppriiitttt
Suara tiupan mulai terdengar pertanda para pemain di haruskan merapat kali ini ada empat orang yang turun termasuk Geo dan Ana.
"Pokoknya gue harus menang!" Ujar Geo didalam hati.
Brum
Brum
Suara bising dari para balap sudah mulai terdengar, mereka hanya tinggal menunggu instruksi dari salah satu perempuan seksi untuk memberikan aba-aba.
Sapu tangan berwarna merah sudah ia layangkan, para pembalap pun mulai menancapkan gasnya dengan kencang bahkan Geo sudah menduduki barisan nomor dua yang didepannya ada Vincent.
Tanpa banyak waktu, dari finish sudah didepan mata mereka namun dengan santai motor yang di kendarai oleh Ana sudah memutuskan tali finish tersebut.
Hal itu membuat Geo dan Vincent mengumpat geram, karena tak ada yang bisa mengambil barang musuhnya dan ia berdua malah rugi.
"Dari awal gue udah bilang kan!" Cecar Bima, karena memang dari awal ia sudah tak yakin jika Geo akan memenangkan balap tersebut ketika Ana juga ikut turun.
"Bac*t lo ah!" Sahut Geo dengan kesal, baru saja ia sampai dengan berjalan kaki karena saat ia sudah tiba motornya langsung di ambil paksa oleh wakil si pemenang begitu dengan Vincent yang sudah mencak-mencak.
Wiu wiu wiu
Bunyi sirene polisi yang tengah berpatroli mulai terdengar semua orang sibuk berlarian dan berkaburan karena takut jika mereka akan di tangkap begitu juga Geo yang sudah ngacir naik di motor Dion yang sengaja ia pasang.
Begitu juga dengan Laras yang sudah kabur bersama Clara, karena tadi ia berangkat kedua menggunakan Monicnya.
Motor yang ia dapatkan dari hadiah taruhan sudah diurus oleh Danto dan Surya, jadi ia tak sibuk mengurusinya lagi.
"Ngumpet, Ras!" Panik Clara.
"Kita ke Cafe aja!" Pekik Laras.
Dengan bermodal jalan tikus Laras terus berpacu dengan kecepatan sedang bahkan ia sempat berhenti di salah satu rumah kosong karena polisi terus mengejarnya.
"Gila sih! Baru ini jantung gue berdisko!" Pekik Clara karena mereka berdua sudah tiba di Cafe.
"Ya jangan panik makanya, kalau panik kayak gitu!" Ujar Laras seraya menyedot minuman yang sebelumnya ia pesan.
Clara mengangguk, "biasanya Maria bawa gue ke salah satu kontrakan gitu!" Sahut Clara.
Karena kalau sudah seperti, mereka aja berpencar dan akan janjian bertemu di salah satu titik.
Tring
Bunyi notif pesan dari ponselnya Laras.
'Lo dimana?'isi pesan yang di kirimkan oleh Adit.
Lokasi balas Laras dengan to the point karena tangannya masih capek membawa motor.
"Otw! Lo jangan kemana-mana balas Adit.
"Y" Jawab Laras
Tak ada lagi pesan yang di kirimkan oleh Adit, Laras pun kembali menyimpan ponselnya di tas kecil yang ia taruh di perut.
"Sepi juga ya ngga ada Lily sama Maria!" Ungkap Clara.
Clara mengangguk sambil tertawa, namun matanya menoleh ke arah pintu yang segerombolan laki-laki memasuki Cafe tersebut.
mata melotot
Laras tak mengerti, ia mengikuti arah mata Clara itu dan betapa terkejutnya Laras saat melihatnya. "Anj"ng! Mana gue masih baju yang sama lagi!" Ujar Laras dengan panik.
"Buka! Jaket lo buka, Ras! Gue takut salah satu diantara mereka ada yang lihat lo" pintah Clara dengan panik.
Laras pun mengikuti apa yang di ucapkan oleh Clara, lalu menyimpannya di kolong meja agar tak terlalu terlihat.
Beruntungnya lagi mereka duduk dimeja yang pojok jadi aman lah, pikir Laras.
"Gue baru dapat info katanya sih anak baru sok primadona itu pacarnya dia!" Kata Clara.
"Ya gue bodo amat, dia aja sebagai pacarnya ngga mau bantuin tuh cewek gila. Terus kenapa dia koar-koar ke orang seakan gue ngambil miliknya?!" Balas Laras. "Padahal gue kenal dia juga cuma sekedar kenal muka doang, anj*r! Terus dengan seenak jidatnya dia bilang gue kayak gitu" lanjut Laras dengan geram.
Clara mengangguk membetulkan apa yang diucapkan oleh Laras, "lagian dia demen banget cari masalah padahal baru satu hari dia sekolah!" Komen Clara.
Laras pun hanya mengangkat kedua bahunya acuh, terlalu malas untuk meladeni wanita seperti itu yang ada akan membuang waktunya saja. Toh ia juga tak berniat untuk mendekati cowok playboy sepertinya.
Brak
* Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan like nya ya*
* Salam manis dari AUTHOR 🤭*
*ig @vera_miceela
@putri488241.