NovelToon NovelToon
Anak Untuk CEO Mandul

Anak Untuk CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nyonya_Doremi

"Tubuhmu milikku. Waktumu milikku. Tapi ingat satu aturan mutlak, jangan pernah berharap aku menanam benih di rahimmu."

Bagi dunia, Ryu Dirgantara adalah definisi kesempurnaan. CEO muda yang dingin, tangan besi di dunia bisnis, dan memiliki kekayaan yang tak habis tujuh turunan. Namun, di balik setelan Armani dan tatapan arogannya, ia menyimpan rahasia yang menghancurkan egonya sebagai laki-laki, Ia divonis tidak bisa memberikan keturunan.

Lelah dengan tuntutan keluarga soal ahli waris, ia menutup hati dan memilih jalan pintas. Ia tidak butuh istri. Ia butuh pelarian.

Sedangkan Naomi Darmawan tidak pernah bermimpi menjual kebebasannya. Namun, jeratan hutang peninggalan sang ayah memaksanya menandatangani kontrak itu. Menjadi Sugar Baby bagi bos besar yang tak tersentuh. Tugasnya sederhana, yaitu menjadi boneka cantik yang siap sedia kapan pun sang Tuan membutuhkan kehangatan. Tanpa ikatan, tanpa perasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Waktu berlalu dengan cepat dalam pusaran intrik dan kehamilan. Naomi kini memasuki trimester ketiga. Perutnya membesar, menjadi lambang kekuasaan dan perlindungan mutlaknya.

Selama beberapa bulan terakhir, kehidupan di Penthouse B telah berevolusi menjadi rutinitas yang aneh dan sangat terstruktur. Ryu, meskipun masih kaku dan transaksional, menunjukkan tingkat kepedulian yang baru dan sangat berfokus pada hasil. Dia memastikan Naomi mendapatkan pengamanan tingkat tinggi, makanan organik terbaik, dan pengawasan medis 24 jam.

Bagi Ryu, Naomi bukanlah istri yang dicintai, tetapi adalah sebuah aset yang tak ternilai yang membawa satu-satunya pewaris yang sah. Perlindungan yang ia berikan terasa dingin, tetapi menyeluruh.

Helena Dirgantara, setelah kekalahan tak terduga dalam ujian tehnya, meningkatkan intensitas kontrolnya dari jarak jauh. Dia sering mengunjungi Penthouse B, mengabaikan Naomi, dan berbicara langsung kepada Dokter Pratiwi atau pengasuh yang disiapkannya.

Pada suatu sore, Helena datang membawa perawat pribadi barunya, seorang wanita tua bernama Bu Sari, dengan alasan Bu Sari memiliki pengalaman khusus dalam merawat ibu hamil yang rapuh. Naomi tahu itu adalah mata-mata.

“Bu Sari akan melapor langsung kepadaku setiap jam, Naomi,” kata Helena, matanya menyapu bingkai tubuh Naomi yang membesar dengan tatapan menilai. “Dia akan memastikan kau tidak melakukan hal bodoh, seperti naik tangga atau memakan makanan yang dilarang. Kesehatan pewaris adalah prioritas utama.”

Naomi tersenyum tipis. “Terima kasih atas perhatiannya, Nyonya. Saya mengerti. Saya tidak akan melakukan apa pun yang membahayakan aset Dirgantara ini.”

Helena mencondongkan tubuhnya ke depan. “Bagus. Karena setelah anak ini lahir, peranmu akan berubah. Kami akan memberimu semua yang kau butuhkan, Naomi. Tetapi, anak itu akan menjadi fokus utama. Kau harus bersiap untuk berbagi kendali.”

Ini adalah ancaman yang terselubung. Setelah anak lahir, kau kembali menjadi wanita sewaan, dan anak itu adalah milik kami.

Naomi menanggapi dengan tenang. Ia teringat Buku Harian Helena yang ia sembunyikan di kotak yang aman. Ia memutuskan untuk memberikan peringatan halus, sebuah tekanan balik yang ia pelajari dari strategi Ryu.

