NovelToon NovelToon
The Secret Of Possessive Man

The Secret Of Possessive Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:934
Nilai: 5
Nama Author: Citveyy

Devan Arenra Michael adalah Laki-laki berumur 21 tahun yang menyukai sahabatnya sejak tiga tahun yang lalu. Takut ditolak yang berujung hubungan persahabatan mereka hancur, ia memilih memendamnya.

Vanya Allessia Lewis, perempuan dengan sejuta pesona, yang sedang berusaha mencari seorang pacar. Setiap ada yang dekat dengannya tidak sampai satu minggu cowok itu akan menghilang.

Vanya tidak tahu saja, dibalik pencarian dirinya mencari pacar, Devan dibalik rencana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citveyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15 Malam Mingguan

Vanya pergi ke perpus fakultas sendirian karena Anis tak ikut mata kuliah kedua nanti karena ada acara mendadak.

Vanya mencari referensi tugas statistik. Tugasnya memang akan di kumpul dua minggu kedepan tapi Vanya selalu mendengar pesan Devan kalau ia tak boleh menunda-nunda pekerjaannya. Karena Devan sendiri suka seperti itu maka ia tak mau Vanya merasakannya.

"Hai."

Vanya tersenyum tipis melihat siapa yang datang. Dia adalah Lamia, senior yang pernah mengatakan ingin dekat dengannya.

"Hai Kak. Kesini sendirian?" Tanya Vanya yang matanya mencari keberadaan teman Lamia.

"Iya. Eh lo lagi cari apa?"

"Buat bahan referensi tugas kak."

"Tugas apa?"

"Statistik kak, dosennya itu Pak Halik."

"Oh....dulu pas semester 1 gue juga di ajar sama Pak Halik. Dia aslinya baik kok, tapi ya...cara dia menjelaskan suka bertele-tele jadi banyak mahasiswa yang suka gak ngerti."

"Iya kak betul banget. Makanya gue kerja tugasnya awal aja takutnya nanti gak kelar-kelar."

"Mau gue bantuin gak?" Tawar Lamia.

"Boleh-boleh banget kak," Seru Vanya menerima tawaran Lamia.

Lamia membantu Vanya mencari buku yang sempat ia jadikan Referensi waktu semester lalu. Mereka berdua saling berbagi cerita dan tak ada kecanggungan sama sekali.

Lamia memandang Vanya yang sibuk mencari buku. Dari samping saja Vanya terlihat sangat cantik. Bahkan ada beberapa laki-laki dan perempuan yang secara terang-terangan menatap Vanya dengan kekaguman. Siapa sih yang tidak kagum pada seorang Vanya.

Lamia ingin dekat dengan Vanya karena ingin mengorek banyak informasi tentang Devan. Menurutnya itu tidak salah karena pernah ia menguping pembicaraan sahabat Devan yang mengatakan kalau Vanya tak menaruh hati pada Devan. Jadi tak ada salahnya bukan?

"Gue sudah dapat bukunya."

"Wah!" Vanya tersenyum senang menatap buku yang di pegang Lamia.

Gila. Bisa-bisa Lamia di sebut tak normal jika mengangumi Vanya secara terus menerus. Vanya berkeringat saja itu malah semakin membuatnya cantik. Beda banget sama dirinya.

Oke, jangan Insecure Lamia. Lo juga cantik kok.

•••

Malam minggu ini Devan dan Vanya rencananya mau kepantai. Devan sudah menunggu Vanya sejak setengah jam yang lalu di ruang keluarga namun gadis itu belum selesai juga. Padahal mereka janjiannya jam 4 sore tapi Vanya masih saja belum menunjukkan batang hidungnya.

"Bosan ya tungguin Vanya?" Tanya Vanesa menebak isi pikiran Devan.

"Hehehe iya Tante." Jujurnya.

"Kayak kamu gak kenal aja sama Vanya. Dia kan memang kayak gitu. Mandinya aja hampir satu jam," Celetuk Denis.

"Hai semuanya!"

