NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Disneyland Hongkong

Endria tidur menelungkup, lalu gadis itu memposisikan handphone-nya untuk bersandar ke bantal menghadapnya, sampai-sampai layar kaca hanya dipenuhi oleh wajah tampa make up gadis itu yang terlihat baby face.

Setelah sampai di rumahnya, dan setelah membersihkan diri sekaligus membersihkan jejak Geswa. Endria lantas memvideo call Gatra.

Endria malam ini benar-benar perasaannya serasa campur aduk. Rasa bersalahnya pada Gatra lebih mendominasi.

"Gata, maafin aku," ujar Endria lirih meminta maaf. Mata cantik itu yang biasa berbinar kini terlihat sedih, berkaca-kaca.

Gata, nama panggilan waktu kecil dari Endria. Begitupun Geswa, Gewa.

Terlihat di layar handphone, Gatra juga menelungkupkan tubuhnya di atas sofa. "Kenapa, hmm?" tanya Gatra perhatian. Ia menebak kekasihnya saat ini sedang sedih, tetapi yang membuatnya berpikir lebih jauh ialah, kenapa Endria meminta maaf kepadanya?

"Nggak ada, aku cuma mau minta maaf aja." Endria tak ingin menjelaskan masalah tadi, takutnya Gatra dan Geswa berkelahi. Yah anggap saja hal tadi bukan apa-apa, dan ia tinggal menghindari pria kurang ajar itu.

"Hmmm, oke." Gatra mengangguk tidak banyak bicara atau menuntut penjelasan, karena ia tahu lambat laun Endria akan bicara dengan sendirinya alasan gadis itu meminta maaf padanya.

Pria itu merubah posisinya, tiduran menghadap atas. "Besok weekend, mau jalan-jalan nggak, Sayang?" tanya Gatra dengan raut wajah semangat, dan berhasil membuat Endria merubah moodnya.

"Mau! Mau!" sorak gadis itu senang.

"Kamu mau ke mana? Nanti aku bawa ke mana pun yang kamu mau," ujar pria itu, gentlemen.

Endria terlihat berpikir untuk beberapa detik. "Disneyland!" sahut gadis itu dengan suaranya yang terdengar lucu yang membuat Gatra tak bisa menahan senyum gemesnya.

"Aduh gemesnya.., punya siapa sih? " Gatra bereaksi.

"Apa sih!" Endria tersipu malu ditandakan dengan pipinya yang tiba-tiba merona merah.

Ekspresi Gatra lantas serius. "Yakin mau ke Disneyland? Nggak sibuk?" Dirinya sih tak masalah, tapi setahunya Endria sedang sibuk menyusun skripsi.

"Nggak, jadi kita ke Disneyland Hongkong, boleh?" Endria tersenyum lebar menampilkan giginya yang rapih dan bersih. Gadis itu memilih Disneyland yang terdekat agar perjalanannya bisa ditempuh sesingkat mungkin.

Gatra enak untuk di ajak ke luar negeri, seperti dulu, waktu mereka masih SMA, Teyler Swift sedang ada jadwal konser di Singapura, Endria sudah beli satu tiket konser, tetapi tak berani flight ke Singapura sendirian, jadi Gatra dengan senang hati menemani gadis itu. Mereka bahkan flight menggunakan jet pribadi. Walaupun Gatra menunggu di luar stadion karena tak ada tiket lagi.

"Aduh... Nggak bisa," jawab Gatra serius. Endria cemberut.

"Maksudnya nggak bisa nolak." Gatra nyengir karena lagi dan lagi ia bisa mengerjai Endria.

Endria itu orangnya ekspresif jadi enak untuk dikerjain.

"Iihh! Kamu mah!" rengek Endria kesal, ia beralih mendudukkan dirinya di atas kasur.

Endria merengek, Gatra masih tertawa.

"Tapi kamu juga nggak sibuk, kan?" Tak mau egois, Endria juga harus menanyakan keadaan Gatra, ini bentuk perhatian untuk pacarnya itu.

"Nggak dong, bahkan kalau aku sibuk sekalipun, aku harus luangin waktu untuk kamu," kata Gatra berubah serius. Endria terenyuh.