“Saya mengerti, Nyonya. Saya telah membaca semua tentang sejarah Dirgantara. Saya tahu pentingnya perlindungan garis keturunan dan betapa jauhnya keluarga ini akan bertindak untuk memastikan seorang anak dilindungi dan diakui,” kata Naomi, menahan tatapan Helena.

Naomi kemudian menambahkan, suaranya sedikit lebih rendah, mengutip kalimat dari Buku Harian tersebut, tetapi mengubah konteksnya agar terdengar seperti pepatah keluarga.

“Seperti kata pepatah, Nyonya, seorang Dirgantara tidak pernah meninggalkan seorang anak yang lahir dari darah dagingnya sendiri, terlepas dari siapa ibunya, di mana pun dia dilahirkan. Saya akan mencontoh dedikasi itu.”

Wajah Helena seketika membeku. Warna darah menghilang dari pipinya. Kalimat itu bukan pepatah umum, itu adalah kalimat yang ia tulis di buku harian setelah ia mengatur adopsi rahasia anak Soraya.

Dia menatap Naomi dengan mata yang menyala, mencari tahu apakah Naomi hanya menebak atau benar-benar tahu.

“Itu adalah filosofi keluarga yang sangat mendalam,” kata Helena, suaranya serak. Ia tidak mencoba menyangkalnya, tetapi ia tidak berani bertanya dari mana Naomi mendapatkan kalimat itu.

Ketegangan di ruangan itu mencekik. Helena tiba-tiba berdiri.

“Aku harus pergi. Ada pertemuan yang harus aku hadiri. Bu Sari, pastikan Naomi tidak banyak bergerak,” perintah Helena, tergesa-gesa.

Naomi melihat Helena pergi dengan kemenangan dingin yang merayapi dirinya. Serangan balik itu berhasil. Helena tidak akan berani secara terbuka mengancam posisinya selama Naomi memiliki kartu truf itu. Naomi telah menunjukkan bahwa ia memiliki pemahaman yang berbahaya tentang masa lalu Dirgantara.

.

.

Sore itu, Ryu kembali ke penthouse dan menemukan Naomi sedang berjemur di balkon. Ia tampak lebih santai dari biasanya.

“Ibu baru saja menelepon. Dia terdengar panik,” kata Ryu, matanya mencari tahu. “Apa yang kau katakan padanya?”

Naomi tersenyum. “Saya hanya mengingatkannya tentang pentingnya garis keturunan Dirgantara dan perlindungan seorang anak kandung. Saya menggunakan kutipan yang terdengar filosofis.”

Ryu menyipitkan mata, lalu sebuah senyum tipis kali ini muncul dengan tulus.

“Kau menggunakan kartunya. Pintar. Itu akan memberimu waktu sampai anak ini berumur satu tahun.”

“Saya belajar dari yang terbaik,” balas Naomi.

Namun, kedamaian mereka kembali terganggu. Tepat saat mereka akan makan malam, ponsel Ryu berdering. Itu adalah panggilan dari kantor polisi.

Ryu mengambil panggilan itu dan wajahnya menegang. Ia berbicara dengan nada rendah, penuh kehati-hatian. Ketika ia menutup telepon, ia menatap Naomi dengan ekspresi yang sangat serius.

“Ada masalah, Naomi. Bukan dari Vanessa atau Anya, tapi dari masa lalu yang lebih jauh.”

“Apa?”

“Kepolisian menemukan seseorang. Seorang wanita yang dicari karena masalah penipuan kecil, dan sekarang, dia menuntut pengakuan dari Dirgantara,” jelas Ryu.

“Namanya Soraya Purnomo.”

Jantung Naomi berdetak kencang. Soraya. Nama yang sama di buku harian Helena. Selingkuhan Ayah Ryu, yang melahirkan anak rahasia dan dibayar lima puluh miliar untuk menyerahkan anaknya untuk diadopsi.

