"Ya Allah. Ijin aku memiliki calon suami setampan pria yang ada sebelahku ini," ucap Rani dengan suara yang cukup keras membuat seorang Khalid tersenyum samar karena ia paham dengan bahasa Rani.
"Aamiin ya Allah kabulkan doa bidadari ini karena aku sendiri yang akan menjadikan dirinya sebagai istriku," lirih Khalid mengaminkan doa Rani lalu mengikuti langkah Rani yang ingin keluar dari lingkaran tawaf.
Sedetik Cinta di tanah nabi
Dia hadir tanpa permisi
Mengisi relung menyesap lambat
Ku tolak ia ku takut murkaNya
Yang ada ia menyusup hadir mendiami jiwa..
Aku terdiam menikmati lezatnya.Merasakan nuansa yang tak ingin usai
Waktu berlalu tanpa pamit
Sedetik hadirmu mengusir lara..ku takut sepi menyapa jua seperti gelap tak pernah iba tuk hadirkan malam..
Aku takut melepaskan detik cinta tertinggal mimpi ...ku ingin miliki dia karena ku damba... hadir mu singkat hilang tak dapat kutahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Terjebak
Karena kasus penahanan Rani ada hubungannya dengan politik, maka Khalid dan Syam tidak mau melibatkan pihak berwajib. Mereka sudah menduga bahwa ini adalah permainan tuan Yusuf demi balas dendam.
Jika mereka terang-terangan menuduh tuan Yusuf sebagai dalang dari penculikan Rani maka wanita bercadar itu akan disakiti oleh dipindahkan ke negara lain. Mereka tidak mau kehilangan jejak Rani.
"Ini semua salahku Syam. Jika sejak awal aku memasang GPS pada cincin pernikahan Rani mungkin aku akan menemukannya dengan mudah," sesal Khalid.
"Biasanya apa yang kita butuhkan untuk menjaga keselamatan orang tercinta datanya setelah ada kejadian tragis seperti ini dulu. Anggaplah ini sebagai bentuk pelajaran agar kita lebih hati-hati dalam menjaga orang-orang tercinta kita," timpal Syam.
Keduanya menyusun rencana untuk melacak cctv bandara yang tersembunyi yang bisa dijadikan petunjuk. Namun lagi-lagi mereka menemukan jalan buntu. Rupanya tuan Yusuf sudah menghapus jejak kedatangan Rani pada rekaman cctv yang tersembunyi sekalipun.
Sementara itu Zakiyah ingin sekali bertemu dengan nyonya Sheza. Gadis cantik ini masih berharap nyonya Sheza tetap memilih nya sebagai menantu. Untuk mengambil hati nyonya Sheza, Zakiyah membesuk Sarah di rumah sakit sebagai bentuk empatinya pada kelurga Khalid.
"Aku sangat bahagia sekarang karena pada akhirnya aku bisa menikah dengan Khalid. Aku harus menghiburnya karena saat ini dia pasti sedih kehilangan istrinya dan juga karena kondisi Sarah. Tapi aku harus katakan kabar baik ini pada nyonya Sheza kalau aku sudah berhasil menyingkirkan Rani. Dia pasti sangat senang mendengar kabar ini," gumam Zakiyah sambil menyemprotkan parfum ke badannya.
Nyonya Sheza yang saat ini sudah menyadari kesalahannya mulai melakukan sholat tobat. Ia berharap Rani segera ditemukan agar putri dan cucu kembarnya bisa selamat.
"Ya Allah. Aku tahu aku salah. Aku sadar perbuatanku sangat tidak manusiawi karena ingin memisahkan putraku dengan istrinya. Ternyata Engkau ingin menyadarkan diriku dengan cara memberikan ujian pada putriku. Ya Allah tolong ampunilah aku dan pertemukan aku dengan menantu ku," doa nyonya Sheza lirih dalam isak tangisnya.
Ketukan pintu di kamarnya menyadarkan nyonya Sheza untuk segera membukanya. Begitu pintu dibuka ia melihat sosok gadis cantik yang tersenyum padanya.
"Apakah aku boleh masuk Tante?" tanya Zakiyah hati-hati karena melihat tampangnya nyonya Sheza sedang tidak baik-baik saja.
"Untuk apa kamu ke sini Zakiyah. Aku sedang tidak ingin diganggu," ucap nyonya Sheza terdengar datar.
"Maafkan Zakiyah Tante kalau kedatangan Zakiyah tidak tepat. Tapi ada sesuatu yang ingin Zakiyah sampaikan kepada Tante dan mungkin Tante akan sedikit terhibur mendengar kabar baik ini," ucap Zakiyah percaya diri.
Nyonya Sheza menarik nafas berat. Walaupun hatinya gelisah namun ia juga penasaran dengan kabar dari Zakiyah.
"Baiklah. Apa kabar baiknya?" tanya nyonya Sheza agak antusias.
Sheza melirik ke arah pembaringan di mana Sarah sedang tertidur pulas dengan beberapa alat medis menempel ditubuhnya.
"Tante. Ayahku berhasil menyembunyikan istrinya setelah keluar dari bandara," ucap Zakiyah pelan dengan senyum tertahan.
Deggg....
Hampir saja nyonya Sheza membentaknya namun informasi penting tentang Rani membuatnya untuk tetap bersabar agar ia bisa menjemput menantunya itu. Ia akhirnya memutuskan untuk mengikuti permainan Zakiyah.
"Benarkah kamu sudah berhasil menyingkirkan gadis itu? Apakah dia masih hidup?" tanya nyonya Sheza hati-hati.
