Alvarez Narendra Erlangga.....
Nayla Kinanti Aurora....
Musuh abadi yang selalu membuat onar. Al dan Nayla memiliki hubungan unik dimana keduanya selalu berselisih dalam hal apapun. Baik nilai ataupun peringkat. Namun ada kalanya dimana mereka selalu saja mencari masalah yang membuat keduanya selalu bolak balik ke ruang BK.
Meskipun kedua keluarga mereka saling bersahabat namun tidak begitu dengan Al dan Nayla yang menjadi musuh abadi sejak SMP.
Hingga karena merasa lelah akan tingkah laku keduanya. Orang tua mereka pun memutuskan untuk menikahkan keduanya. Berharap bahwa hubungan mereka bisa berubah menjadi hubungan romantis.
Lalu bagaimana kelanjutan pernikahan Al dan Nayla?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pecah Perawan
Widia yang baru selesai dengan membuang hajatnya berjalan ke posisi Firman yang mungkin sudah menunggunya. Tapi langkah nya terhenti saat Ia melihat sosok laki-laki yang selama ini selalu mengejar - ngejar dirinya meski berkali-kali Ia tolak. Tadinya Widia ingin menghampiri Firman tetapi niat nya berhenti saat Ia mendengar ucapan Eza dan Bella yang seolah - olah merendahkan harga diri Firman sebagai pria biasa.
Bisa terlihat jelas raut wajah terluka itu, Widia yang mendengar nya saja sangat geram dan marah oleh sikap Eza dan Bella. Tidak harus menghinanya, bukan? Sampai akhirnya Widia menghampiri mereka.
" Sayang... "
Setelah menikmati acara Festival dan makan malam di Restoran Jepang yang sudah di pesan oleh Al dan juga menjadi negara favorit Nayla. Al melajukan motornya membela jalanan kota Jakarta yang mulai tidak terlalu ramai. Tapi Nayla sadar saat jalan pulang mereka berbeda dengan jalur kediaman Erlangga. Mau kemana Al?
" Al, kita mau kemana? Ini kayanya bukan jalanan ke rumah deh? "
Al tersenyum di balik helm. " Nanti juga kamu akan tau, Sayang! " seru Al.
Ketika motor mulai berbelok ke arah sebuah apartemen mewah yang jelas orang kurang mampu tidak mungkin bisa tinggal disana. Al memarkirkan motor nya di basement dan turun bersama Nayla.
" Kita ngapain ke apartemen? " lagi - lagi Nayla bertanya untuk menghilangkan kebingungan nya.
" Ikut aku.. " Al menarik tangan Nayla dengan lembut sementara yang di tarik hanya bisa pasrah saja saat Al membawanya menaiki sebuah Lift menuju lantai 8.
Ketika Lift terbuka, Al masih senantiasa menggandeng tangan Nayla dan mereka memasuki sebuah apartemen. Al menekan pin untuk membukanya. Seketika pintu itu terbuka dan mereka masuk.
Dalam nya sungguh mewah dengan fasilitas yang sudah lengkap di dalam nya. Apa lagi terlihat rapi dan bersih. Interior ruang tamu dan dapur merupakan style dari seorang Nayla Kinanti Aurora. Apa lagi cat tembok warna biru langit yang merupakan warna favorit nya.
" Gimana kamu suka gak? " tanya Al memeluk Nayla dari belakang.
" Bagus sih, tapi ini apartemen siapa? " Nayla masih saja belum mengerti.
" Apartemen kita dong, mulai hari ini kita akan tinggal disini. " pertanyaan Nayla akhirnya terjawab juga.
Nayla langsung menghadap Al. " Maksud kamu? "
" Aku udah bilang sama Papi dan Bunda bahwa hari ini kita akan tinggal di sini. Semua pakaian kita juga sudah ada di kamar dan barang - barang kita tentunya, " ujar Al dengan senyum nya.
" Kok kamu gak bilang dulu sih sama aku? " protes Nayla, bukan nya tidak suka. Hanya saja terlalu mendadak.
Al menarik pinggang Nayla hingga tubuh keduanya tidak ada jarak. " Gimana ya Sayang, habisnya aku mau ngabisin waktu berdua sama kamu. Kalo di rumah pasti ada biang kerok nya.. " ucapan Al membuat Nayla tersipu malu dan itu semakin membuat Al sangat gemas hingga mendaratkan ciuman manis di bibir Nayla.
