Suamiku Seorang Playboy
Di pagi yang cerah ini, di sekolah SMA Bright M School.Ada 4 orang perempuan sedang berjalan di koridor sambil tertawa terbahak-bahak entah apa yang mereka bicarakan hingga menjadi pusat perhatian para siswa siswi yang masih lalu lalang.
Mari kita perkenalkan dengan empat perempuan tersebut.
Yang pertama ada, Larasati Ardhiana atau kerap dipanggil Laras. Perempuan cantik tapi sedikit nakal dan juga.Mempunyai kesabaran setipis tisu di bagi 4, dengan hidung sedikit mancung dan mempunyai tinggi mencapai 170 cm, dan bb hanya 43 kg.
Selain itu, Laras juga mempunya kakak laki-laki yang hanya berbeda satu tahun saja.Yang bernama Aditya Ravendra, atau kerap di panggil Adit. Laki-laki tampan dengan pemikiran dewasa yang selalu menjaga dan melindungi adik kesayangannya itu agar terhindar dari maraknya bahaya laki-laki diluaran sana. Adit sendiri mempunyai tinggi tubuh hingga 180 cm, dengan berat 60 kg.
Yang kedua ada, Clara Nhatalie putri atau kerap dipanggil Clara. Perempuan cantik dengan gaya yang selalu modis dan berpenampilan menarik, ia kemana-mana membawa kaca untuk memperlihatkan dirinya sendiri. Jangan lupakan Clara yang merupakan selebgram terkenal, Clara mempunyai tinggi tubuh 168 cm dengan bobot yang hampir sama dengan Laras. Dan mulutnya suka asik ceplas ceplos, dan suka menjawab lawan yang menurutnya sangat asik.
Yang ketiga ada, Maria Chantal Videra atau kerap di panggil Maria. Perempuan
Cantik yang memiliki mulut pedas dan jiwa bar bar. Ia juga menjadi benteng utama untuk sahabat yang lainnya, Maria mempunyai tinggi tak jauh beda dari Laras namun berbeda bobotnya saja. Jika Laras mempunyai berat dengan 43 kg, maka Maria mempunyai berat badan 45 kg.
Yang terakhir ada, Lily Dewi Seravina atau kerap di panggil Lily. Perempuan cantik yang mempunyai pikiran seperti anak kecil yang masih terlalu polos. Sehingga ke tiga temannya itu harus sabar jika Lily sudah bertanya yang sudah di liar nurul. Lily juga mempunyai tubuh yang paling kecil dan imut
Di antara teman lain,
Mereka juga ada sebutan geng yaitu Flower Power.
***
Ke empat perempuan itu terus bercanda hingga masuk kelas, karena bel sebentar lagi hendak berbunyi. Mereka sekarang kelas 11 IPS 7, karena umur mereka sudah 17 tahun jadi, mereka sudah memasuki kelas 11.
Tringgg, Tringgg,Tringgg,
Bunyi bel sudah terdengar, untung Laras dan yang lainnya pun sudah masuk kedalam kelas
Karena biasanya satu menit setelah bel para guru yang bertugas mengajar di kelas sudah tiba.
"Selamat pagi, Bu Jingaaaa!" Sapa semua siswa siswi saat guru tersebut memasuki kelasnya.
"Selamat pagi, semuanya." Balas Bu Jingga dengan tersenyum.
"Baik, karena pagi ini kita memulainya dengan pelajaran Seni. Apakah kalian sudah membawa apa yang sudah ibu umumkan, kemarin?" Tanya Bu Jingga.
"Sudah, Bu!" Jawab mereka
Ya, kelas mereka pagi ini akan melakukan kerajinan dari kain untuk membuat batik, Mereka membuat kelompok dengan satu kelompok terbagi menjadi 4 orang.
