Merantau ke kota bukannya mendapat ketenangan Alletta malah dikelilingi 3 pria aneh dan menyebalkan. Namun, di balik itu semua, dia diuntungkan karena mereka mau membiayai semua kebutuhannya. Alletta tidak munafik, uang adalah segalanya.
"Katakan apa yang kamu mau, saya pasti akan mengabulkan semuanya."
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Semenjak kejadian itu, Alletta selalu dikawal oleh bodyguard. Biasanya Keandra yang turun tangan, tapi ketika dia sibuk, maka bodyguard yang akan menggantikannya untuk menjaga Alletta.
Kedua orang tua Alletta menginap selama 7 hari, setelah persidangan Lorenzo selesai dan juga yakin kalau Alletta baik-baik saja bersama Keandra, mereka pun pulang ke desa. Sebenarnya Alletta masih ingin bersama orang tuanya, tapi kalau mereka lama-lama di sini, yang ada rumah tidak berpenghuni nanti.
Lorenzo dijatuhi hukuman 5 tahun penjara serta denda 250 juta. Bagi Alletta itu sudah cukup, dengan begitu dia tidak melihat Lorenzo berkeliaran lagi.
Sebenarnya bukan hanya bodyguard yang menjaga Alletta, tapi Reygan dan Tenggara juga ikut andil. Ketiga pria itu benar-benar menjaga Alletta. Ah satu lagi, Tenggara juga mengirim pasukannya untuk menjaga Alletta dari jauh. Pasukan yang sudah dididik secara khusus, mereka bisa bertindak dengan cepat tanpa takut ketahuan orang lain.
Sekarang ini, Alletta sedang berada di minimarket untuk membeli camilan. Ketika Keandra sibuk, pria itu membiarkan Alletta belanja sepuasnya.
Alletta melirik bodyguard yang ada di belakangnya. "Om mau beli apa? Biar sekalian," tawarnya.
"Tidak usah, Nona," jawab sang bodyguard.
Alletta tak menjawab lagi, dia bergerak mengambilkan beberapa minuman dan makanan khusus untuk bodyguard.
Setelah selesai, Alletta membayar semuanya. Sebenarnya Keandra memberinya kartu kredit juga, tapi Alletta memilih memakai kartu miliknya saja, toh uang di kartu itu juga dari Keandra.
Keluar dari minimarket, Alletta mengerutkan keningnya ketika melihat seorang anak kecil yang menangis dan kebingungan. Gadis itu segera berlari menghampiri.
"Hei, kamu kenapa?" tanya Alletta. Dia berjongkok di hadapan bocah itu setelah memberikan plastik belanjaannya pada bodyguard.
"Ma...," katanya sambil terus menangis.
Alletta menoleh kesana-kemari mencari seseorang yang dimaksud anak itu. Tapi, tidak ada yang melihat ke arah mereka.
"Nama kamu siapa?" tanya Alletta dengan lembut.
"Esa..."
"Esa?" Kedua alis Alletta terangkat. Hanya Esa saja kah? Tidak, pasti ada sambungannya. Alletta memilih mengangguk paham. Sepertinya anak laki-laki ini berumur 4 tahun.
"Kamu mau es krim?" tawar Alletta.
Esa mengangguk sambil mengucek matanya.
"Kalau mau es krim, jangan nangis lagi, oke?" Alletta mengusap sisa air mata yang mengalir di pipi tembam tersebut.
"I-iya, Aunty," balasnya.
Alletta tersenyum mendengar jawaban itu.
"Ayo kita beli es krim!" seru Alletta. Dia berdiri dan menggandeng tangan Esa menuju minimarket. Bodyguard terus mengikuti mereka dari belakang.
Esa sudah tidak menangis lagi, dia tersenyum karena es krim. Sepertinya, anak kecil memang suka dengan es krim, untung saja Alletta pintar membujuk.
