"Bapak, neng lelah kerja. Uang tabungan untuk kuliah juga gak pernah bisa kumpul. Lama-lama neng bisa stress kerja di Garmen. Cariin suami yang bisa nafkahi neng dan keluarga kita, Pak! Neng nyerah ... hiikss." isak Euis
Keputusasaan telah memuncak di kepala dan hati Euis. Keputusan itu berawal karena dikhianati sang kekasih yang berjanji akan melamar, ternyata selingkuh dengan sahabatnya, Euis juga seringkali mendapat pelecehan dari Mandor tempatnya bekerja.
Prasetya, telah memiliki istri yang cantik yang berprofesi sebagai selebgram terkenal dan pengusaha kosmetik. Dia sangat mencintai Haura. Akan tetapi sang istri tidak pernah akur dengan orangtua Prasetyo. Hingga orangtua Prasetyo memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis desa.
Sebagai selebgram, Haura mampu mengendalikan berita di media sosial. Netizen banyak mendukungnya untuk menghujat istri kedua Prasetyo hingga menjadi berita Hot news di beberapa platform medsos.
Akankah cinta Prasetyo terbagi?
Happy Reading 🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Bouquet Toss Untuk Euis
'Bacalah isyarat dari mataku, aku milikmu—kamu milikku'
Begitulah kira-kira isyarat cinta dari Euis dan Pras yang tertangkap oleh kedua mertua Euis, saat melihat putranya act of service dan melindungi Euis dan Sandra secara utuh.
"Lihat Bib, rasanya baru kemarin kita jewer kuping Pras gara-gara pulang mabuk karena patah hati dengan Haura, sekarang udah bersinar lagi matanya." bisik Arini sambil memangku cucu kesayangan.
"Itulah anakmu, habibati... Ingat gak dulu kamu nangis dan gak mau keluar kamar saat aku melamar, karena kamu nunggu lamaran Aizul Mohar. Baru seminggu nikah kamu yang mulai mencium aku di dapur pesantren Abah." goda Ali sambil meremas tangan Arini dengan lembut.
"Gak jelas banget! Itu gak sengaja, lagian kamu pakai mukena Nyai. Aku pikir yang duduk di depan tungku itu Nyai." Arini memberengut dengan pipi yang memerah.
"Coba kalau kamu nikah sama papanya Haris, pesantren Abah siapa yang lanjutin. Yang ada dibuat pabrik mebel, restoran atau tempat dugem." ejek Ali.
"Udaahh... Itu masa lalu!" desis Arini seraya mendelik lalu mencubit pinggang suaminya.
Di bawah langit biru yang cantik dan suara riuh deburan ombak, pemberkatan pernikahan Edwin akan terlaksana di pinggir pantai Legian. Hiasan altar terlihat megah dan mewah dihiasi aneka bunga hidup berwarna putih dan pink, aroma bunga Rose dan Casablanca semerbak memenuhi ruang udara di sekitar pinggir pantai Legian.
Piring-piring keramik antik dan alat makan yang berkilauan berwarna emas juga gelas kristal yang akan terisi Wine mahal, tertata rapih mengisi round table menambah kesan pernikahan dari kalangan atas.
Saat itu mereka sudah duduk di kursi undangan menunggu acara pemberkatan pernikahan Edwin yang akan segera berlangsung. Dari kejauhan terlihat Pras baru saja mengambil jas miliknya yang sempat dipakaikan di bahu terbuka Euis.
Tatapan mata Pras dan Haris selalu mengarah pada Euis, mereka tidak menyadari bahwa tatapan mata mereka yang mesra untuk Euis diperhatikan beberapa pasang mata yang merasakan kejanggalan hubungan mereka.
Roy dan David memperhatikan kejanggalan itu. Cara Pras memperlakukan Euis lebih mesra dibanding cara Pras memperlakukan Haura.
Saat ini, Euis, Pras, Haris dan Haura sudah bersiap menjadi pengiring pengantin. Mereka bersiap berdiri di belakang masing-masing mempelai.
Sisi Utara, Herlina berdiri disamping tuan Liem, Euis dan Haura berdiri di belakang mempelai dan bersisian.
Dan di atas altar, berdiri tiga pemuda tampan yang juga memiliki ketampanan khas. Edwin dengan wajah Blasteran Chindo, Haris berwajah Melayu dan Prasetya berwajah blasteran arab-sunda.
Alunan musik wedding entrance, Ocean dari violin yang dimainkan David Bay untuk kedua mempelai mengalun dengan merdu, mempelai perempuan berjalan perlahan dengan senyuman terukir indah di wajah manis Herlina. Begitu juga Euis dan Haura yang berjalan di belakangnya.
Tamu undangan mengagumi kecantikan dari ketiga wanita yang berjalan menuju altar pernikahan. Mereka berbisik, ada tatapan mengagumi, ada juga yang menatap dengan perasaan iri disertai kata-kata julid.
