NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia
Popularitas:41.4k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

"Tumben kamu minta pembagian bulan dengan uang cash."

Sean tersenyum misterius, pagi ini ia bertemu dengan salah satu temannya di rumah. Karena ia memang enggan pergi kemana-mana.

"Aku jadi harus nganter setumpuk uang ini kemari kan?" omel lelaki berkemeja biru langit yang duduk di hadapan Sean.

"Sorry Nat, akhir-akhir ini aku memang banyak mengeluarkan uang cash," ucap Sean mengambil sebendel uang di atas meja yang menjadi penyekat antara dirinya dan teman bisnisnya yang bernama Natan itu.

"Its okey." Lelaki itu berujar, "malam ini aku nginep sini ya?"

"Nggak bisa!" tolak Sean cepat.

"Kenapa?" Natan menatap heran, tak biasanya Sean menolak. Biasanya mereka bahkan berbagi minuman dan ranjang ketika keluar kota bersama ataupun saat kuliah dulu.

Ya, sedekat itulah Sean dengan Natan. Bahkan temannya yang satu ini punya kunci rumah Sean jika sewaktu-waktu ingin menginap dan Sean tak ada dirumah.

"Tidak boleh ya tidak boleh!" Sean enggan memberi alasan. Malas saja.

Natan menyipit curiga, "apa kau menyembunyikan sesuatu di sini?"

"Pulanglah, sebentar lagi aku masih ada acara," usir Sean beranjak dengan tetap menggenggam sebendel uang ditangan.

"Pulang kemana? Aku nggak punya rumah di sini. Biasa juga aku tidur disini kan?"

"Ya kemana kek. Hotel apa losmen. Banyak di sini, bahkan ada yang memberi layanan lebih."

"Di sini gratis." Natan enggan beranjak meski diusir.

"Aku kenakan tarif mulai malam ini."

Natan tertawa, lalu ikut beranjak karena Sean sudah menarik lengannya agar berdiri.

"Sepertinya benar kamu menyimpan seseorang di sini," ucap Natan, akhirnya mau melangkah keluar."Lain kali kenalkan padaku. Kalau bosan aku siap menampung," sambungnya lagi mengedipkan sebelah matanya.

Sean berdecih menutup pintu tepat di depan wajah Natan. Terdengar suara umpatan dari lelaki berkemeja biru itu disambung suara tawa setelahnya. Sean tak perduli, memang begitulah Natan. Dan ia pun sama saja, tetapi, ia benar-benar tak mau ada yang tau tentang pernikahannya dengan Nanda. Biarlah keluarga dan rekan bisnis daddy-nya saja yang tau karena memang mereka yang diundang di resepsi waktu itu. Itupun hanya yang berhubungan dekat saja.

"Ini jam berapa kenapa baru pulang?" ujar Sean saat Nanda baru saja membuka pintu depan.

"Susah nyari driver," jawab Nanda bergegas masuk ke kamarnya.

"Cepet gantinya, bentar lagi sore nih!" teriak Sean dari depan. Mengambil kunci mobilnya dan jaket sportnya. Lelaki bertubuh kekar itu memakai kaus putih, jaket sport hitam yang senada dengan celana jeans-nya, tak lupa sepatu sneaker putih yang semakin membuatnya tampak gagah dengan tinggi 189 cm-nya.

Sean berjalan keluar dengan bersiul riang,

"Buruan! Kalau lelet aku tinggal loh!" teriaknya seraya masuk ke dalam kendaraan berwarna kuning miliknya.

"Hiihh, cerewet, aku nggak sempet mandi loh!" Nanda menggerutu, dengan langkah cepat keluar rumah menyusul Sean.

"Nggak usah mandi, tetep aja Malika!" ejek Sean, semakin membuat bibir Nanda maju ke depan."Udah di kunci belum?"

Gadis berjilbab bergo hitam itu menepuk jidatnya.

"Lupa!" Bergegas keluar lagi dari kendaraan kuning itu.

"Kalau kemalingan kamu ganti rugi loh!" omel Sean mengikuti Nanda dengan pandangan matanya.

"Iisshh, cerewet banget jadi laki," omel Nanda menggerutu seraya mengunci pintu,"Mending nggak usah ngajak-ngajak kalau gini mah."

Tentu saja, Sean tak mendengar karena jarak.

Setelah mengunci, mobil kuning itu keluar dari gerbang rumah. Lagi-lagi, Nanda harus keluar untuk menutup pagar. Sebenarnya, jengkel juga terus disuruh Sean. Meski dengan muka ditekuk ia menutup pagar dengan susah payah.

Saat tangannya hendak membuka pintu, kendaran kuning itu bergerak maju.