Sejauh ini dia masih baik-baik saja. Aku berharap dia cepat mati perlahan karena aku memerintahkan anak buahnya ayah untuk tidak memberikannya makan. Cukup minum saja agar dia mati perlahan," ucap Zakiyah.
Nyonya Sheza mengepalkan kedua tangannya dengan dada bergemuruh. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia berusaha kuat dan ingin mengetahui lebih dalam keberadaan Rani.
"Ternyata gadis ini tidak lebih dari seorang monster. Alhamdulillah Allah tidak mengizinkan putraku menikah dengannya. Setidaknya kami sudah tahu topeng kemunafikannya lebih dulu dengan kejadian ini," batin nyonya Sheza menenangkan dirinya.
"Kalau begitu apakah aku bisa bertemu dengan wanita sialan itu? Aku ingin mencabik wajahnya," ucap nyonya Sheza mulai dengan dramanya.
"Oh tentu saja Tante. Dia dikurung di ruang bawah tanah di istanaku. Nyonya bisa ke sana dan aku akan meminta anak buah ayah untuk memindahkan wanita itu ke tempat yang lebih layak agar Tante bisa bertemu dengannya," ucap Zakiyah semangat.
"Baiklah. Aku akan mengikuti mu sekarang. Aku ingin bertemu dengan nya aku ingin melihat seperti apa wajahnya hingga membuat putraku tergila-gila padanya," ucap nyonya Sheza.
"Baiklah. Aku mau hubungi anak buahnya ayah dulu ya Tante," ucap Zakiyah meninggalkan ruang rawat Sarah.
"Silahkan sayang. Tante juga ingin mengganti baju dulu," ucap nyonya Sheza. Ia segera ke ruang ganti untuk menghubungi Khalid.
Khalid yang sedang ngobrol dengan Syam cukup terkejut mendengar kabar dari ibunya. Matanya terbelalak dan rasa harunya menyesakkan dadanya.
"Ya Allah. Akhirnya kita bisa menemukan Rani, mommy. Ikuti saja permainan Zakiyah. Aku akan mengatur penyergapan kelurga itu dengan polisi. Dengan begitu kita bisa membawa Rani pulang," ucap Khalid dengan cepat.
"Baiklah nak. Lakukan dengan hati-hati. Bawalah pulang menantuku dalam keadaan selamat," ucap nyonya Sheza dengan suara bergetar.
"Baiklah mommy. Aku akan segera menghubungi kepala kepolisian. Terimakasih banyak mommy. Kabari aku terus mommy..!" ucap Khalid lalu mengakhiri obrolannya.
Syam menatap bingung Khalid. Khalid memeluknya sangat erat seperti yang dilakukan waktu pertama kali ia mendapatkan Rani.
"Apakah ini mengenai princess Rani, tuan?" tanya Syam ikut terharu.
"Iya Syam. Istriku di sekap di ruang bawah tanah oleh Yusuf. Kita harus melaporkan ini pada polisi untuk melakukan penyergapan kelurga itu," ucap Khalid berapi-api.
"Alhamdulillah. Akhirnya kita bisa menemukan istri anda tuan. Lebih baik tuan ke sana terlebih dahulu untuk mengamati situasi....!" pinta Syam.
"Setuju Syam. Aku ingin sebagai orang pertama yang akan menemui istriku," ucap Khalid lalu meninggalkan Syam yang ikut gembira dengan kabar baik ini.
Nyonya Sheza berzikir sepanjang jalan menuju kediaman Zakiyah. Ingin rasanya ia menangis tapi ia takut Zakiyah curiga. Ia hanya bisa menarik nafas lebih banyak agar jantungnya tidak sakit.
Tiba di kediaman Zakiyah, nyonya Sheza dibawa ke ruang pribadinya Zakiyah karena di sana Rani sudah menunggu kedatangan mereka. Itu yang dikatakan Zakiyah pada anak buahnya kalau Zakiyah akan mempertemukan Rani dengan seseorang.
"Apakah Zakiyah akan mempertemukan aku dengan Khalid? Apakah Khalid sedang berpura-pura bekerjasama dengan Zakiyah agar bisa menemukan ku. Tidak apa sayang jika kamu melakukan itu pada Zakiyah. Semoga saja Allah melindungi kita nantinya saat kita bertemu," ucap Rani sambil menangis sesenggukan.
Tidak lama pintu ruang pribadi Zakiyah terbuka. Nyonya Sheza melihat Rani yang sedang tergolek lemah dengan tangan dan kaki terikat bersandar di sebuah sofa.
"Ya Allah. Apa yang telah dilakukan oleh wanita monster ini pada menantuku?" batin nyonya Sheza menahan air matanya agar tidak sampai jatuh.
Rani menatap lemah wajah yang tertutup cadar di hadapannya. Pandangannya sedikit kunang-kunang.
"Zakiyah. Bisa kamu meninggalkan kami berdua, sayang?" pinta nyonya Sheza yang ingin sekali memeluk Rani saat ini.
"Baiklah Tante. Aku harap Tante memintanya untuk menceraikan Khalid...!" ucap Zakiyah segera beranjak dari ruang pribadinya.
"Apakah itu adalah ibu mertuaku?" batin Rani berusaha duduk tegak namun badannya terlalu lemah.
"Assalamualaikum mommy...!" ucap Rani lirih membuat nyonya Sheza tidak tahan melihat kondisi menantunya.
"Oh sayangku. Aku datang untuk menyelamatkan mu...!" desis nyonya Sheza perlahan pada Rani yang menatapnya bingung.