NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Janda / Nikah Kontrak / Paksaan Terbalik
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.

Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.

Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa

Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.

Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.

Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?

Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?

Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?

ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Curiga

Seminggu telah berlalu, Devan tinggal di rumah mas Hasan. Setiap hari Devan ikut serta bekerja dengan mas Hasan.

Meski awalnya tampak melelahkan, namun karena Devan bekerja dengan suka hati, maka ia menikmati bekerja sebagai buruh bangunan seperti saat ini.

Katanya ga usah fitnes, ini saja malah fitnes tiap hari. Ngangkat semen lah, pasir lah. Atau mencampur semen dan pasir. Itu semua ia anggap fitnes hanya berbeda ruangan.

Kala Sabtu sore, Devan mendapatkan upah sebanyak lima ratus ribu rupiah. Tampak sedikit memang bagi Devan. tapi itu semua adalah usahanya saat ini.

"Nis!, ini buatmu. Jika mau menambah kebutuhan mas Hasan?, kasih aja. Kita istilahnya numpang disini. Maaf ya sedikit." Ucap Devan memberikan semua hasil jerih payahnya selama lima hari kepada Nisa.

"Aku kan masih pegang ATM-mu mas. Bawa aja!, kalau mas butuh buat kesehariannya!" Ucap Nisa sambil mengembalikan uang dari Devan.

"Kamu yang atur Nis!, buat bantu mbak Jannah beli bumbu atau garam!" Devan menolak uangnya itu, kemudian menyerahkan kembali kepada Nisa.

"Ya udah!, makasih ya mas!"

Cup....!!

Hah...!!

Nisa lari keluar kamar, karena menahan malu usai mencium pipi Devan.

Devan pun kaget, hingga jantungnya tidak karuan karena ulah Nisa. Ia pun mengusap dadanya yang masih poloss karena kena keringat. Devan masih bengong, pikirannya tidak karuan.

Setelah cukup lama dalam pikiran yang entah kemana, Devan pun akhirnya beranjak keluar kamar untuk mandi.

"Van!, ini?" Ucap mbak Jannah sambil mengacungkan uang warna merah beberapa lembar.

"Apa mbak?"

"Ini uangmu kan?, kenapa di kasih mbak?" Ucap Jannah.

"Kan aku ngasihnya ke Nisa mbak!"

"Iya!, pakai saja buat kamu!, bisa di tabung!" Ucapnya.

"Ya kan kita disini numpang mbak. Udah gapapa!. Aku ikhlas mbak. Apalagi yang ngasih Nisa." Sahut Devan yang memang bermaksud memberikan ke mbak Jannah sebagai tambah uang belanja. Meski ia sudah dikasih mas Hasan tentunya.

"Yo wes!, tak simpen ya!, kalau masalah kalian tinggal disini kan yang ngajak mas Hasan!, bukan kemauan kamu sendiri sama Nisa." Sahutnya.

"Opo to dik?" Mas Hasan keluar dari kamar mandi, mendengarkan percakapan adik iparnya dengan sang istri.

"Ini lho mas!, masa malah di kasih ke aku!"

"Yang ngasih?"

"Nisa!"

"Bukan Evan kan?" tanya mas Hasan.

"Nisa mas!, mbok disimpen saja. Buat tabungan gitu. Masalah makan sudah lebih dari cukup."

"Iya Van!" Mas Hasan menyetujui usul sang istri.

"Udah gapapa mas. Yang Minggu depan baru kami pakai sendiri. Yang itu buat mbak Jannah aja!" sahut Devan memutuskan.

"Yo wes simpen dik!, kalau butuh apa-apa bilang ya Van!" ucap mas Hasan yang tampak bijak memutuskan masalah uang upah dari Devan.

Sementara Nisa hanya melihat dari balik pintu kamar Hanifa.

Sungguh Nisa sangat kagum dengan Devan yang memberikan semua uang hasil jerih payahnya selama seminggu ini untuknya.