Ketiganya melongo melihat penampilan Vanya. Penampilan Vanya sedikit berbeda hari ini. Rambut yang biasanya lurus kini di Curly sehingga menampilkan Vanya yang terlihat sedikit dewasa. Tapi bajunya. Devan langsung menyebut saat Vanya memakai baju yang memperlihatkan sedikit perut ratanya.

Vanya jarang memakai pakaian yang memperlihatkan perutnya di karenakan Devan yang marah dan mengancam Vanya akan merusak sepeda kesayangan gadis itu. Tentu saja Vanya tak rela dan dengan berat hati ia mulai jarang bahkan hanya hitungan jari saja ia memakai pakaian seperti itu.

"Wah cantik banget anak Mama."

"Anak Papa juga," Sahut Denis membuat Vanesa terkekeh.

"Dev," Panggil Vanya karena ia tahu pasti sahabatnya itu marah karena ia yang memakai baju seperti ini.

"Gue mau pake baju ini gak papa kan? Sayang bajunya kalau gak di pake."

"Ya siapa suruh beli baju itu."

"Dev ayolah. Kita pergi aja ya sekarang, takutnya sunsetnya hilang."

Denis memegang pundak Devan yang wajahnya terlihat berat mengizinkan Vanya memakai baju kekurangan seperti yang di pakai Vanya.

"Izinin aja gak papa. Sekali-kali."

"Yaudah deh."

"Yes!" Vanya melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil.

Cup

"Makasih Devan."

Blush

Pipi Devan memerah. Vanya ngapain juga menciumnya di depan Vanesa dan Denis. Ini memang bukan kali pertamanya Vanya menciumnya di depan kedua orangtuanya. Tapi kan Devan malu kalau dirinya itu Blushing.

"Kita berangkat sekarang." Devan keluar tanpa pamitan pada Denis dan Vanesa yang hanya bisa menggeleng melihat kelakuan calon menantu masa depannya.

"Dada Pa, Ma!"

"Dada sayang."

•••

Vanya berteriak kesenangan berlari di hamparan pasir. Setelah turun dari Mobil tadi Vanya langsung meninggalkan Devan yang terus meneriaki dirinya untuk berhenti.

Devan mengatur nafasnya dengan kedua tangan yang berada di kedua lututnya. Dasar gadis nakal. Tidak tahukah dia kalau Devan saat ini mengkhawatirkannya.

"Devan sini!"

"Jangan jauh-jauh Vanya!" Pekik Devan berlari karena Vanya yang sedang main air hingga kaki telanjangnya basah.

"Sini!"

Devan berkacak pinggang. Ia menggulung celana panjangnya supaya tidak basah kemudian masuk ke dalam air.

"Devan ih!"

Devan menarik Vanya jauh dari air dan menatap gadis itu dengan tajam.

"Kenapa ninggalin gue tadi?"

"Ya kan gue gak sabar."

"Kalau terjadi apa-apa sama lo gimana?"

"Ya kan ada lo." Jawab Vanya santai tapi Devan langsung terdiam.

"Sudah ah, mending gue main air aja. Kita kan kesini mau senang-senang. Rugi dong kalau gak main air," Cerocos Vanya kembali masuk kedalam air.

Devan masih terdiam di tempatnya. Segitunyakah Vanya menjadikan dirinya penolong. Devan sangat terharu karena secara tidak langsung Vanya menganggapnya penting.

"Ya kena," Vanya mengatakan itu dengan di buat-buat.

Devan memegang wajahnya yang terkena air cipratan Vanya. Ia menarik senyumannya dan berlari masuk menyusul Vanya.

"Sini lo!"

"Lari!"

"Awas ya lo." Devan menyiram Vanya membuat Vanya tak mau kalah. Keduanya saling menyiram air hingga badan mereka berdua basah kuyup.

Devan sangat bahagia hari ini. Melihat senyum Vanya membuat Devan ikut bahagia. Karena bahagianya adalah Vanya. Jika Vanya bersedih Devan pun ikut sedih.

Devan berhasil menangkap Vanya yang berlari dari kejarannya. Ia memeluk Vanya dari belakang dan mengangkatnya sedikit sehingga Kaki Vanya tidak terpijak pada pasir lagi.

"Ampun hahaha."

"Janji gak nakal lagi?"

"Iya janji,"

"Tapi bohong!"

