Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Alea "Roh Pelindung"
Hari semakin gelap saat matahari perlahan terbenam dan bintang-bintang menggantikan cahayanya di langit, cahaya-cahaya lampu ajaib yang menyala satu demi satu membuat suasana kota yang riuh oleh aktifitas perlahan menjadi lebih tenang, banyak warga elf yang kembali ke rumah untuk beristirahat, beberapa pemilik toko merapikan dagangannya, para pemusik yang mulai memetik senar dan menyanyikan lagu-lagu di taman, suasana indah kota elf yang telah menemani Caelum membuatnya perlahan tenang dari banyaknya pikiran yang berkecamuk.
Momen luar biasa yang terjadi, meskipun singkat. Namun memberikan bekas yang sulit terlupakan, bertemu dengan sosok misterius yang mampu membuatnya tidak berdaya hanya dengan mengucapkan beberapa kata.
Sosok lain yang tidak asing yang membawa sensasi ketenangan, selama ini dia mengabaikan kenangan sosok cahaya yang terkadang muncul dalam mimpinya, namun pertemuannya terakhir kali membuat ia menanggapi semua pesan yang sosok itu sampaikan dengan lebih serius.
Ia kembali menatap punggung tangannya, ingatan tentang sosok agung yang menghilang ke dalam tubuhnya, serta perkataan bahwa dia kini memiliki kekuatan dari sosok yang mengaku sebagai roh pelindung membawa berbagai macam emosi, ada rasa penasaran, takut, bersemangat, berharap, dan berbagai emosi yang berbeda.
"Jika memang aku memiliki kekuatan dari roh pelindung itu, bagaimana cara menggunakannya, dan kekuatan apa itu" Caelum memiliki sedikit perasaan senang, tujuannya untuk segera menjadi kuat mendapat titik cerah, jika dia memiliki sejenis kekuatan yang setara dengan yang muncul dalam dunia ilusi itu, maka dia tidak perlu khawatir dengan ancaman yang mungkin akan dia hadapi.
"Apakah akan ada konsekuensi dari penggunaannya" Ia merasa khawatir dengan kemungkinan buruk dari penggunaan kekuatan ini, bagaimanapun dia memperoleh dengan cara yang tidak normal.
Tenggelam dalam pikiran sepanjang jalan, Caelum tanpa sadar telah berada di depan pintu rumah Velwen. Saat dia mengetuk pelan pintu rumah tersebut, suara langkah kaki terdengar berjalan mendekat dari balik pintu, dengan putaran pada knop dan bunyi klik lembut, pintu perlahan terbuka dan sosok yang muncul membuat Caelum mengangkat alisnya.
"Cael?" Elina nampak terkejut melihat tamu yang datang ternyata adalah Caelum.
"Hai Elina, sudah lama" Caelum tersenyum dan menyapanya seperti dia menyapa teman-temannya yang lain.
Namun, perhatian Elina tertuju pada liontin yang dikenakan oleh Caelum, perasaan senang yang perlahan membuatnya tersenyum tanpa sadar membuat Caelum sedikit bingung dan melambaikan tangannya.
"Elina, ada apa?" Caelum cukup bingung dengan Elina yang tiba-tiba terdiam.
"Ahh.. uhhh. ohhh tidak, silahkan masuk, aku akan memanggil Velwen" Elina dengan tergesa-gesa masuk kedalam rumah sembari memegang pipinya dengan malu.
"Hmmm... apakah ekspresiku membuatnya takut, terkadang Syla suka mengatakan kalau mukaku nampak mengerikan saat sedang lelah" Caelum meraba-raba wajahnya mencoba memeriksa ekspresi yang dia buat.
Velwen segera menghampiri Caelum yang sedang meraba-raba wajahnya dan tidak bisa menahan tawa.
"Apa yang kau lakukan dengan wajahmu" mendengar candaan Velwen, Caelum melunakkan wajahnya dan tersenyum.
"Ada sesuatu yang mau aku tanyakan" mendengar itu Velwen mempersilahkan Caelum untuk masuk.
Setelah memasuki ruangan, Caelum melihat Elina yang sedang memeluk Silly.
"Hai Silly"
"Oh, hai Cael! Silly masih bersemangat seperti biasa.
Mendengar suara Caelum, Elina sontak membenarkan posisi duduknya dan menatap Caelum. Melihat itu, Caelum hanya mengangkat alisnya.
Tak lama kemudian Velwen kembali sembari membawa segelas teh dan mempersilahkan Caelum untuk duduk.
"Jadi, apa yang membawamu kemari Cael?" Velwen dan yang lainnya tampak cukup kaget dengan kedatangan Cael yang tiba-tiba.
"Aku ingin menanyakan beberapa hal terkait rune, dan kebetulan aku sedang berada disekitar sini, jadi memutuskan untuk mampir"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kamu ikut makan malam bersama kami? kebetulan kami baru selesai memasak makan malam" mendengar tawaran Velwen, Caelum awalnya ingin menolak dengan sopan, hari ini dia merasa sangat lelah dan ingin segera pulang dan mengatur pikirannya, namun melihat ekspresi Elina dan Silly yang nampaknya mengharapkan agar dia mau makan malam bersama membuatnya tidak bisa menolak.