Setelah membeli es krim, mereka duduk di sebuah kursi yang ada di depan minimarket tersebut. Alletta tersenyum melihat keantusiasan Esa.
Gadis itu beralih menatap bodyguard yang berdiri di samping mereka. "Om bisa carikan orangtuanya? Kasian Esa," ujar Alletta.
Bodyguard tersebut mengangguk patuh. "Baik, Nona." Ia segera mengeluarkan iPad yang selalu dia bawa kemana-mana.
Alletta kembali memperhatikan Esa yang sedang asik makan es krim.
"Enak ya?" tanyanya membuat Esa mengangguk.
"Makasih, Aunty," ujar Esa dengan suara yang menggemaskan.
"Sama-sama," balas Alletta dengan senyum manis. Rasanya dia ingin mencubit pipi Esa saking gemasnya.
Alletta mendongak menatap bodyguard. "Gimana? Udah ketemu?"
Bodyguard tersebut mengangguk. Dia menunjuk seseorang yang berjalan ke arah mereka.
"Mahesa!"
Esa yang mendengar suara tersebut langsung menoleh, matanya berbinar melihat siapa yang datang.
"Grandma!" serunya.
Seorang wanita paruh baya itu langsung memeluk Esa dengan erat.
"Maafin Grandma, Sayang," katanya dengan nada penuh sesal.
Mahesa hanya mengangguk, dia sibuk memakan es krim.
Alletta tersenyum tipis. Dia pikir ibunya, ternyata neneknya Esa yang datang.
"Terimakasih karena sudah nolong cucu saya," ujar wanita itu pada Alletta.
"Sama-sama, Bu," jawab Alletta.
"Alletta?"
Alletta mendongak menatap seorang pria yang baru saja menghampiri mereka. "Pak Reygan?"
"Loh, kalian kenal?" tanya wanita yang Alletta yakini adalah ibunda Reygan.
Kamala Prateesa, dia adalah nenek Mahesa dan juga nenek Mahesa. Reygan adalah anak kandung Kamala, sedangkan ibu Mahesa adalah anak angkat Kamala.
Reygan mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.
"Bagus, kalau gitu, kamu ikut kami makan aja yuk!" ucap Kamala pada Alletta. Sebagai balas budi karena Alletta telah menemukan cucunya.
"Maaf, Nona tidak bisa," sela sang bodyguard membuat semua orang menatapnya.
"Kamu tau siapa saya, kan?" tanya Reygan membuat bodyguard tersebut mengangguk. "Saya yang akan kabari Keandra nanti. Cuma makan bersama, sebagai balas budi," lanjut Reygan.
Alletta menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya dia canggung jika harus ikut makan bersama, tapi dia juga tidak enak menolak. Terlebih ini adalah Reygan.
"Ayo, Aunty, kita makan," rengek Esa sambil menarik-narik tangan Alletta.
Alletta menatap bodyguard nya seraya mengangguk. "Cuma makan aja kok, Om. Gak papa, kan?"
"Gak papa. Saya yang akan bilang ke Keandra nanti," sela Reygan. Alletta pun mengangguk paham.
Kamala tersenyum lebar, meskipun dia tidak paham apa yang mereka bicarakan, yang penting Alletta mau ikut makan bersamanya.
"Yuk!" ajaknya.
Mereka pun segera menuju restoran yang tak jauh dari sana.
Alletta ikut masuk ke dalam mobil Reygan, ia duduk di kursi penumpang bersama Esa, sedangkan di bagian depan ada Kamala dan Reygan.
"Kalau boleh tau, kenapa Esa bisa ketinggalan ya?" tanya Alletta.
"Kami kira Esa sudah ikut masuk ke mobil mamanya, ternyata ketinggalan di sini. Untung ada kamu yang ketemu sama dia, Nak," jelas Kamala.
Alletta mengangguk paham. Dia pikir Esa sengaja ditinggalkan.