"Aduh! Jadi terharu nih, manis banget sih.... " Giliran Endria yang menggoda Gatra, membuat pria itu mesem-mesem tak jelas.

"Sayang, kak Geswa orangnya kayak gimana, sih?" Tiba-tiba Endria merubah topik pembicaraan. Entah kenapa ia merasa penasaran tentang pria yang berani menciumnya di ruang tertutup tadi.

"Memangnya kenapa sama kak Geswa?" tanya Gatra bingung, tanpa rasa curiga sedikitpun.

"Ya, nggak ada, aku cuma mau tahu aja sih. Kebetulan kak Geswa kemarin-kemarin datang ke kampus dan ternyata dia yang jadi pendiri Gemintang Scholarship Foundation," jelas Endria acuh tak acuh.

Gatra pun mengangguk paham. Lalu pria itu berpikir keras. "Nggak tau!"

"Ha?"

"Ya kita jarang ketemu, tapi ada satu hal, Geswa baik, walaupun tampangnya begitu, tapi dia baik." Gatra tersenyum sambil membicarakan tentang kakak satu-satunya.

Mereka jarang bertemu otomatis jarang berinteraksi satu sama lain, tetapi di lain sisi Gatra sangat tahu kalau Geswa itu sangat baik, contohnya pria itu menyisihkan beberapa persen penghasilannya untuk dijadikan dana untuk Gemintang Scholarship Foundation. Otomatis dana yang membiayai ratusan ribu mahasiswa di seluruh dunia itu dari penghasilannya tanpa ikut campur dari dana perusahaan.

Endria menatap sendu ke arah Gatra, terlihat sekali kalau kekasihnya itu sangat menyayangi dan menghormati Geswa sebagai seorang kakak, tetapi Geswa malah sebaliknya.

"Oh gitu," kata Endria sudah tak tertarik lagi.

"Jadi rencananya flight ke Hongkong jam berapa?" tanya Endria ke topik awal.

"Jam lima pagi, kamu bisa? Ya, biar kita bisa cepat nyampai di Hongkong."

Endria terlihat panik, ia paling tak bisa bangun pagi, apalagi sepagi jam lima, tapi pada akhirnya ia mengangguk karena tak ingin membuang-buang kesempatan kali ini.

Kapan lagi bisa liburan ke Hongkong terutama disneyland, secara kilat?

"Kalau gitu aku mau packing dulu, ya? Makasih Gata, Sayang, I love you." Endria bakal berbicara manis saat keinginan gadis itu terkabul.

"Hmm, love you to, ingat, nggak usah banyak-banyak bawa barangnya, nanti kita bisa beli di sana."

Endria mengangguk patuh. "Siap Komandan!" Gadis itu memberi hormat, lalu mematikan sambungan video mereka.

Belum bergerak di tempatnya, handphone Endria kembali berdering, panggilan group masuk. Tepatnya panggilan video.

Sebelum mengangkatnya, Endria terlebih dahulu membungkus tubuhnya dengan selimut, karena malam ini ia memakai piama tipis, tapi tak terlalu seksi.

"Dari mana aja sih lo, Ayu? Dari tadi ditelponin malah nggak diangkat-angkat." Dia, Dim, alias Diman Prasetyo yang membuka percakapan terlebih dahulu, pria itu langsung menyambar Endria.

Sejak undian waktu itu, Dim si paling organisasi malah membuat group whatsap mereka berlima. Jadi seperti inilah sekarang, mereka menjadi akrab dan biasa melakukan panggilan video.

"Ya gue dari tadi di sini aja, nggak ke mana-mana," jawab Endria berusaha melucu, tetapi gadis itu dibalas dengan Dim yang memutar kedua bola matanya malas.

"Eh-eh, Dria itu punya pacar, mungkin dari tadi neleponin pacarnya, kan?" Kali ini Dania membuka suara dengan balasan anggukan malu-malu dari Endria.

"Tuh kan! Emang kalian? Jomblo!" teriak Dania mengejek.

"Lah nggak nyadar, situ juga jomblo," sembur Adrian pada akhirnya.