Justru Devan tidak memegang uang sama sekali, menurut Nisa. Nisa terharu dengan kebaikan Devan ini. Makanya ia tadi mencium Devan, meski jantungnya juga dag dig dug.

Malam harinya ketika di kamar Nisa.

"Mas!" panggil Nisa kepada Devan.

"hmmm!!"

"Kamu engga hubungi keluargamu?" tanya Nisa kepada Devan.

Devan sengaja sebenarnya untuk tidak memberitahukan keluarganya saat ini.

Hatinya masih melayang memikirkan Davin yang menikahi Dara. Entah kenapa jika mengingat itu, seakan tidak ikhlas hati Devan.

"Ga punya nomor teleponnya!" Sahut Devan beralasan.

"Katanya budhe mu di Jogja!"

"Iyasih!" Sahut Devan.

"Kesana yuk?" Ajak Nisa karena ingin sekali mengenal keluarga Devan.

"Aku belum siap!"

"Hah!, kenapa?, apa karena....!"

"Bukan seperti yang kamu pikirkan!" Sahut Devan.

"Lalu?"

"Huhh!, aku belum siap cerita. Ini masalah hati!"

"Hati?, ohh kemarin mas yang sama cewek itu ya?, pacar mas Evan?"

Devan mengerutkan keningnya, sebab Nisa mengatakan melihat dirinya bersama seorang wanita.

"Kapan?" Sahut Devan.

"Selasa!"

"Hah!, Selasa kan aku kerja sama mas Hasan!, ga kemanapun!" Sahut Devan.

"Lalu?"

"Cerita yang jelas Nisa sayang!"

"Dih!, pakai sayang segala!, jelasin siapa wanita itu?" Ucap Nisa sedikit ketus.

"Wanita mana sih?"

"Ck!, Hari Selasa kemarin lho. Di tempatmu jatuh. Kamu boncengan sama cewek. Udah cantik lagi!, pacar mas?" Nisa dongkol karena harus menceritakan ulang kejadian hari Selasa waktu itu.

"Sialan!, pasti Davin dan Dara!" gerutunya dalam Hati.

"Selasa aku kerja sama mas Hasan lho Ceisya Lafatunnisa!, ga kemana-mana. Apalagi pergi naik motor!" Sahutnya menjelaskan.

"Terus itu siapa yang boncengan pakai motor matic. Orang itu jelas wajahmu kok!"

"Ck!, mirip kali!. Kalau engga percaya?, tanya mas Hasan!" Sahut Devan sedikit dongkol. Karena memang bukan dirinya.

Devan menebak jika itu Davin dan Dara yang sedang mencarinya.

"Masa sih!"

"Udah!, tanya mas Hasan kalau engga percaya!" Sahut Devan sudah mulai malas menanggapi ucapan Nisa.

Tapi Nisa sepertinya masih curiga dengan Devan. Sebab di ajak menemui budhenya, engga mau. Tapi katanya masalah hati. Terus tidak mengaku jika yang ditemui Nisa adalah Devan.

Nisa keluar kamar untuk menemui mas Hasan. Karena masih belum percaya ucapan suaminya itu.

Tak selang lama, Nisa kembali masuk menemui Devan. Ia duduk di ranjang bersebelahan dengan Devan.

"Iya!, kata mas Hasan kamu engga kemana-mana. Lalu siapa itu?"

"Ga tahu!, mirip kali ya. Mukaku kan pasaran!" Sahut Devan.

"Terus masalah hati tadi kenapa?" Tanya Nisa yang kini menatap tajam Devan.

Devan bingung mau menjawab. Sebab bayang-bayang Dara masih menghantui dirinya. Meski Devan sudah ikhlas jika Dara dinikahi oleh Davin saudara kembarnya itu.

"Aku menyukai seseorang!, tapi dia malah nikah dengan yang lain!"

"hah!, itu sebabnya!"

Devan mengangguk, kemudian menghela nafas. "Aku sudah ikhlas sebenarnya. Makanya sampai di sini. Bantu aku untuk melupakannya!" Ucap Devan kepada Nisa.