"Aunty cantik," ucap Esa tiba-tiba. Dia sedang duduk di pangkuan Alletta sambil mendongak menatap wajah cantik perempuan yang memangku nya ini.
"Makasih, Esa juga ganteng," balas Alletta lalu mencium pipi tembam itu sekilas.
Reygan melirik lewat kaca spion di atasnya. Tatapan mata tajam khas seorang Reygan dia layangkan untuk Mahesa.
"Sama anak kecil masa cemburu?" cibir Kamala membuat Alletta menatap Reygan.
Reygan hanya mendengus. Apapun itu, kalau gendernya laki-laki, tetap saja ia tidak terima.
"Ngomong-ngomong, dia lebih cantik dari perempuan yang kakek pilih buat kamu," bisik Kamala.
"Of course," jawab Reygan sambil tersenyum bangga, tapi sedetik kemudian dia melunturkan senyum itu.
****
"Eh, siapa ini kok cantik banget?"
Rosa, ibu dari Mahesa menyambut kedatangan keempat orang itu. Saat ini mereka ada di ruang VIP di sebuah restoran. Ternyata sudah ada Rosa dan suaminya yang menunggu di sana. Mereka memang yang menyiapkan semuanya, jadi Reygan dan Kamala yang mencari Mahesa tadi. Ayah Reygan belum datang.
"Tanya adik kamu tuh," ujar Kamala sambil menahan senyumnya. Dia menyuruh Alletta agar duduk.
Mahesa terus saja menempeli Alletta membuat Reygan kesal.
"Siapa, Rey?" tanya Rosa.
"Pacarnya kali," celetuk suami Rosa, Madava.
"Hah? Serius?" Wajah Rosa terlihat antusias.
Alletta menggeleng. "B-bukan, Kak. Saya temannya Pak Reygan," jawab Alletta.
Reygan ingin kesal, tapi tidak ada yang salah dengan jawaban Alletta. Memangnya mereka punya hubungan sepesial? Nggak kan?
"Ohhh, kirain pacarnya," ujar Rosa sambil melirik sang adik yang menahan kesal.
"Eh, Esa sini, Sayang." Rosa hendak mengambil alih Esa dari pangkuannya, tapi bocah itu malah semakin memeluk Alletta.
"Gak mau!"
Alletta tersenyum, "Nggak apa-apa, Kak, kalau Mahesa gak mau," ujarnya.
Rosa meringis tak enak. "Aduh, maaf ya," katanya.
Alletta mengangguk paham. Dia mengelus punggung Mahesa.
"Kalian cocok banget!" ujar Kamala sambil menatap Alletta dan Reygan yang duduk bersebelahan, ditambah lagi dengan Mahesa yang ada di pangkuan Alletta membuat mereka terlihat seperti keluarga kecil.
Rosa mengangguk setuju, begitupun Madava. Sedangkan Alletta hanya tersenyum malu.
Pak Reygan kok diam aja, sih?! Kan aku malu! Batinnya berteriak. Kali pertama dia makan bersama keluarga Reygan, semoga saja tidak malu-maluin.
bersambung...
Maaf ya baru bisa update, ketua sibuk bngt karena lebaran. Btw mohon maaf lahir dan batin yaaaa^^
bls aja kl bsa,biar kean kbkaran sklian....ada yg ngjakin mkan,ayo aja....ok alatta....
tp ykin bgt kl kean ga bkln nyerah.....smngtttt....
nma....boro2 ngsih pelukan,cma ngbrol aja ga boleh....
kdng ksl,tp gmes jg sih....
tnggl blng cnta aja gngsinya stnggi phon kelapa.....🤣🤣🤣
cpt halalin dong.....
ni mh cma pcar pura2,gliran dkt sm cwok lain mlah misuh2.....kl statusnya udh jls mh kn ga mngkn aletta jln sm yg lain....
reygan udh d jdohin y????pst prjdohn bsnis...pdhl reygan sukanya sm aletta...