"Baik, Minggu lalu ibu sudah memberitahu langkah-langkah dan caranya! Kalian hari ini akan mempraktikkan semuanya, karena kerajinan kalian akan ibu masukkan kedalam daftar nilai dan karya kalian yang bagus akan ibu di pajang di ruang kepala sekolah dan di ruang kepemilikan sekolah kita!" Beritahu Bu Jingga.
"Woaaaahhhh serius bu!"
Tanya Hanum - teman kelas Laras.
"Iya benar, ibu masih menyeleksi semuanya dari kelas 10 sampai 12. Karya yang bagus akan ibu pilih!" Jelas Bu Jingga. "Baik, pertama-tama kalian singkirkan terlebih dahulu tas atau benda-benda yang mudah terkena cat! Lalu hubungkan empat meja menjadi satu agar mudah kalian mengerjakan nya!" Pintah Bu Jingga.
"Bu kalau meja yang kosong ini gimana?" Tanya Deni - teman kelas Laras.
"Di kosongkan saja, atau di geser ke tembok juga tidak apa-apa!" Jawab Bu Jingga.
Siswa siswi di kelas itu pun menuruti apa yang di ucapkan oleh Bu Jingga, sehingga sekarang mendadak kelas menjadi beda suasana.
"Baik, kita pakai sarung tangan terlebih dahulu! Lalu kalian taruh plastik untuk menutupi meja dan wadah untuk merendam kain tersebut!" Ujar Bu Jingga.
Mereka semua masih setia mendengarkan ucapan guru ini, karena mereka paling suka seperti ini tak capek berpikir dan hitung-hitungan.
"Oke, sekarang kalian pilih konsep mau yang seperti apa! Ibu hanya mengawasi kalian dan
Membantu jika ada kelompok yang kesusahan!" Titah Bu Jingga.
Mereka pun mulai berdiskusi untuk mencari model yang bagus, karena karyanya akan di pajang di meja kebesaran di sekolah ini.
Laras, Clara, Maria dan Lily sudah mulai mempraktikkan karena mereka sudah menemukan model batik yang menurutnya sangat bagus, jangan lupakan Clara yang suka berpetualang di dunia fashion jadi ia sudah tahu model apa yang paling bagus.
"Lo yang benar dong, gimana mau bagus kalau gitu!"Komen Clara.
"Lo juga, Ly. Di ikat yang lurus jangan mencang mencong gitu!"
Klaim
"Ck, gimana sih, Na! Masa gini aja ngga bisa!" Omel Clara.
"Bac*t lo! Lo ngga ada bantuin kita ya, ogeb! Ngapain lo ngatur-ngatur gitu, gue juga bisa kalau cuma gitu Anj*r! Sekarang lo mau bantuin apa kagak? Gue tanya hahh!! Kalau lo bisanya ngatur doang mending gue ganti sama yang lain!" Garang Maria.
"Sabaaarrrr, nddorooo!" Ledek Laras.
"Yang sabar ih Maria, marah-marah terus kayak
Tetangga sebelah yang kehilangan duit!" Ucap Lily.
"Ck, iya-iya gue bantu! Marah-marah mulu lo, lihat muka lo udah kayak pant*t panci juga!" Balas Clara.
Maria menganga mendengarnya, "Anj*r wajah ayu tenan gini di bilang pant*t panci,!" Protes Maria.
"Ayo! Lo pada mau bantuin apa mau marah-marah aja?" Tanya Laras,
"Aarrggghh, kampr*t emang lo Clar! Gue cincang jadiin daging buat Pretty gue baru tahu!" Ancam Maria, Pretty adalah hewan buah milik Maria yang sudah dirawat dari bayi
Hingga sekarang sudah besar, hewan tersebut adalah Harimau yang ganas tapi menurut penglihatan Maria Pretty adalah kucing kecil yang menggemaskan.
"Ngga ada ya! Daging gue Alot!" Potong Clara, membayangkan nya saja sudah buat jantung ia pindah ke usus 12 jari. Bagaimana jika beneran, entahlah nasibnya akan seperti apa.