Para tamu undangan menggunakan dress code berwarna putih, sementara pengantin menggunakan gaun berwarna pink dan Tuxedo pink. Pengiring pengantin pria memakai Tuxedo putih dan pengirim pengantin perempuan mengenakan gaun perpaduan warna putih dan pink.
Langkah Herlina dan Tuan Liem semakin mendekati tengah altar. Wajah haru sekaligus binar bahagia terpancar dari kedua mempelai. Pendeta menyambut kedatangan mempelai wanita dengan senyum ramah. "Ed, kamu siap?!" tanya pendeta dengan senyum ramah. Edwin mengangguk tapi wajahnya terlihat gugup dan menahan haru.
Pemberkatan Pernikahan pun dilaksanakan dengan Hidmat, pengucapan janji dilakukan Edwin dengan wajah tegang dan bulir keringat halus menghiasi keningnya.
"Di hadirat dan atas nama Tuhan, saya Edwin Harley Ghov, mengambil engkau Herlina Nindya Liem, menjadi istriku untuk saling memiliki dan menjaga mulai hari ini dan selamanya dalam suka maupun duka... Sesuai hukum Allah yang kudus, inilah janji setiaku yang tulus." janji Edwin, setelahnya janji Herlina, acara berlanjut prosesi penyematan cincin pernikahan.
Edwin menyematkan cincin bermata berlian di jari manis Herlina begitupun Herlina menyematkan cincin mas putih kepada Edwin. Acara pemberkatan, sumpah janji, doa dan sungkeman berjalan dengan lancar. Kedua mempelai memberikan ciuman mesra di depan para tamu undangan dan para undangan dikagetkan dengan ledakan Firework berwarna pelangi.
"Wuaaahhh... " "Woww.... " seru para tamu dengan tawa riuh dan ucapan kagum. Sebuah pernikahan impian telah terlaksana. Tamu undangan kini berbaur saling mengisi obrolan ringan, obrolan bisnis atau ajang pamer keluarga dan kekayaan.
Setelah mengucapkan selamat kepada mempelai, Pras segera melepaskan jas nya dan kembali menutupi bahu Euis yang terbuka. Prilaku itu spontan, tanpa ia sadari aksinya menyita perhatian Haris dan Haura yang masih berdiri di panggung pengantin.
Melihat kejanggalan itu, Haura segera merangkul lengan Prasetya dengan posesif, lalu membisikkan kata-kata yang membuat Pras mengeraskan rahang, wajahnya terlihat menahan amarah.
Haris pun segera mengambil kesempatan untuk mengambil tangan Euis yang menggantung di sisi tubuhnya. "Euis, mari kita ngobrol bersama orangtuaku." bisik Haris dengan senyuman.
"Tapi... Sandra sudah nangis melihat aku. Maaf bang... " Euis melepas paksa genggaman tangan Haris. Ia berjalan dengan cepat menghampiri kedua mertuanya, wajah Sandra sudah memerah melihat kehadiran Euis.
"Utututuuu... tayang mama udah nangis, minta endong mama ya." ucap Euis tanpa sadar menyebut dirinya 'mama' di tempat ramai.
"maaa... maaa... " tangan Sandra mengulur minta disambut Euis. Kini tubuh mungilnya sudah berpindah dalam gendongan Euis.
"Tuh, Sandra aja udah terbiasa manggil kamu mama. Tinggal manggil aku papa, ya kan Euis." ucap Haris berbisik di telinga Euis.
"Abang, kemarin aku udah kasih jawaban. Aku sudah punya kekasih, aku gak mungkin nerima lamaran bang Haris." jawab Euis dengan suara pelan, tapi kedua mertuanya ikut dengar. Ali dan Arini tersenyum mendengar jawaban menantunya, setelah itu mereka memisahkan diri bergabung bersama para orangtua.
"Siapa lelaki itu, aku akan bilang padanya untuk putus hubungan dengan kamu." pertanyaannya syarat akan ancaman.
Euis menunjukkan cincin di jari manisnya. "Ikatan kami bukan hanya di cincin ini tapi juga kedua hati kami, Abang gak akan bisa memisahkan kami." Euis segera mengalihkan obrolan dengan sibuk menyiapkan susu untuk Sandra.
Prasetya dan Haura mendekat, masih dengan tangan Haura memeluk lengan Pras dengan erat. Pras terlihat salah tingkah, ia takut sekali Euis cemburu dan marah, dengan kasar ia lepaskan tangan Haura yang menempel di lengannya.
Haura mencebik kasar, lalu fokus tatapannya pada Tuxedo Pras yang menempel di bahu Euis. "Kembalikan jas suamiku!" ucapnya kasar sambil merenggut Jas tuxedo Pras di bahu Euis hingga menyenggol botol susu Sandra dan terjatuh.
"Jangan kasar padanya!" ucap Pras. "Kamu kasar banget sih!!" ucap Haris. Kedua lelaki itu spontan membentak Haura.
"Hohoho... Ada apa ini? Kalian membela si babu ini? Pras... Ada apa denganmu, beib?" selidik Haura lalu menunjuk dada Pras dengan jari lentiknya dan tatap mengintimidasi.
