NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembohong Kecil

Nila yang mengetahui jika Haris sudah menikah lagi, dia langsung tak tinggal diam.

Dia mulai menyebar luaskan berita itu ke seluruh penjuru kampung, apalagi dia punya bukti sebuah foto, dimana Haris sedang membuat kopi di warung itu.

Orang-orang mulai membicarakan tentang Haris, dan mulai menduga-duga kenapa ia tak pernah lagi kembali, atau hanya sekedar untuk menjenguk anak dan ibunya.

Alif yang kebetulan membeli minyak goreng, di kedai yang tak jauh dari rumahnya langsung diintrogasi oleh beberapa orang. Dan kebetulannya lagi, Nila masih disana, sembari memakan krupuk.

"Gak bikin emping hari ni, Lif?" tanya penjaga warung.

"Gak, kemarin pak Surya gak bawa melinjo. Kata anaknya, beliau sakit." sahut Alif, menunggu pemilik warung menimbang minyak.

"Kenapa gak tinggal sama ayahnya aja sih Lif? Ibu dengar-dengar ayahmu usahanya udah lumayan loh."

"Kasihan nenek." balas Alif lirih.

"Tapi nek Neli, gak kasihan loh sama kamu. Tiap hari, kamu disuruh bikin emping. Memangnya kamu gak malu? Kamu gak mau main sama teman-temanmu?" tanya pemilik warung lagi.

Bukan, itu bukan bertanya. Tapi, menusuk secara tidak langsung.

"Nenek melarangnya kok, tapi siapa lagi yang membantunya, kalo bukan aku?" sanggah Alif.

"Jangan percaya sama nenekmu itu Lif. Ayahmu pasti mengirimkan banyak uang sama nenekmu. Tapi, dia sengaja tidak memberitahu padamu, supaya kamu mau menolongnya." sambung Nila memanyunkan bibirnya.

Alif hanya tersenyum. Karena dia tahu, jangan kirim uang. Menanya kabarnya saja tidak. Namun, dari pada meladeni orang-orang paruh usia itu, lebih baik dia abai.

"Saat bertemu sama ayahmu kemarin, bu Nila aja di kasih gratis minumannya." ucap Nila lagi, mencoba mengompori Alif.

"Berapa bu?"

"Sepuluh ribu saja."

Setelah menyerahkan uang, dan mengucap terima kasih, Alif pun melenggang pergi, meninggalkan ibu-ibu yang masih ingin mengoreksi beberapa informasi dari Alif.

"Kok bisa setega itu ya neneknya? Bisa-bisanya menyuruh anak lelaki bekerja seperti itu." cibir pemilik warung.

"Kan, aku juga sering lihat, jika sebelum pergi sekolah, Alif sering jemur pakaian lebih dulu. Aku curiga, jika Alif pasti dianggap pembantu gratis di rumah itu." lanjut mereka.

Baru saja Alif sampai di rumahnya. Disana, sudah ada Akmal yang membawa pancing. Dia berencana mengajak Alif untuk memancing ikan, di kali yang ada di kampung sebelah.

Semula Alif menolak, karena dia gak mau terlibat masalah lagi dengan Akmal. Namun, bocah lelaki yang masih kelas enam sd itu terus menyakini Alif, jika ia sudah mendapatkan izin dari orang tuanya.

Dan yang membuat Alif semakin yakin ialah, bukan hanya mereka berdua saja yang ikut pergi. Tapi, ada empat orang lainnya yang juga ikut mancing disana.

Neli memberikan izin pada Alif, karena dia berpikir, jika Alif memang harus menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama teman-temannya. Tak selalu, harus membantunya di rumah.

Saat melawati rumah Akmal, Alif yang mengayuh sepeda langsung menekan rem di tangan kirinya. Ia ingin minta izin dari Nila terlebih dahulu. Karena dia tidak ingin kejadian lama terulang lagi.

"Bu Nila, Akmal mengajakku untuk mancing di sungai. Boleh gak?" tanya Alif, pada Nila yang sedang mengipasi tubuhnya mengenakan hijab yang sebelumnya di pakai saat ke warung tadi.

"Heum, tapi kamu jangan menyentuh pancingnya. Mahal ..." Nila menekan kata mahal.

"Iya ,,, aku bawa pancing sendiri kok." Alif memperlihatkan pancing yang gagangnya terbuat dari bambu.

Nila langsung menertawakan pancing Alif dengan terbahak-bahak.

"Itu pancing jaman kapan? Pasti punya ayahmu ya?" ledek Nila menghapus air matanya. "Ya sudah, pergi lah. Kamu hati-hati ya sayang." lanjutnya.

Hampir satu jam mereka duduk di pinggir kali. Kebetulan, Alif yang mengandalkan umpan dari cacing tanah mendapatkan banyak ikan. Ada beberapa jenis ikan, yang di dapatkannya.

Alif sangat bahagia. Dia sudah membayangkan, aroma ikan bakar yang dibuat neneknya nanti.

Beberapa teman Alif lainnya juga mendapatkan ikan, walaupun tidak sebesar dan sebanyak Alif. Akan tetepi berbeda dengan Akmal. Sudah satu jam berlalu, Akmal hanya mendapatkan beberapa ikan berukuran kecil.

Saat mereka masih seru-seruan memancing. Seorang lelaki paruh baya mendekati mereka. Lelaki tersebut sangat tertarik dengan ikan yang ada di ember cat dan plastik milik Alif.

"Bapak beli lima puluh ribu boleh?" tanyanya pada Alif.

Sebelumnya, bapak itu telah bertanya siapa pemilik ember cat tersebut.