"Kalian unik deh!" Kata Lily dengan wajah polosnya.
"Diam lo! Fokus bantuin aja, jangan banyak bac*t!" Jawab Maria yang masih sensi.
"Dia lagi PMS ya, Ras?" Bisik Lily pada Laras.
"Kayaknya, Ly! Lihat aja wajahnya udah seperti ingin makan orang" ejek Laras.
"Ngomongin apa lo berdua?!" Tanya Maria dengan wajah yang masih garang dan berkacak pinggang.
"Ngga ada gue ngomong apa-apa! Ngga usah pede deh lo! Lo tuh ngga di ajak!" Sahut Laras dengan cuek.
"Ck, dia omong apa Ly?" Tanya Maria pada Lily.
"Kata Laras wajah Maria sudah seperti ingin makan orang!" Jawab Lily, seketika Laras mengumpat sejadi-jadinya. Sengaja ia menutupi temannya ini, eh malah dia sendiri yang membongkarnya. Memang teman sungguh ajaib,
"Itu kelompok Laras, kenapa yang berisik banget? Apa udah selesai?" Tegur Bu Jingga lalu bertanya.
"Akh, engga kok bu! Kita masih berdiskusi untuk membuat batik ini, soalnya masih belum ada yang cocok sama kita" balas Clara dengan berbohong tentunya.
"Baik, kerjakan dengan tenang. Ingat waktu kalian dua jam! Nanti kalau sudah kita jemur di halaman belakang yang tersambung keruang guru, agar ibu pantau!" Ujar Bu Jingga sambil memeriksa siswa siswi yang sedang kesusahan.
Tangan Clara sibuk mencari gambar di ponsel untuk mencari gaya model yang menurutnya menarik.
"Di bikin kayak gini lah cakep juga nanti!" Beritahu Clara pada ketiga temannya itu.
"Iya deh, bagus itu tapi warna nya yang masuk. Jangan sama kayak di gambar" sahut Laras.
"Wokeeh, kuy lah kita buat" riang Lily.
Tangan mereka pun terus berkutat di kain putih itu,sedangkan Maria sedang memindahkan warna cat yang di butuhkan kedalam botol plastik. Suasana di kelas hening menyelimuti, hingga suara ketukan pintu mengalihkan pandangan mereka.
Tok
Tok
Tok
Pintu di buka oleh Bu Jingga,
"Maaf Bu, saya ganggu!" Ujar siswi lain.
"Ada apa, neng?" Tanya Bu Jingga.
"Ibu di panggil sama Pak Guntoro di ruang kepala sekolah" beritahunya.
Tidak lama dari Bu jingga keluar kelas ibu jingga pun kembali.
Klekk
Pintu di buka oleh Bu Jingga, lalu di belakang Bu Jingga itu menampilkan ke empat cowok yang wajahnya.sedikit familiar.
"Baik, sekarang perkenalkan nama kalian" ujar Bu Jingga.
Ke empat cowok itu mengangguk.
"Kenalin nama gue Arjuna Geofino M, tapi biasanya orang panggil gue Geo!"
"Hallo, nama perkenalkan nama gue Elvano Kavindra. Panggil saya Vano!"
"Perkenalkan gue Sagara Bimantara, orang-orang panggil gue Bima!"
"Hay, Alzian Dion Nakara. Panggil aja Dion!"
Mereka semua diam tak ada yang mengeluarkan suara.
"Kami pindahan dari sekolah Azward School" ujar Bima.
Seketika kelas 11 IPS 7 ricuh.
"Wwooahhh, sumpah sih pesona Geo ngga kaleng-kaleng" ujar Sabit.
"Ini dia orangnya toh yang viral itu" pekik Hanum.
"Geeoo, notice mee pleaasee" kata Aurel.
"Bos geng dari Black Wolf ganteng banget sumpahhhh!!" Jerit Risa.