"Eh?"

Lalu berhenti, membuat Nanda terpaksa berjalan kedepan lagi. Tangannya terangkat, belum sempat menyentuh handel sudah bergerak maju lagi. Begitu terus sampai beberapa kali hingga ia jengkel, tau Sean sengaja.

"Lagi capek-capeknya, masih juga! Berangkatlah sendiri!" Dengan wajah kusut.

Kaca samping terbuka, Sean tampak menahan tawa.

"Buruan! Nutup pager aja lelet!" Membuka pintu dari dalam.

"Nggak mau lagi aku belanja kalau gini!" gerutu Nanda akhirnya bisa duduk dengan nyaman di dalam.

Kedua anak manusia itu sudah berpindah di salah satu swalayan terbesar di kota. Seperti biasa, Nanda mendorong kereta belanja, dan Sean sesekali memasukkan barang yang diminati ke troli lalu bersikap acuh seperti tak saling kenal.

"Sean!"

Suara seorang wanita tiba-tiba menyapa. Seperti Dejavu, pandangan teralih pada wanita semampai di depan sana. Maura mendekat dan merangkul Sean yang berjalan beberapa langkah di depan Nanda.

"Belanja lagi?" Maura melirik Nanda yang sedang mendorong trolinya.

"Heemm," sahut Sean datar.

"Hobi banget sih belanja sama pembantu?" celetuk Maura, berjalan beriringan dengan Sean. Tangannya tak lepas merangkul lengan lelaki yang sepertinya tak keberatan.

"Dia yang tau mana yang habis."

"Mumpung ketemu di sini, kita skalian jalan yah?" ucap Maura dengan nada manja, membuat Nanda mual saja.

"Aku lagi belanja."

"Abis belanja. Jalan-jalan keliling mal skalian, temani aku beli tas dan kosmetik. Yaahh?" ratu Maura semakin mepet ke tubuh Sean."Mumpung kamu bawa pembantu, bisa bawain belanjaanku nanti. Ya, Sean. Ya?" sambungnya semakin manja dan menggesekkan buah dadanya di lengan Sean.

Lelaki tinggi itu menoleh sekilas melirik Nanda dan tersenyum nakal.

"Baiklah," ucapnya menyetujui.

"Asyyiikk, makasih sayang," ucap Maura girang mencubit pipi Sean dengan gemas.

Nanda memutar mata malas, serasa semakin mual saja melihatnya. Sudah terbayang akan seperti apa nanti mengikuti kedua orang itu dan membawa belanjaan.

Benar saja, Nanda mengikuti pasangan yang asik memilih barang yang hendak dibeli, masuk dari satu toko ke toko yang lain. Tentu saja, kedua tangannya menenteng belanjaan yang sangat banyak dan berat.

Seperti sengaja, Maura hanya asal keluar masuk toko tanpa membeli dengan alasan tidak cocok. Dan Sean seperti menikmati siksaan yang Nanda terima, berjalan kesana-kemari dengan bawaan yang berat.

Gadis berkulit gelap itu baru bisa bernafas lega, setelah Maura masuk ke dalam sebuah toko kosmetik Nanda menunggu di luar yang memang disediakan sebuah bangku panjang. Ia duduk di sana, meletakkan bawaannya dan memandang lalu lalang orang yang lewat dengan urusannya masing-masing di mal ini.

Nanda menatap tangannya sudah sangat memerah dan sebagian sudah lecet. Menarik nafas dan hembuskan, menyemangati diri sendiri.

"Tidak apa Nanda, tidak apa-apa," ucapnya mengusir sesak di dada yang tiba-tiba datang.

"Ini! Bawain skalian ya," ucap Maura dengan kasar menyerahkan bungkusan kosmetik pada Nanda. "Beli boneka ya?" ucapnya manja pada Sean. Lelaki itu hanya tersenyum sebenarnya ia juga lelah dan malas mengikuti Maura.

Nanda menyusun lagi bawaannya yang banyak dan berat itu. Lalu menatap Sean hingga pandangan mereka beradu. Tatapan yang membuat dada Sean seperti tertimpa batu besar yang menyakitkan. Namun, ia masih diam dan melangkah bersama Maura.

"Kenapa ini? Tatapannya malah bikin dada ini sesak dan nyeri begini." Sean bergumam dalam hati.

"Biar aku bantu bawa."

Sebuah suara yang tiba-tiba terdengar dibelakang membuat Sean menoleh. Matanya menyipit melihat lelaki yang dengan lembut Mengambil alih barang-barang dari tangan Nanda.

"Pasti berat membawa barang sebanyak ini begitu lama," ucap Irham lembut dengan senyum yang melekuk di wajah.

