NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Edward, Troy, dan Tyler sontak terkejut ketika mendengar perkataan Caesar barusan. Ketiganya saling berpandangan, kembali menatap Caesar yang kini berjalan menuju jendela.

Caesar melirik ke arah Edward, Troy, dan Tyler sesaat, menatap titik-titik air yang terperangkap di kaca jendela. Asap cerutu masih mengepul di dekat wajahnya. "Aku belum pernah bertemu dengan Miguel secara langsung. Aku hanya mendengar kehebatannya darimu maupun dari anak buahku, Edward. Aku menjadi sangat penasaran dengan Miguel dan ingin bertarung dengannya satu lawan satu.

Kehidupan di penjara yang sangat keras, ditambah pengkhianatan dari keluarga Ashcroft dan rekan rekannya, membuat Miguel tidak memiliki pilihan lain selain terus bergerak maju. Hal itulah yang menjadikannya sangat kuat. Tidak ada ruangan dalam dirinya untuk ragu.

Edward menggertakkan gigi, teringat dengan dirinya yang ragu dalam beberapa kali kesempatan. Keragu-raguan itulah yang membuatnya kalah dan terhina seperti sekarang.

Caesar berbalik, tersenyum. "Jika Theo Lennox berhasil dikalahkan dengan mudah, itu berarti tingkatan kemampuan Miguel berada cukup jauh dari kalian bertiga. Jika kalian langsung menyerang Miguel, kalian hanya akan menyerahkan nyawa kalian sendiri. Aku ingin kalian memperkuat pasukan kalian, terkhusus kalian sendiri. Meski kalian tidak bisa menghadapi Miguel jika melawannya sendiri sendiri, tapi kemungkinan untuk memenangkan pertarungan dengannya bisa saja terjadi jika kalian menyerangnya bersama sama ketika kalian dan pasukan kalian sudah bertambah kuat. Kalahnya Miguel adalah gerbang kemenangan untuk mengalahkan Alexander dan juga Sebastian."

Caesar mengembuskan asap rokok ke atas. “Jangan terlalu terburu buru untuk membalas dendam. Gunakan waktu kalian sebaik mungkin. Untuk menghadapi musuh yang tangguh, tidak hanya dibutuhkan kekuatan, tapi juga kesabaran. Dengarkan aku baik baik, aku akan memberi tahu cara agar kalian bisa bertambah kuat. Pergilah ke tempat rekanku yang bernama Franklin di kota LittleTown yang ada di negara Lytora. Dia adalah seniorku saat aku berada di penjara. Aku juga pernah berkerja sama dengannya beberapa kali. Dia adalah orang yang cocok untuk melatih kalian."

Edward mengepalkan tangan erat-erat. "Kapan kami harus bertemu dengannya, Ayah?"

"Semakin cepat kalian ingin membalas dendam, semakin cepat pula kalian harus bertemu dengannya." Caesar duduk kembali di sofa, menyilangkan kedua kaki, mengembus asap rokok ke atas, mematikan cerutu di asbak. "Hanya saja aku tidak bisa memastikan jika kalian bisa menemukan Franklin dengan mudah. Selain itu, meski kalian sudah bertemu dengan Franklin, bukan berarti dia dia mau melatih kalian. Kalian harus bisa meyakinkannya untuk mau menerima kalian sebagai muridnya."

Edward, Troy, dan Tyler kembali saling menoleh.

"Terima kasih karena sudah membantu kami, Tuan Caesar." Troy membungkuk. “Aku sangat menghargai kebaikanmu."

Caesar tertawa. “Aku tidak memberikan informasi itu secara percuma, Troy. Semua hal di dunia ini memiliki harga yang pantas.”

"Lalu apa yang harus kami lakukan untuk bisa membalas jasa Anda?"

“Aku hanya ingin kesetiaan kalian dan seluruh keturunan kalian, Troy, Tyler. Bukankah itu tidak sulit?" Caesar tersenyum.

Troy dan Tyler saling menoleh, memberi anggukan satu sama lain.

"Kami tidak keberatan dengan hal itu. Keluarga Lennox akan memberikan kesetiannya pada Anda." Troy membungkuk kian bawah, mengepalkan tangan erat erat. Ia tidak peduli dengan harga dirinya sekarang selama ia bisa

membalaskan dendam ayahnya.

"Lalu apalagi yang kalian tunggu sekarang? Segera cari Franklin dan temui dia secepatnya. Selama kalian mencari dan berlatih di bawah arahannya, aku juga akan mempersiapkan diri untuk bertarung dengan Miguel." Caesar kembali menghidupkan cerutu. "Aku hanya bisa membantu kalian sampai sejauh ini. Sisanya kalian harus berjuang dengan kekuatan kalian sendiri."

Caesar bertepuk tangan sekali. Seorang pengawal memasuki ruangan. la memberikan tiga lembar foto pada Edward, Troy, dan Tyler.