"Baiklah, jika itu tidak merepotkan" mendengar jawaban Caelum, entah mengapa dia melihat Elina nampak senang.
"Aku juga lumayan lapar" Caelum hanya bisa mengakui dengan getir dalam hati.
Setelah itu, Velwen, Silly dan Elina menyiapkan makan malam di meja, berbagai olahan makanan disajikan, ada roti, daging panggang, sup, sayuran yang nampak seperti, salad serta beberapa iris buah. Meskipun tidak semewah yang biasa dia makan di rumah Lira, namun sensasi menikmati makanan baru dari dunia ini menjadi agenda wajid dalam kamus Caelum.
Setelah selesai menikmati makanan dan membersihkan meja, Caelum mulai menanyakan beberapa hal tentang rune dengan Velwen, Silly dan Elina hanya mendengarkan dengan tenang.
"Jadi kamu berencana membuat artefak dimensional dengan rune, itu agak sulit, setahuku, untuk membuat artefak tersebut, hanya para dwarf yang mengetahui metodenya, oleh sebab itu artefak dimensi menjadi benda yang langka dan mahal" Velwen membagikan beberapa pengetahuannya, setelah itu mereka mulai beralih ke topik yang berbeda.
Sepanjang diskusi, Elina dan Silly sesekali mengajukan pertanyaan dan membagikan beberapa ide, meskipun mereka bukan ahli dalam bidang ini, namun mereka cukup tertarik mendengar ide-ide aneh Caelum, seperti menciptakan artefak sebagai pemanas air untuk mandi, dan lain-lain.
Setelah menghabiskan waktu cukup lama dirumah Velwen, Caelum akhirnya pamit untuk pulang kerumah.
"Datanglah minggu depan, kami mengadakan acara bersama yang lainnya"
"Aku pasti akan datang"
Setelah bertukar beberapa kata dengan yang lainnya, Caelum segera pulang kerumah, saat ini pikirannya sedikit lebih ringan, bercerita dan bercanda dengan teman-temannya bagaikan obat penang yang membawa kehangatan.
Setelah tiba dirumah, Nina adalah yang pertama menyambutnya. Dia menanyakan keadaan Caelum karena pulang cukup larut, setelah menjelaskan secara garis besar ujian yang dia lakukan serta kunjungannya kerumah Velwen, Nina menyarankan agar Caelum segera beristirahat.
Dalam perjalan menuju kamar dia bertemu dengan Lira yang kebetulan sedang menuju ke ruang penelitiannya.
"Cael, bagaimana ujiannya? kamu pulang cukup larut" ekspresi khawatir yang Lira tunjukkan sudah cukup menjadi penenang.
"Aku lulus ujiannya" Kemudian dia menceritakan detail perjalanannya serta perintah ujian untuk memanjat pohon yang menjadi tempat mereka pertama kali bertemu, serta pertarungan yang dia lakukan dengan dengan capung prajurit dan gagak angin.
"Untungnya kamu menyelesaikan kartu-kartu sihirmu tepat waktu" Lira telah mengetahui kartu-kartu sihir itu sebelumnya, dia ikut membantu Cael dalam menguji dan juga mengantarkan bahan yang berasal dari Maerin.
"Aku cukup kesusahan, namun usaha tidak mengkhianati hasil, dan di akhir kami pulang dengan menunggangi binatang magis, sekarang aku tahu alasanmu bisa pergi dan pulang ke kerajaan sihir dalam waktu singkat" Caelum tidak bisa melupakan sensasi terbang menunggangi binatang magis.
"Jadi kamu sudah melihat Shelpy"
"Jadi nama burung itu Shelpy"
Mereka kemudian bercerita hingga larut malam di perpustakaan, karena menyadari Caelum yang mungkin kelelahan karena ujian yang dia baru saja selesaikan, Lira memintanya untuk segera beristirahat.
Setelah berpisah dengan Lira, Caelum kembali ke kamar dan langsung melemparkan dirinya ke kasur, membenamkan semua rasa lelah yang terkumpul seharian.
Setelah merasa nyaman, dia kemudian membayangkan kembali moment luar biasa dimana dia bertemu dua sosok yang melebihi pemahaman manusia.
"Aku terlalu lelah untuk memikirkannya terlalu dalam, sebaiknya aku istirahat untuk saat ini" dengan itu Caelum terlelap tanpa sadar.
................
Disebuah kastil yang terletak di puncak gunung yang berdiri di atas awan.
"Jejak Alea menghilang" suara berat menggetarkan bangunan kastil tersebut.
................
Disebuah singgasana yang dikelilingi oleh air.
"Tanda ilahi Alea meredup, sesuatu yang buruk sedang terjadi" suara wanita yang lembut itu menimbulkan riak pada air disekelilingnya.
................
Disebuah taman bunga.
"Alea menghilang!" suara tangis gadis kecil membuat seluruh bunga yang ada di taman menjadi layu.
................
Di sebuah reruntuhan bawah tanah, Disebuah danau, di dalam kastil megah, di sebuah alam berwarna putih.
Sosok-sosok yang berbeda merasakan hal yang sama.
..."Alea telah hilang"...
Semangat Thorr
tapi ada beberapa bahasa yang baru denger aku tuh 🤭
tetep semangat ya kakak othor