Melihat tatapan mata Nanda yang seperti telah terselamatkan itu, membuat Sean semakin bingung dengan rasa nyeri di dada yang semakin besar.

"Terima kasih, mas," ucap Nanda terdengar lirih.

"Rona dipipinya itu, apa dia bahagia?" Batin Sean tanpa ia sadari tangannya mengepal.

"Ternyata berat banget, kamu kuat juga bawanya dari tadi," kekeh Irham.

"Hihi, mas tau dari mana bisa bilang dari tadi."

"Dari tadi aku mengikutimu, kamunya aja yang nggak sadar."

Nanda tersenyum lagi, "penguntit."

Sean meluruskan pandangan dan berjalan lagi dengan Maura yang masih merangkul lenganya, karena dada ini semakin panas melihat dua manusia yang saling melempar senyum dan bertukar kata itu. Tanpa ia tau apa penyebabnya.

"Mas nggak nanya kenapa aku begini?"

"Nggak, mas udah tau kok."

"Tau apa?"

"Kamu bekerja di rumah pak Sean, kan?"

Nanda terperangah, menatap pria yang kini berjalan disampingnya mengikuti Sean dan Maura.

"Tadi aku melihatmu keluar dari rumah pak Sean. Lalu, wanita didepan itu bilang kamu pembantunya."

Nanda menunduk, tersenyum miris. Ia memang hanya dianggap pembantu oleh Sean, bahkan mendapat perlakukan seperti ini. Meski mereka dalam pernikahan kontrak. Dimata keluarga adalah menantu, dan diluar hanyalah pembantu.

"Mas."

"Heemm?"

"Apa tawaran Mas Irham masih berlaku?"

Irham menoleh, menatap lekat Nanda yang mengunci pandangannya.

"Bagaimana jika, aku bersedia menjadi pacarmu?"

Irham tertegun, lalu sudut bibirnya terangkat ke atas. Rona bahagia terpancar di matanya.

"Iya, ku rasa tidak masalah jika aku pacaran dengan Mas Irham.

Lagi pula diluar kami hanyalah orang lain atau hanya sebatas majikan dan pembantu. Tidak masalah jika aku juga memiliki hubungan dengan orang lain, seperti dia.

Tidak saling mencampuri urusan pribadi. Hanya sebagai tetangga kamar dan sebatas atasan dan bawahan," suara hati Nanda yang mulai yakin, setelah sebelumnya sempat bimbang.

1
Cinta_manis
iya, nih
Nur Adam
lnjut
Cinta_manis: oke ka, 😊
total 1 replies
azalea_lea
haduh...
kok bisa ada dtempat yg sma yaaa??
apa yg akan terjadi??
lanjut thor 🙏🌹❤👍🤔🤭
Cinta_manis: makasih Kaka, siap lanjutin 😊
total 1 replies
Uthie
Wadduuhhhh...salah paham itu 😥
Cinta_manis: iya, nih kak 🤧
total 1 replies
Uthie
Tuhhh kaann.. 😂
azalea_lea
nahloh siapa itu yg datang??
sampai bikin malika kaget
🤔👍❤🌹🙏
Yessi Kalila
tamu siapa yaaaa....
Uthie
surprise.. itu... kayanya mertua yg datang dehh 🤩😁😁
Yessi Kalila
hahah....kirain mau bilang apa...ternyata iiii....temm.....😄😄😄
azalea_lea
hahaahaa semakin kamu menyangkal perasaanmu kamu akan semakin tersiksa sean
hayooh nti terlambat loh keburu diambil irham
🤣🤣🙏🌹❤👍
Uthie
Hahaha... Nanda...terus jaim dan pegang teguh kamu agar gak mudah jatuh ada si Sean itu 💪😆
mending kamu terus aja hubungan sama Irham 👍👍👍😁
azalea_lea
hahaaa dasar kau malika siap siap saja nanti dibucinin sean
🤣🙏🌹❤👍
Uthie
Nahhh.. tuhhh.. udah tindihan aja itu 😂😂😂
Asih Rara
malika kedelai hitam..top markotop😂
Desmeri epy Epy
lanjut thor
azalea_lea
siapa malika??? hyaoo kalian cari tau s
heheee... pasti kaget lou tau 🤭🙏🌹❤👍
Uthie
Akhirnya... mengakui jugaa 🤩🤩😁👍
Yessi Kalila
Malika....akhirnya jatuh cinta juga...😄😄
Nur Adam
lnjut
azalea_lea
hahaaa malu yaa kamu maura
dah tau sean udah muak sama kamu udah dblokir pula ehhh PD bgt sok nlpon2
🤭👍🌹❤🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!