"Foto itu adalah foto Franklin yang diambil sekitar 30 tahun yang lalu. Aku nyaris tidak bertemu selama itu dengan Franklin."

Edward, Troy, dan Tyler mengamati foto tersebut saksama.

"Kami akan segera mempersiapkan semuanya, Tuan." Troy berdiri dari sofa. Ia dan Tyler memilih pamit untuk segera mempersiapkan semuanya.

Ruangan hening setelah kepergian Troy dan Tyler, yang terdengar adalah suara hujan turun, embusan asap cerutu, dan detak jam. Edward masih mengamati foto Bejamin.

“Aku tidak ingin kau mengecewakanku lebih dari ini, Edward. Kau kalah karena kau ragu ragu dalam pertarungan semalam. Dalam pertarungan, tidak ada tempat untuk keragu-raguan. Ingatlah baik-baik. Saat kau ragu, saat itulah kau berada dekat dengan kematian"

Edward terdiam sesaat dan secara tiba-tiba memaksakan diri bangkit dari kursi roda. la berhasil berdiri meski beberapa kali oleng dan nyaris terjatuh. "Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi, Ayah.”

Caesar tersenyum tipis, mengembuskan asap ke arah Edward. "Mari kita lihat. Apa kau hanya

membual atau bisa membuktikan perkataanmu? Kua tahu, aku bisa menggantikanmu jika aku mau sejak dulu. Tapi aku tidak melakukannya karena aku melihat sesuatu yang tidak biasa darimu, Edward. Jangan membuatku kecewa karena aku sudah memilihmu, Edward."

Edward terdiam dengan amarah yang semakin meluap-luap.

"Satu hal lagi." Caesar berdiri dari sofa, mendekat pada Edward. "Di umurmu yang sudah menginjak tiga puluh tahun, kau harus segera memikirkan penerusmu. Aku tidak peduli dengan siapa kau akan memiliki anak. Aku juga tidak peduli kau menikah atau tidak. Selama kau memberikanku keturunan, itu lebih dari cukup. Tapi kau harus ingat jika aku hanya akan menerima anakmu, tapi tidak dengan wanita yang melahirkannya. Bagiku wanita tidak lebih dari sekedar penghibur dan pengganggu di saat bersamaan. Jika aku harus memberimu saran, pilihlah wanita yang berasal dari keluarga yang bisa membantumu."

Edward dekat dengan banyak wanita, dan tak terhitung wanita yang sudah ia tiduri. Akan tetapi, memilih wanita yang akan menjadi ibu dari penerusnya terasa cukup sulit baginya. Ia mengenal banyak wanita dari keluarga pembunuh bayaran yang lain, tetapi entah mengapa pikirannya justru tertuju pada Ruby.

Sebagai bagian dari anggota keluarga Ashcroft, Ruby adalah kandidat yang cocok. Hanya saja, jika memilih wanita itu, Edward harus terjebak dalam status pernikahan. Selain itu, kemungkinan besar ia belum tentu mendapatkan restu dari keluarga Ashcroft, terlebih setelah diseretnya Franco, Fabian, dan Felix ke penjara serta Alexander dan Sebastian yang bisa saja menolak keras dan mengambil sikap tegas.

Caesar mencengkeram bahu Edward dengan kuat. Di saat yang sama, Edward menahan rasa sakit sekuat mungkin.

Caesar tertawa justru tertawa, mengembuskan napas hingga asap menyelimuti wajah Edward. la berjalan meninggalkan Edward sendirian di ruangan tanpa mengatakan apa pun lagi.

Edward tercenung selama beberapa waktu di tengah kesunyian, berbanding terbalik dengan pikirannya yang ramai dengan wanita mana yang harus mengandung anaknya. Sialnya, wajah Ruby terus terbayang.

Edward segera menghubungi seseorang. Pengawal pribadinya muncul dari balik pintu tak lama setelahnya. “Kirimkan pengawal untuk mengawasi Ruby Ashcroft."

"Aku mengerti, Tuan. Apa ada lagi yang kau inginkan?"

"Bagaimana dengan keadaan Franco, Fabian, dan Felix? Aku ingin bertemu dengan mereka secepatnya."

"Mereka diawasi sangat ketat oleh pasukan Alexander dan Sebastian. Setiap orang yang menjenguk mereka akan diperiksa dengan

sangat ketat, Tuan."

Edward berdecak. "Lalu bagaimana dengan Dalton dan Jasper? Apa mereka sudah memberikan jawaban untuk tawaranku?"

"Mereka belum memberikan balasan apa pun, Tuan. Seluruh keluarga Ashcroft diawasi dengan sangat ketat oleh pasukan Alexander dan Sebastian sehingga sulit bagi mereka untuk bertindak.”

1
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
Ablay Chablak
lama nih alur cerita ivan krest nya sampe 3 hari blm kelar
MELBOURNE: Disaksikan terus jangan sampai kelewatan yaa😘😘
total 1 replies
amienda
up byk2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!