NovelToon NovelToon
Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Diam-Diam Cinta / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kutukan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.

Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.

Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Kesunyian yang Mengerikan

Xiaolin duduk diam di dalam kereta kuda, kedua tangannya menggenggam erat kain jubahnya yang sudah lusuh. Hatinya berdegup kencang, mengikuti ritme napasnya yang tersengal-sengal. Dari luar, suara pertempuran masih terdengar—pekikan serigala roh yang melolong dalam keputusasaan, derak kayu patah, dan jeritan warga yang bertarung mati-matian. Namun, seiring waktu, suara-suara itu semakin memudar, satu per satu menghilang, menyisakan keheningan yang menusuk hingga ke tulang.

Angin malam yang dingin menyelinap masuk melalui celah kain, membawa aroma darah yang samar. Xiaolin merasakan telapak tangannya berkeringat meski tubuhnya terasa membeku. Kesunyian mulai merayap, menggantikan hiruk-pikuk pertempuran dengan keheningan yang lebih menakutkan daripada suara apapun.

Tidak ada langkah kaki. Tidak ada suara warga desa. Tidak ada hembusan napas lain selain miliknya sendiri.

Ketegangan menggigit pikirannya. Apakah semua orang di luar telah tewas? Apakah dia sekarang sendirian menghadapi makhluk yang mengintainya di dalam kegelapan?

Hawa dingin menyelimuti udara. Kabut hitam yang pekat mulai merayap dari celah-celah pohon, merangkak perlahan-lahan menuju kereta. Xiaolin menggigil, bukan hanya karena dinginnya, tetapi juga karena rasa takut yang semakin mencengkeram sanubarinya. Kabut itu tidak biasa—ia bergerak seperti makhluk hidup, berputar-putar mengelilingi kereta kuda, seakan ingin menelannya ke dalam kegelapan abadi.

Dari kejauhan, langkah kaki mulai terdengar, berat dan menyeret. Xiaolin menajamkan pendengarannya, jantungnya berdetak semakin kencang. Napasnya tercekat saat ia merasakan sesuatu yang tak kasatmata sedang mengamatinya dari luar. Tirai kereta berkibar pelan, seperti tersentuh oleh tangan tak terlihat.

Tiba-tiba, pintu kereta berderit, terbuka perlahan. Xiaolin menahan napas. Kabut semakin tebal, membentuk bayangan yang berkelebat di ujung matanya. Lalu, dari balik tirai, sebuah tangan besar menjulur masuk ke dalam kereta. Jari-jari panjang dan kekar itu bergerak perlahan, seolah hendak meraih sesuatu—atau seseorang.

Xiaolin menahan nafas.

Dadanya terasa sesak, pikirannya berputar cepat. Apakah ini iblis pemikat wanita yang selama ini diceritakan warga desa? Apakah ini makhluk yang menculik para pengantin dan membuat mereka tak pernah kembali? Atau sesuatu yang jauh lebih mengerikan?

Xiaolin menggigit bibir bawahnya, menahan isakan yang hampir lolos dari tenggorokannya. Ketakutan berteriak di benaknya, tetapi ia harus tetap berpikir jernih.

Tangan itu semakin mendekat, hampir menyentuh gaunnya. Xiaolin tahu jika ia tetap diam, kemungkinan besar ia akan ditangkap tanpa bisa melawan. Tetapi jika ia bergerak terlalu cepat, ia bisa menarik perhatian makhluk itu.

Pilihannya hanya dua: bertahan dalam keheningan atau bertindak sebelum semuanya terlambat.

Dengan gerakan setenang mungkin, Xiaolin meraih sesuatu yang ada di dekatnya—sebuah tusuk rambut dari kayu yang ia sisipkan di rambutnya sebelum berangkat. Dia menggenggamnya erat, bersiap untuk menusukkannya jika makhluk itu semakin dekat.

Saat tangan itu hampir menyentuhnya, Xiaolin mengangkat tusuk rambutnya dan bersiap menyerang…

Namun, sebelum ia sempat bergerak, terdengar suara berat dari luar kereta:

"Jangan bergerak."

Suara itu dalam dan dingin, membuat bulu kuduknya meremang. Xiaolin tidak tahu apakah itu suara manusia atau sesuatu yang bukan manusia sama sekali.

Jari-jari panjang itu tampak kokoh, dengan kulit seputih bulan yang bersinar redup di bawah cahaya purnama. Xiaolin menelan ludah, menimbang apakah dia harus menerima tangan itu atau menarik diri. Namun, tubuhnya yang lemah dan situasi yang tidak memungkinkannya melarikan diri membuatnya tidak punya banyak pilihan.

1
Sie
Terima kasih kak othor, semangat ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!