Niatnya hanya sebentar tetapi tangan Nayla malah mengalungi lehernya dan semakin memperdalam ciuman itu. Hasrat yang tertahan sejak tadi akhirnya bisa di keluarkan begitu saja. Ciuman itu berpindah pada leher Nayla dan dengan mendorong tubuh Nayla ke dinding lalu menguncinya.
Tangan Nayla rupanya lebih nakal dari Al karena tanpa izin Al kini tangan Nayla sudah memegangi gundukan yang ada di antara paha Al. Bahkan tanpa malu lagi, Nayla menurunkan resleting celana Al. Pikiran - pikiran nya sudah kacau karena sejak ciuman di balkon Nayla mencoba menahan keinginan nya.
Ciuman Al terhenti seketika saat Ia sadar. " Nay, jangan maksa aku.. Aku laki - laki normal yang gak bisa tahan sama ginian, " spontan Nayla langsung kembali melumat bibir Al. Ia tidak peduli lagi sekarang. Keduanya sudah di penuhi hasrat api yang membara.
Mereka juga tidak peduli dimana mereka saat ini. Bermain di ruang tamu pun jadi untuk mereka.
Al melepaskan semua pakaian nya dan juga Nayla hingga tidak ada sehelai benang yang menutupi keduanya. Lidah Al bermain secara bergantian pada bukit gunung kembar Nayla hingga membuat gadis itu menggeliat kenikmatan di atas sofa sementara posisi Al mengungkung dirinya di atas.
" Ahh.. "suara desahan lolos dari bibir mungil milik Nayla.
Sampai Al mensejajarkan tubuh nya dengan Nayla dan bersiap menancapkan senjata yang sudah berdiri tegak ke lubang surga milik Nayla. Tapi tangan Nayla mendorong dada bidang Al dan membuat Al berhenti seketika.
" Kenapa Sayang? Apa kamu belum siap? Tapi sudah terlanjur. Biarkan aku meneruskan nya. " Al memohon membuat Nayla mengulum senyum.
" Bukan begitu.. " Nayla meraih tas nya yang Ia lempar ke lantai dan mengambil sebuah kotak kecil yang isinya ternyata adalah pengaman.
Al membulatkan matanya.. Sejak kapak Nayla membeli Kon dom.. Tidak lama, mungkin ada kemaren. Nayla iseng - iseng membelinya karena melihat hubungan nya dengan Al mulai ada kemajuan selama beberapa hari. Nayla pun memutuskan untuk membelinya . Mungkin akan berguna dan benar saja.
" Pake ini dulu.." tak mau menunggu lama lagi, Al segera memasang nya dan kembali melakukan aksinya yang tertunda.
" Tahan ya Sayang. Akan sedikit sakit.. " beberapa kali percobaan gagal hingga kesekian kalinya Al berhasil menembus pertahanan Nayla.
" Arrggg.. Sakit, " pekik Nayla merasa tubuh nya terbelah dua. Inikah yang dinamakan pecah perawan? Tangan Nayla mencengkram erat punggung Al bersamaan dengan butiran bening yang keluar dari sudut matanya.
Merasa tak tega, Al pun memberi Istrinya waktu untuk menerima senjata milik nya, setelah beberapa saat terdiam dan melihat Nayla sudah tenang, Al memulainya dengan perlahan dan lembut sembari menciumi wajah Istrinya dengan penuh cinta.
Lama kelamaan rasa sakit pun berubah menjadi penuh kenikmatan yang sebelumnya tidak pernah Nayla rasakan.
Pelepasan pun di lakukan nya berkali - kali hingga keduanya terkulai lemas di atas sofa sambil berpelukan dengan mesra.
Cup
Al mengecup kening Nayla . " Terima kasih Sayang, I Love You.. "
" I Love You Too.. "
Tanpa sadar Nayla mulai terlelap dengan nyenyak, mungkin karena kecapean. Al pun membopong tubuh Nayla menuju kamar mereka di lantai atas dan membaringkan tubuh nya secara perlahan.
Tapi karena tidak tega. Ia pun berinisiatif untuk membersihkan cairan percintaan mereka dari area sensitif Nayla. Meski begitu Nayla tidak terbangun karena kelelahan, tapi senyum terukir di bibirnya karena Ia tau apa yang Al lakukan saat ini. Suaminya sangat perhatian. Setelah selesai, Al memakaikan pakaian santai ke tubuh polos Nayla dan membiarkan Ia tidur menyelami alam mimpinya.
Cup
Satu kecupan sekali lagi mendarat di kening dan bibir Nayla.