"Kelakuanmu sangat kasar Haura. Lihat anak kita sampai menangis karena botol susunya terjatuh!" bentak Pras. "Dan dia bukan babu!!" bentaknya lagi sambil menatap Haura dengan tajam. Sementara Haris menatap wajah Haura dengan sinis.
Tanpa kata-kata, Haris segera mengambil Sandra lalu memeluk Sandra yang masih menangis, tangan kanannya menarik tangan Euis menjauhi pasangan suami istri yang masih saling beradu mulut.
Euis pasrah saja saat diajak menjauh, sampai di suatu meja dimana kedua orangtua Haris dan kedua orang tua Pras duduk, Haris tidak juga melonggarkan genggaman tangannya.
"Sini, Sandra mama gendong, Har." Hanna langsung inisiatif mengambil tubuh Sandra. "Terima kasih mam." ucap Haris lalu tersenyum menatap Euis. "kita makan dulu, biar Sandra dengan mamaku, aku tahu pasti kamu lapar." bujuk Haris.
Setelah mendapat ijin dari Arini dengan sebuah anggukan, Euis bersama Zen mengikuti Haris menuju round table kosong dan menunggu waiters mengantar makanan. Tidak menunggu lama, makanan diantarkan ke meja mereka. Meski pikiran Euis saat itu masih berkecamuk akan kata-kata Haura tadi, ia tetap bersikap tenang.
Suara Master Of Ceremony terdengar, ia mengajak para undangan yang masih lajang bersedia mendekat untuk acara tradisi Bouquet Toss, seikat Bunga Peony warna putih sudah digenggam erat oleh Herlina dengan senyum merekah. Euis dan Zen pun tersenyum dan bergerak mendekati lingkaran pelemparan bunga pengantin.
Haris memisahkan diri, ia sudah menyiapkan suatu acara kejutan di depan para sahabat, keluarga dan rekan bisnisnya yang hadir, acara itu ia atur bersama Herlina tanpa sepengetahuan Edwin. Acara diawali dengan joget bersama kedua mempelai hingga hentakan musik berhenti, suasana secara alami terasa menegangkan. Hingga...
"Satu... Dua... Tiga... !" seru tamu undangan ikut menghitung hentakan bunga di tangan Herlina.
Hitungan ketiga Herlina tidak melempar bunganya, namun ia berbalik dan berjalan mendekat Euis lalu menyerahkan bunga pada Euis. Herlina memeluk Euis dengan hangat lalu membalikkan tubuh Euis ke arah belakang, di sana sudah menunggu Haris yang berlutut dengan satu kaki sebagai tumpuan dan kaki lainnya di tekuk memasang kuda-kuda.
Haris tersenyum manis menatap Euis dengan mesra, membuka kotak bludru warna maroon berisi kalung dengan liontin berbentuk hati. Euis terpaku, kejutan ini terlalu manis jika yang memberikan suaminya. Namun pria yang menunggunya di sana adalah Haris.
Herlina merangkul tubuh Euis agar berjalan mendekati Haris, tubuh gadis itu gemetar tidak tahu harus merespon seperti apa. Hingga akhirnya Haris berdiri melangkah mendekat. Ia lalu memasangkan kalung itu di leher jenjang Euis.
"Ini bukan lamaran, tapi sebuah langkah awal aku menyatakan keseriusanku padamu, Euis." ucap Haris dengan tatapan mesra.
"Bang Haris... Tadi aku sudah... " ucapan Euis terpotong karena jari telunjuk Haris sudah menempel di depan bibirnya. Pria muda itu mengangguk, "Aku tahu, kamu pasti kaget. Kita akan melangkah dengan perlahan dan belajar untuk saling mencintai." tegasnya.
Di sisi lain, Pras sudah mengepalkan tangannya dengan tatapan siap menghunus dada sahabatnya. Edwin yang berada dekat Pras segera menahannya. "Biarkan dulu, Pras. Jangan rusak acaraku dengan amarahmu. Di sini ada keluarga, kerabat dan rekan bisnis kita sedang berkumpul. Kamu tidak ingin menarik perhatian mereka kan?" desis Edwin sambil menahan dada Pras.
Begitu juga Haura, ia terpaku melihat dan mendengar sendiri bagaimana Haris memohon dicintai Euis, gadis kampung yang meluluhkan hati kekasih pertamanya. air matanya luruh, dadanya bagaikan disayat sembilu, jantungnya seketika berdegup kencang karena amarah dan rasa cemburu.
Pemandangan yang menarik bagi Roy, ia merekam perubahan wajah pasangan Pras dan Haura saat terjadi acara kejutan tersebut. Beberapa video sudah tersimpan dalam galery ponselnya.
...💐💐💐💐💐...
B e r s a m b u n g...
*Cuplikan episode selanjutnya*...
*Foto dan video tersebar di dunia Maya dengan headline "Selebgram cantik asal Bandung di selingkuhi suami dengan pembantu genit*."
Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan subscribenya, terima kasih 🩷🩷
tapi temen ku jadi CFO nya, gak kayak Haura.