NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 33

"Woy kalian bertiga," ucap Tristan kepada ketiga temannya.

"Apaan?" tanya Beno.

"Queen minta kita berempat harus ada yang turun ke bawah, ngejaga in para tamu undangan," ucap Tristan.

"Ya udah gua sama si Beno yang ke bawah, kalian berdua yang ngawasin mereka dari sini," ucap Riko.

"Oke," ucap mereka bertiga.

"Ya udah ayo Ben, kita ke bawah," ucap Riko kepada Beno dan diangguki oleh Beno.

Akhirnya mereka berdua pun turun ke bawah, dan Tristan bersama kembaran Riko yaitu Rocki mengawasi mereka dari atas rooftop.

"Gila itu musuh banyak bener ya," ucap Rocki sambil melihat ke bawah sana yang sudah seperti semut karena memang banyak manusia-manusia di atas sana.

"Menurut lo jumlah mereka berapa?" tanya Tristan.

"Menurut gua sih ya 200.000 ribu orangan, eh tapi kayanya dari kakeknya Aqila dikit," ucap Rocki mengamati pasukan dari Opa Dave.

"Iya ih, apa kita panggil anggota kita yang lain?" tanya Tristan.

"Jangan dulu, kan Queen belum nyuruh kita," jawab Rocki.

"Tapi kan ini cuman buat jaga-jaga aja, lo gak liat pasukan lawan lebih banyak dari pada pasukan pihak kita?" tanya Tristan lagi.

"Iya sih, ya udah lo panggil aja. Tapi cukup yang jago aja dalam bersenjata sama bela diri," ucap Rocki dan diangguki oleh Tristan.

Tristan mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Hallo, gua minta kalian datang bawa orang-orang yang jago dalam bersenjata sama bela diri ke gedung xxxx jalan xxxx, tapi kalian ngawasin dulu dari jauh. Nah kalo keadaan sudah tidak kondusif kalian langsung turun ke lapangan," ucap Tristan dan dia pun mematikan panggilannya.

"Gimana?" tanya Rocki.

"Mereka bakalan kirim 1000 orang yang jago bersenjata dan bela diri, dan mereka akan turun ke lapangan kalo ini udah enggak kondusif," jelas Tristan.

"Gua harap pasukan dari kita bisa mengalahkan mereka," ucap Rocki.

"Gua juga berharap seperti itu."

🌿🌿🌿🌿🌿

Sedangkan di luar gedung pernikahan Mommy Siska dan Opa Dave sudah ada 2 kubu yang sedang bertempur.

"PANGGIL KETUA KALIAN," teriak Rio ketua dari mafia Red Devils musuh bebuyutan dari mafia yang diketuai oleh Opa Dave.

"Kenapa kau mencari ku Rio? apa kau merindukan ku?" tanya Opa Dave dengan santainya.

"BERHENTI," ucap Rio untuk memberhentikan para anggotanya untuk diam sebentar.

"Ya aku merindukan mu 'sahabat', ah tapi lebih tepatnya aku merindukan istri mu," ucap Rio sambil menekan 'kan kata 'sahabat' dan tersenyum miring setelah mengucapkan kalimat terakhir.

"Oh seriusly, lo pengen ketemu gua sama bini gua? mimpi lo," sinis Opa Dave.

"Mimpi pala lo, lo bisa nikung gua tapi gua bisa nikung lo balik," ucap Rio.

"Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Angel sekarang udah jadi punya gua, punya anak, punya cucu juga dan lu jadi jangan pebinor di rumah tangga gua!" tegas Opa Dave.

"Alah bacot, suka-suka gua lah. Yang penting Angel harus jadi milik gua," ucap Rio.

Aqila pun datang menghampiri Opa nya yang sedang adu bacot dengan mantan sahabatnya sekaligus musuhnya.

"Dia siapa?" tanya Aqila kepada Opa Dave sambil melirik ke arah Rio.

"Mantan sahabat Opa, yang dulu pernah Opa ceritain," jawab Opa Dave dan Aqila pun menganggukan kepalanya.

"Namanya?" tanya Aqila Lagi.

"Rio, Rio Alaska," jawab Opa Dave.

"Alaska, kaya nama cacing yang gede. Tapi cocok sih udah gendut botak pula," ucap Aqila keceplosan entah juga sengaja.