Endria hanya bisa tertawa-tawa karena setelah itu mereka malah melanjutkan untuk saling mengejek. Sangat menyenangkan memiliki teman banyak ternyata, apalagi mereka ini semua tidak ada yang memandang atau tak berpikiran kalau yang kaya harus berteman dengan orang kaya juga. Begitupun sebaliknya.

"Eh, Btw, Kak Ayu ada hubungan apa sama Pak Geswa?" Anindya yang bertanya, gadis itu tiba-tiba teringat kejadian tadi, di mana Geswa menawarkan diri untuk mengantar Endria.

Seketika tiga orang lainnya serentak mengangguk, ingin tahu juga tentang itu.

Tiba-tiba mood Endria rusak akibat pertanyaan tentang Geswa mengalun dari mulut Anindya. Namun, gadis itu berusaha untuk menutupinya.

"Nggak usah gue jawab deh, nanti kalian bisa iri," jawab Endria main-main yang berhasil menyulut rasa penasaran mereka.

Anindya menutup mulutnya dengan kedua tangan, ekspresi gadis itu terlihat syok. "Pacar Kak Ayu?!" tanyanya sambil berteriak.

Endria lantas melotot. "Bukan!" sanggahnya keras. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya begitu kencang, amit-amit.

"Teman?" Endria menggeleng. Seketika mereka malah menebak-nebak.

"Mantan?" Pertanyaan dari Dim membuat Endria memutar bola matanya malas.

"Ah! FWB, kan?" tebak Adrian semangat.

"Ya bukanlah! Ngaco lo!" teriak Endria marah.

"Terus apa dong?!" tanya mereka serentak. Terlampau penasaran.

Endria menghela napas lelah. "Calon kakak ipar gue, puas?!"

"Wih.... "

"Wah.... "

Mereka berempat melongo mendengar jawaban Endria.

"Ah, pantes, Gatra, Geswa, mereka mirip sih," timpal Dania sambil mengangguk-angguk paham.

"Gila! Beruntung banget lo, dapat konglo."

"Yah, Ayu udah gunain jakckpot sekali seumur hidupnya."

"Asli, kak Ayu beruntung dan Lucky banget," timpal Anindya.

"Ya, aku mah ngerasa biasa-biasa aja," jawabnya acuh tak acuh, membalas pujian dari mereka.

Jawaban Endria malah dibahas decihan semua orang.

Aduh, biasa-biasa aja katanya, padahal kalau orang lain akan pamer sana-sini. Karena seberpengaruh itu keluarga Beck.

"Eh, besok weekend nih, yok ngumpul!" ajak Adrian mengubah topik pembicaraan.

"Iya nih, gimana kalau kita jogging di GBK?"

Akhir-akhir ini banyak postingan video tentang banyak banget orang jogging di GBK, jadi pengen juga ke sana.

"Ya, gue ikut kalian aja."

Mereka berempat serentak menatap ke arah Endria, karena gadis itu belum membalas usulan Adrian untuk berkumpul atau nongkrong bareng.

Endria mengangkat kedua bahunya. "Sorry to say, gue nggak bisa ikut ngumpul karena gue mau ngedate sekalian foto preewed di disneyland," jawab Endria menambah-nambahkan.

"Ah! Yang benar aja lo!"

"Tiba-tiba ke disneyland? Emang bisa?"

Nggak ada yang percaya.

"Ya bisa lah," kata Endria.

"Nah kan! Lo itu beruntung tau, pasti Gatra yang fasilitasi semuanya, kan?" timpal Dania tepat sasaran.

Endria mengangguk saja.

"Calon suami Kak Ayu sekaya itu, sabilah traktir kita semua?"

Perkataan Anindya dibalas anggukan semangat oleh tiga orang lainnya.

"Oke-oke, nanti, sekalian gue ajak Gatra. Gue matiin, ya? Gue mau packing buat flight besok pagi, bye...!" Endria pun keluar dari panggilan video group.

Lalu gadis itu mengambil tas ransel berukuran sedang, kemudian memasukkan barang-barang penting saja. Seperti permintaan Gatra. Ia hanya memasukkan perlengkapan yang benar-benar ia butuhkan saja.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!