"Ta-tapi, ini untuk lauk nanti." sahut Alif

"Ya udah, delapan puluh bagaimana? Anak bapak lagi hamil, bulan lalu dia sempat ngidam makan ikan sungai. Dan belum kesampaian sampai sekarang." ujar lelaki itu.

Alif menanyakan pendapat teman-temannya. Dan teman-temannya menyuruh Alif untuk menjual ikan itu.

"Punyaku juga mau dijual." Akmal menawarkan ikan miliknya.

"Boleh, bapak beli sepuluh ribu aja boleh?"

"Kenapa punya Alif lebih mahal?" tanya Akmal.

"Bodoh, jangan malu-maluin. Punya Alif ikannya lebih dari dua puluh, terus banyak yang besar-besar. Lah, punya kamu cuma enam aja, dan kecil-kecil pula." ungkap teman mereka bernama Galih.

Akmal langsung di tertawakan oleh teman-teman yang lainnya.

"Ya sudah ..." Akmal menyerahkan, embernya untuk lelaki tersebut, pertanda setuju jika ia menjual dengan harga yang disebutkan.

Beruntung, setelah menjual ikan-ikannya Alif kembali mendapatkan tiga ekor ikan lagi, dan ini sedikit lebih kecil dari yang dijualnya.

Akhirnya setelah merasa cukup dan bosan, mereka memilih pulang. Sebelumnya, Akmal sempat mengajak teman-temannya untuk mandi sungai. Akan tetapi mereka semua menolaknya. Selain airnya yang dalam, mereka juga sudah lama tidak mandi disana, semenjak ada kejadian orang hanyut.

Alif dan Akmal pulang dengan sepeda masing-masing. Alif langsung menuju ke rumahnya, tanpa berniat singgah. Apalagi, disana terlihat Nila dan suaminya sedang makan gorengan di teras rumah.

Dia takut, jika mereka akan menuduhnya singgah hanya untuk numpang makan.

"Bagaimana? Dapat banyak?" tanya ayah Akmal.

"Nah, dapat uang sepuluh ribu. Aku menjualnya." cetus Akmal menyomot pisang goreng, dari piring.

"Kok di jual?" tanya Nila.

"Alif juga menjualnya, tapi dia dapat uang delapan puluh ribu, karena ikannya banyak dan besar-besar. Terus, saat ikannya di jual. Dia juga dapat lagi, tiga." ungkap Akmal.

"Terus kalian, gak kebagian apa-apa?" Nila menelisik.

"Gak, padahal Alif memakai pancing ku." bohong Akmal.

"Ya, mungkin itu rezeki Alif ... Biarkan aja, sesekali kita membantunya." ujar ayah Akmal santai.

"Gak bisa gitu dong, kamu inu terlalu baik. Pokoknya aku mau uang delapan puluh itu harus kembali sama Akmal." cerocos Nila.

"Ya udah, ini seratus ribu, ayah ganti!" seru Beni, dia memang mempunyai sikap sedikit lebih lembut dari Nila. Akan tetapi, dia sering sekali kalah jika berdebat dengan istrinya.

"Ini memang punya kita. Ayo Akmal, kita ke tempat Alif." Nila menarik tangan Akmal.

"Berhenti Nila, jangan menelan mentah-mentah apa yang Akmal katakan. Sebaiknya, kita cari tahu lebih dulu." larang Beni.

"Jadi, kamu pikir anak kita berbohong?" tuduh Nila.

"Memang udah sering kan? Akmal, katakan sejujurnya, atau ayah yang akan mencari tahu lewat teman-teman mu yang lain. Kalo saja kamu terbukti berbohong, kamu ..."

"Maaf ayah, ibu ..." Akmal memotong ucapan ayahnya.

Dan Nila hanya memutar mata malas, sambil kembali duduk di kursinya.

1
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NurAzizah504
padahal dulunya ga mau ngaku ibu. cih
Muliana: Harta, harta
total 1 replies
R 💤
Gak usah takut lif wkwk, wah jadi ingat dulu waktu SMK juga ikut tinggal di lingkungan sekolah huhuhu....
Muliana: Wah, kok bisa?
total 1 replies
R 💤
sedihhhh bgtttt pastii
Muliana: Sangat /Sob//Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Aku paham apa yang kamu rasakan. aku pun pernah dan sering merasa seperti itu.
Muliana: Sakit gak sih? Sabar ya ...
total 1 replies
Teteh Lia
Sabar Alif, udah banyak sabar juga sebenarnya.
Muliana: Iya, gak tahu sampai kapan Alif bisa sabar
total 1 replies
Giandra
semoga sukses Lif ujianmu membuat dirimu semakin kuat menjalani hidupmu yang keras mulailah menata kembali membuka jalanmu menuju keberhasilan tetap semangat jangan menyerah.
Muliana: Karena telah jatuh berulang kali, semoga kamu bisa menjadi versi terbaik untuk dirimu dan orang sekitarmu
total 1 replies
Zenun
Alif susah biasa menemukan hal. menyeramkan dalam hidup nya. Jadi dia gak tau apa itu takut😁
Muliana: Karena udah kebal
total 1 replies
Zenun
hanya bisa tarik nafas
Muliana: Dan berucap istigfar
total 1 replies
Wanita Aries
Semangat alif utk sukses
Muliana: Doakan aku /Heart//Heart/
total 1 replies
Santai Dyah
gereget juga kasian arif
Muliana: Aamiin, otw ya /Heart/
Santai Dyah: satu Malam dengan kakak ipar smoga kita bisa sukses bersama Amin
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!