"Berani-beraninya lo hina kakek gua sialan," ucap Monica yang datang entah dari mana bersama antek-anteknya.

"Wih orang per cabean datang nih," sinis Aqila sambil mendekat ke arah Monica sambil menenteng samurai atau pedang panjang yang ada di tangan kanan nya yang tadi ia pinta ke orang bawahan Opa Dave.

"Jaga omongan lo, JALANG," ucap Dewi sambil menekan 'kan kata jalang.

"Jalang kok teriak jalang,lagi ngaca ya mbak nya?" tanya Aqila sambil tersenyum miring ke arah Dewi.

Dewi yang mulai tersulut emosi pun ingin menghajar Aqila tapi ditahan oleh Tera.

"Kenapa sih lo tahan-tahan gua?" tanya Dewi sembari kesal karena ditahan oleh Tera.

"Lo jangan bodoh Dewi, Aqila cuman mancing emosi lo doang," ucap Tera memperingati Dewi.

"Kenapa sih lo gak mati aja, enek gua liat muka lo," ucap Dewi dengan kesalnya.

"Dih, kalo elo emang enek liat muka gua, mendingan lo aja yang mati sono. Apa mau gua yang anter lo ke alam baka?" tanya Aqila sambil memainkan samurainya yang ada di tangan kanannya.

Mereka yang mendengar ucapan Aqila bergidik ngeri.

"Lo kenapa sih gak mati pas gua dorong dari jurang?" tanya Monica yang penasaran kenapa Aqila tak mati saat ia dorong ke jurang.

"Ya iya lah gak mati sekalipun lo dorong gua, karena kalo gua mati maka itu juga kehancuran lo akan dimulai. Ralat sebelum gua mati pun lo bakalan duluan yang gua hancurin," ucap Aqila sambil tersenyum miring.

"Lo mau hancurin gua?" tanya Monica sambil tersenyum smirk.

"Ya jelas, manusia sampah kaya lo emang gak pantes buat hidup atau pun menghirup udara," ucap Aqila sambil mengeluarkan smirk andalannya.

Jujur saja, Monica dan Aqila memang memiliki karakter yang berbeda. Tapi aura yang yang muncul di tubuh mereka itu sama, seperti halnya sekarang mereka sudah berhadap-hadapan dengan samurai yang ada di tangan mereka masing-masing.

"Kalo iya gua manusia sampah, lalu apa kabar dengan diri lo sendiri yang teganya membunuh orang?" tanya Monica dengan datarnya.

"Karena mereka pantas untuk dibunuh, termasuk lo," sinis Aqila.

"Oh ya?" ucap Monica terkejut, "sebelum lo ngebunuh gua, lo duluan yang bakalan gua bunuh," sambung Monica dan mulai mengangkat samurainya dan menodongkannya ke arah Aqila.

"Inget ya cantik, percaya diri itu emang harus. Tapi sadar diri itu lebih baik," ucap Aqila sambil menepiskan samurai milik Monica dengan samurai miliknya.

"Bacot, mending kita mulai saja duel ini," ucap Monica dan dia pun mundur.

"DENGAR SEMUANYA, KALIAN SEMUA JANGAN ADA YANG IKUT CAMPUR ANTARA PERTARUNGAN GUA SAMA MONICA. JIKA ADA MAKA AKAN GUA PENGGAL KEPALA KALIAN SATU-SATU," teriak Aqila sambil mengangkat samurainya tinggi-tinggi.

Mereka semua yang mendengar ucapan Aqila secara tidak sadar menganggukan kepalanya.

"Mau bertarung sekarang bitch?" tanya Aqila sambil menekan 'kan kata bitch.

Monica yang mendengar ucapan Aqila yang mengatainya bitch pun mulai tersulut emosi.

"Awas aja lo sialan, gua bakalan bunuh lo dengan sadis," batin Monica dengan mata yang penuh amarah.

Aqila yang memang bisa mendengar dan membaca pikiran seseorang pun tersenyum remeh tak kala ia mendengar batin Monica.

"Lakuin aja apa yang lo mau bitch, tapi kalo lo bunuh gua itu gak bakalan mempan," batin Aqila sambil tersenyum remeh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!