"Bantunya bagaimana?" tanya Nisa.

"Di cium kali!, kayak tadi!"

"Modus...!!"

Devan terkekeh kemudian merangkul Nisa. "Cup". Devan mencium kening Nisa.

"Dah yuk!, katanya mau malam mingguan!" Ucap Devan yang kini berdiri. Dan tangannya menarik Nisa.

Berhubung malam minggu, Nisa mengiyakan ajakan Devan yang ingin jalan-jalan. Menyusuri jalanan kota kecamatan di daerah Magelang.

Devan mengendarai motor miliknya. Nisa membonceng di belakang. Keduanya pun sampai di sebuah tugu bambu runcing. Devan berhenti sejenak, menikmati suasana malam yang masih ramai.

"Makanan disini yang enak di mana Nis?" Tanya Devan kepada Nisa yang ada di belakang.

"Jalan pemuda sana!" Sahut Nisa sambil menunjuk jalan, arah jalan pemuda.

"Ya udah!, kita cari makan dulu!"

Devan kemudian melajukan motornya menuju jalan pemuda. Katanya sih!, disana makanan enak-enak. Jadi penasaran kan si Devan.

Namun sebelum sampai jalan pemuda, Devan membelokkan motornya menuju ATM.

"Yah!, ATM engga aku bawa mas!" Ucap Nisa, karena memang tidak membawa dompet. Nisa hanya membawa sejumlah uang untuk jajan.

"Itu buat kamu!, aku ada sendiri!" Sahut Devan, kemudian masuk ke dalam ruangan ATM dan mengambil sejumlah uang.

Nisa hanya mengerutkan keningnya, sebab ternyata Devan mempunyai dua ATM. Bahkan lebih Nis. Belum tahu ya?, kalau Devan itu banyak ATM yang di bawa?.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mar lina
apakah yg di sekap itu
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
sookkoorr kena geplak kan kamu van
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
hallah emang maunya dia itu di suapin 🤣
cip: lhohh ehhh lhoohhh🙈🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
up lagi yaa ditungguin lhoo
cip: iya😂😂😂😂
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
gagal ya coba lagi y van
cip: wkwkwkkwk
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: kan harus 🙈🙈🙈
total 3 replies
Rini A
Bagus
lanjutkan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
juniati kah itu🙄🙄🙄
Ropiyati Ropi
ceritanya di daerah muntilan nih..wkwkwk
jadi semangat bacanya deh
cip: lho kenal daerah Muntilan kak🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
nisa yg dipanggil sayank ehh aku nya yg salting🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: pernah tpi sekarang jarang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
cip: emang ga pernah dipanggil sayang?🤭🤭
total 2 replies
Wulan
Keren kak
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
Winda sama Wanda ini sarap atau apa yaaa....
kog bisa2nya kek gitu
cip: engga ikut-ikutan 🙈🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ngeri lah itu 2 manusia
total 3 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bahasanya agak serem yaa
neur
kereen KK 👌☕❤👍😎
cip: terimakasih
total 1 replies
Rian Moontero
lanjuuuttt👍🤩🤸🤸
cip: siap
terimakasih kak
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
itu beli motor kek beli permen saa🙈🙈🙈
cip: 😂😂😂😂😂 kan orang kaya
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
hajar dulu pikir belakangan ya sa...
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: lanjut bangg...
ada lagi g habis ini
cip: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
habis itu coba deh bilang i love u gitu...
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ok sip
cip: iyaa 🙈🙈🙈
total 8 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
kan jadi pengen yg macem devan....
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
aduhhh pikiran ku jalan duluan🙈🙈🙈🙈🙈
cip: Waduhhhh 😂😂😂
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: cocok🤸‍♀️🤸‍♀️
total 23 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bang cip orang magelang kah kog paham daerah situ🙄🙄🙄🙄
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: mencurigakan
cip: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!