“Soraya kembali? Setelah semua uang yang Ibu Anda bayarkan?” tanya Naomi, setengah berbisik.

“Dia tidak kembali. Dia ditemukan. Dia ditangkap karena masalah penipuan. Dan saat diperiksa, dia menyebut nama Ayahku, Danial Dirgantara. Dia bilang dia punya anak dari Ayahku, yang dia serahkan bertahun-tahun yang lalu. Dia menuntut kompensasi baru, jika tidak, dia akan mempublikasikan seluruh cerita ini ke media,” kata Ryu, nada suaranya tajam seperti pisau.

“Tetapi Ibu Anda memastikan anak itu diadopsi secara rahasia. Dia membayar Soraya untuk bungkam,” kata Naomi, teringat detail buku harian itu.

“Betul. Tapi bagi Soraya, kompensasi finansial yang dia terima saat itu mungkin sudah habis. Dan sekarang dia terdesak,” kata Ryu. Ia menghela napas panjang. “Ini adalah bom waktu yang jauh lebih besar daripada Vanessa. Jika terungkap bahwa Ibu membayar lima puluh miliar untuk menghilangkan anak sah dari pewaris Dirgantara dan membohongi suaminya, seluruh struktur keluarga ini akan runtuh. Citra Ibu, Dirgantara, dan legitimasi saya sebagai pewaris tunggal akan dipertanyakan.”

Naomi memegang perutnya. Ia menyadari ironi yang kejam. Helena melakukan kejahatan yang sama persis yang ia takutkan akan dilakukan oleh Ryu padanya, dan sekarang, rahasia itu mengancam untuk menghancurkan mereka semua.

“Kita harus berhati-hati, Ryu. Jika Soraya membuka mulut, media akan tertarik pada satu hal, yaitu di mana anak itu sekarang?”

Mata Ryu menyala. “Tepat. Dan jika anak itu ditemukan, dia akan menjadi pesaing langsung untuk garis keturunan dan warisan Dirgantara. Anak yang tidak pernah diketahui keberadaannya tiba-tiba muncul.”

“Apa yang akan Anda lakukan?”

“Saya harus menemui Soraya di kantor polisi. Saya harus menawarkan kesepakatan baru. Lebih besar dari sebelumnya. Saya harus membeli kesunyiannya dan memastikan dia menyerahkan semua bukti yang mungkin dia miliki, termasuk detail adopsi,” kata Ryu, bangkit dan meraih kunci mobilnya.

“Dan Ibu Anda?”

“Jangan pernah memberitahunya. Dia akan panik dan mungkin akan melakukan sesuatu yang fatal, seperti mencoba membungkam Soraya dengan cara yang salah. Aku akan mengurusnya. Kau, tetap di sini. Jangan biarkan Bu Sari melihat kau cemas. Fokus pada anak kita,” perintah Ryu.

Ketika Ryu pergi, Naomi ditinggalkan sendiri di penthouse. Ia tahu ini adalah konflik terberat yang pernah mereka hadapi. Bukan hanya tentang mempertahankan pernikahan palsu mereka, tetapi tentang mencegah terungkapnya kebohongan sejarah keluarga yang bisa mengancam masa depan anak mereka.

Ia berjalan ke kamar dan membuka brankasnya. Ia mengeluarkan Buku Harian Helena.

“Maafkan aku, Nyonya Helena,” bisik Naomi. “Tetapi sekarang, senjata ini bukan lagi untuk mengancammu, melainkan untuk melindungiku dan cucumu.”

Naomi tahu dia harus membaca ulang setiap detail dalam buku harian itu. Dia perlu menemukan nama yayasan adopsi rahasia itu, atau setidaknya tanggal adopsi, sebelum Ryu kembali. Pengetahuan adalah perlindungan.

1
Ara putri
Hay kak, jika berkenan saling dukung yuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!