"Sudah harap tenang kembali! Kalian bisa duduk di meja yang kosong" lerai Bu Jingga.
Mereka pun duduk di meja yang masih kosong,dan setelah itu murid-murid kembali melanjutkan tugas mereka yang belum selesai.
Bu, kelompok kami sudah!" Ujar Laras dengan lantang.
"Bagus, kalian jemur di belakang ruang guru dulu jangan lupa kasih tanda! Setelah kering baru di kasih nama okay" ujar Bu Jingga.
Keempat perempuan itu hanya mengangguk saja, lalu pergi keluar dengan tangan mereka masing-masing membawa barang.
"Bro lo suka?" Tanya Dion pada Geo. Pasalnya sahabatnya ini terus memperhatikan Laras,
"Ngga" balas Geo cuek,
"Ingat, Tasya sama Qairen mau di apain!" Canda Vano.
"Haha, kaya gue pacarannya pakai hati aja" balas Geo.
Di belakang ruang guru, ke empat perempuan sedang menjemur dan memberi tanda. Dengan ancaman.
''Barang siapa yang mengambil barang ini! Akan saya cincang dan kasih ke Pretty!'
Begitu lah isi ancaman ini, karena mereka sudah hampir tau dengan nama Pretty ini. Jadi tak ada yang berani untuk macam-macam padanya.
Mereka berempat meninggalkan lahan belakang itu, untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya yang sedikit terkena cat.
Kok bisa mendadak gini ya, ada murid baru! Biasanya kan pagi" tanya Laras.
"Ntah, mungkin mereka telat" balas Clara.
"Siapa yang telat, Clar?" Tanya Lily.
"Otak lo yang telat, Ly! Makanya orang ngomong di dengerin! Nih fungsinya telinga lo buat apa?" Omel Maria, sambil sedikit menjewer telinga Lily.
"Awww, Maria marah-marah terus! Cepat tua terus meninggoy gimana? Siapa yang bakal jadi bentengin Lily" tanya polos Lily.
"Ppfftt"
"Apa lo berdua, Hahh!" Bentak Maria.
"Bentar dah, lo sensian mulu apa ngga bakalan keriput itu mulut?" Ejek Clara.
"Anj*ng banget lo, Clar! Lo tuh mau nya gimana sih, Hahh!! Asal gue kalem lo nanya 'tumben ngga marah-marah' asalan gue marah-marah lo malah ngejek gue gitu! Mau lo apa sih anj*r? Mau gelut kita hahhh!" Tanya Maria dengan sedikit bar bar.
Saat Maria menoleh ke arah Clara, rasanya ia ingin menenggelamkan nya saja di laut yang banyak ikan piranha nya saja.
"Gue malas balik ke kelas" ucap Clara masih mengaca di kamar mandi dan mengoleskan sedikit pewarna di bibirnya itu.
"Sama gue juga, kantin apa yakk! Gue denger dari Duta katanya nanti pelajaran Pak Dafi free, dia cuma ngasih tugas doang ke Genta!" Beritahu Laras.
"Kita mau makan di kantin?" Tanya Lily.
"Ngga! Kita Makan di warung Mang Darsah di Surabaya!" Balas Maria asal ceplos.
"Berarti kita mau ke Surabaya?" Tanya Lily lagi.
"Astagaaaaa, tolong bisa bantu jelaskan kepada si kunti bogel imut ini?" Tanya Maria pada Laras dan Clara dengan nada yang sedang menahan amarah.
"Pppffttt" lagi-lagi Clara menahan tawanya melihat wajah tertekan Maria.
Skip.....
Waktu terus berlalu jam pelajaran telah usah dan waktu nya murid-murid pulang ke rumah masing-masing.
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*
*Salam manis dari AUTHOR 🤭*
*Selamat datang di Novel baru Author jangan ketingalan yah karya-karya terbaru Author*
@vera_miceela.
@putri488241.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Murni Dewita
👣
2025-07-08
1