Devan menggelitik Vanya membuat perempuan itu lelah. Devan membiarkan Vanya beristirahat. Posisinya sekarang mereka berdua masih berdiri dengan kepala Vanya yang bersandar pada dada bidang Devan.

"Senang?" Tanya Devan dan Vanya mengangguk.

Devan menarik pinggang Vanya mendekat dan Vanya langsung mengalungkan kedua tangannya dengan senang.

"Senang banget apa biasa aja?"

"Senang banget-Senang banget!" Vanya melompat-lompat tapi kedua tangannya masih tetap stay di leher Devan.

Devan menarik tengkuk Vanya dengan perlahan dan menyatukan bibirnya dengan Vanya. Vanya tak menolak membuat Devan kaget namun setelah itu tersenyum.

Mereka berdua berciuman mesra di saksikan matahari yang mulai tenggelam. Devan menepati janjinya sejak dulu. Ia ingin sekali mencium Vanya menyalurkan kasih sayangnya di saksikan oleh matahari yang mulai tenggelam. Dan hari ini sudah terjadi.

•••

Vanya dan Devan duduk di atas pasir. Keduanya sudah berganti baju yang sudah mereka bawah dari rumah.

Banyak pasangan anak muda malam ini dan selebihnya keluarga yang sedang berlibur.

"Kayak anak kecil," Cibir Devan membersihkan mulut Vanya yang belepotan yang sedang makan bakso bakar.

"Sengaja, biar di bersihin sama lo," Vanya menyengir kecil setelah itu melanjutkan makannya.

"Dev bibir gue masih agak perih."

Duh Vanya kembali mengingatkannya lagi. Devan jadi malu mengingat apa yang ia lakukan pada Vanya. Menciumnya hingga perempuan itu memukul kepalanya karena Devan yang tak mau berhenti menciumnya.

"Nanti di obatin."

"Ya lo sih brutal banget. Perih nih kalau gue lagi makan."

"Iya maaf."

"Tapi perih."

Mata Vanya berkaca-kaca karena memang bibirnya perih. Makan saja ia menggunakan bibir bagian pinggirnya yang tidak terluka. Vanya sejak tadi menahannya karena dirinya sangatlah lapar. Dan sekarang sakitnya baru terasa.

"Jangan nangis ya. Maaf," Devan mengelus punggung Vanya karena tak mau orang-orang berfikir ia melakukan hal jahat pada gadis ini. Devan tahu betul bagaimana Vanya kalau sedang menangis. Apalagi keadaanya sekarang sedang ramai. Bisa-bisa ia di massa habis di sini.

"Lanjut makan ya."

Vanya mengangguk polos karena ia masih lapar. Ia makan dengan lahapnya tak memperdulikan perih di bibirnya. Dalam hati Devan berdecih. Katanya bibirnya sakit tapi gadis itu masih saja semangat makan. Bahkan makanan Devan pun di makan habis olehnya.

Devan mengambil ponselnya dan memotret Vanya. Ia mengambil beberapa foto kemudian menguploadnya di sosial medianya. Sengaja biar semua orang tahu kalau Vanya sedang malam mingguan dengannya. Dan sengaja supaya Fans-fans Vanya cemburu dan mundur karena Vanya hanyalah miliknya.

"Ash.....perih," Vanya mengipasi bibirnya menggunakan tangannya setelah minum.

"Makanya pelan-pelan aja makannya," Devan mengomel dan membantu Vanya mengipasi bibirnya.

"Ya kan lapar Devan."

Devan terus mengipasi bibir Vanya membuat Vanya rileks. Tiba-tiba ide jahil muncul di otak Devan. Ia berhenti mengipasi bibir Vanya membuat gadis itu menatap Devan dengan protes.

"Kenapa berhenti?"

"Mau tahu gak cara supaya bibir lo gak perih?"

"Iya mau!" Seru Vanya.

"Sini dekatan," Vanya menginstruksi Vanya mendekat.

"Dekat lagi!"

"Gini caranya."

Cup

1
Istiy Ana
Perempuan tuh butuh kepastian Dev, lebih baik nyatakan ke Vanya apapun yg terjadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!