Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Perkelahian
Ganesa Nova Wijaya? Kenapa nama belakang tidak asing? Dan suara dibelakangnya kenapa terdengar Familiar?
Lelaki di belakang Nicho tampak melangkah pelan menuju ke arah Nicho dan Ganesa. Ditangannya membawa kantong plastik berisi martabak. Netranya melirik ke atas meja, sudah ada martabak diatas sana, dia kalah cepat dari lelaki itu? Siapa dia? Taukah dia makanan kesukaan Ganesa? Jarang sekali lelaki yang dekat dengan adiknya dan tau makanan kesukaan adiknya itu.
Dani meletakkan kantong kresek di atas meja, kemudian dia memutar langkah menuju ke samping Ganesa. Matanya melotot sempurna saat melihat seorang yang sangat familiar baginya.
"Tuan Nicho,"
"Tuan Ardani?"
Keduanya serentak mengucapkan nama, terkejut? Pasti. Dani menatap sahabat dari Marvel Raditya Dika yang tak lain adalah mantan bos sekaligus sepupunya itu.
Dia memandang ke arah Nicho, lelaki yang yang sempat mempunyai rasa cinta pada Micela Adelia adik marvel yang telah menjadi istri dari Vino yang tak lain adalah sahabat Marvel dan Nicho juga.
Lalu, bukankah yang didengar dari pembicaraan antara lelaki itu dengan Ganesa adalah sebuah kesalahan dalam hubungan satu malam? Jadi apa lelaki yang bergelut dalam dunia abu abu itu yang menjadi pelaku yang telah menodai adiknya?
"Bagaimana bisa kau ada dikamar adikku? Lalu aku dengar, kau juga akan menghancurkan keluarga kami? Apa itu benar?" tanya Dani sambil menatap ke arah Nicho yang diketahuinya memang bukan sembarang pembisnis. Dia terlibat juga dengan dunia mafia yang entah apa misinya.
Deg
Jantung Nicho berdetak kencang, adik? Pertanyaan yang mengiang di benak Nicho. Apa wanita ini adalah adik Dani? Saudara sepupu Micel? Apa setelah tidak mendapatkan kakak sepupunya, kini dia harus dihadapkan dengan kenyataan harus terjebak dan menikah dengan adiknya? Bukankah itu artinya dia bersaudara dengan Micel dan Vino? Bahkan mereka bisa saja bertemu?
Nicho tampak membelalakan matanya, bagaimana bisa ini terjadi? Perasaan yang tadinya menggebu untuk menikahi Ganesa seakan luntur.
Tapi bukankah kewajiban baginya karena terlanjur menanam benih dalam rahimnya?
"****," umpat Nicho.
Dani tampak mengepalkan tangannya. Apa benar Nicho pelakunya? Ganesa hanya diam menyaksikan interaksi dua lelaki yang mempunyai usia yang sama itu.
Dani yang emosi memberikan bogem mentah di pipi Nicho. Nicho tampak memegang pipinya kemudian membalas hantaman Dani. Keduannya terlibat baku hantam dan saling membagi pukulan dan tendangan.
Ganesa tampak membelalakan matanya, dia berdiri dan berusaha untuk melerai, tapi naas, Dani juga Nicho tak bisa untuk dicegah.
Nala yang baru datang segera mendekat ke arah Ganesa dan memeluknya erat. Dia mencoba untuk menghentikan aksi Ganesa yang mencoba untuk melerai.
"Nes, bahaya!" sentak Nala. Ganesa tak menggubris. Wanita cantik itu mendekat ke arah kakak dan lelaki yang menodainya itu.
"Berhenti!" teriak Ganesa yang berlari kemudian berhenti diantara Dani dan Nicho.
Kedua lelaki tampan itu menghentikan pertengkaran ketika tangan mereka berada di depan wajah Ganesa. Ganesa memejamkan matanya, hatinya terasa was-was jika pukulan dua orang itu menghantam dirinya.
"Minggir!" teriak Nicho dan Dani bersamaan.
"Aku akan tetap di sini sampai kalian berhenti berkelahi," ucap Ganesa.
Tangan Dani dan Nicho bersamaan mendorong Ganesa kemudian melanjutkan perkelahian.
Ganesa Ingin kembali melerai, akan tetapi dia terkejut ketika kakinya tak lagi sanggup untuk menahan bobot tubuhnya, dia merasa pusing. Hampir saja dia terhuyung, hingga tangan kekar menarik pinggang Ganesa hingga adegan intim terjadi diantara keduanya.
Tangan kekar itu milik Nicho, Nicho memandang wajah cantik Ganesa dengan sorot mata teduh.
Ganesa mendorong tubuh Nicho, segera wanita cantik itu berdiri dengan tegak. Netranya menatap Dani dan Nicho secara bergantian.
"Lanjutkan perkelahian kalian, sampai malaikat maut datang menjemput nyawa kalian," ucap Ganesa kemudian melenggang pergi. Nicho dan Dani saling memandang sinis.
"Apa maumu? Apa yang kau rencanakan Tuan Nicho? Jangan mencoba menghancurkan keluarga ku. Kau tidak mendapatkan Micela, jangan harap bisa memperalat Ganesa," ucap Dani dengan tegas.
Nicho menghela napas panjang. Otaknya mencoba mencerna perkataan Dani.
"Cihhh,,, jadi dia adikmu? Pantas saja dia masuk sembarangan ke kamar lelaki, kakaknya saja digrebek warga karna menjerat seorang wanita," ucap Nicho sinis.
Dani tampak mengepalkan tangan, menarik kerah baju Nicho dan memberikan satu pukulan di pipi Nicho.
"Jaga bicaramu, Fernando Nicho Sanjaya!" sentak Dani.
"Singkirkan tanganmu, Tuan Ardani Rahardian Wijaya yang terhormat. Apa yang aku katakan adalah sebuah kenyataan. Jangan macam-macam denganku, aku bisa menjebloskanmu ke jeruji karna ulahmu," tegas Nicho.
"Aku tidak takut," bentak Dani sambil meraih kembali kerah baju Nicho.
"Berarti kau memilih untuk menyelesaikan urusan ini dengan otot. Okey Dani kita nikmati malam ini dengan indah," ucap Nicho sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
Dani memberikan beberapa pukulan dan tendangan yang berhasil di tepis oleh Nicho. Perkelahian mereka begitu tegang hingga pada saatnya Dada dan juga Rangga masuk ke dalam kamar rawat Ganesa.
Mereka melerai dua bos mereka, Rangga dan Dafa yang sudah saling mengenal hanya bisa melerai.
Keduanya masih tampak emosi dan hampir saja kembali menyerang.
"Dani, Nicho, Hentikan!" sentak Dafa.
Mereka tampak terdiam. Keduanya saling menatap tajam.
"Kita cari solusi, bukan cari perkara!" kesal Rangga.
"Andai Tuan Dani bisa menjaga mulutnya, ini tidak akan terjadi. Harusnya dia tau, ini salah adiknya, bukan salahku!" ucap Nicho sinis.
Deg
Ganesa merasakan sesak dalam benaknya, air mata mengalir deras dari matanya.
Dani mencoba meredam amarah dan menatap ke arah Ganesa yang menangis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...