NovelToon NovelToon
Sistem Pengganda Uang

Sistem Pengganda Uang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.

Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Kembali Pada Masa Sekarang -

Sasha memang selalu ingin membantu Rian. Setelah melihat sendiri bagaimana hidup Rian yang penuh perjuangan, naluri pedulinya semakin kuat.

Namun, ada satu hal yang selalu membuatnya frustasi, Rian selalu menolak bantuan uang.

Meskipun Sasha bisa dengan mudah mentransfer uang dalam jumlah besar tanpa mengedipkan mata, setiap kali ia mencoba menawarkan bantuan finansial, Rian selalu menolak dengan tegas.

Hari itu, mereka masih duduk berdua di kantin sekolah, seperti hari biasanya ia bercerita dan bercanda.

Rian sedang menikmati jus yang ia beli sendiri, sementara Sasha menatapnya dengan ekspresi penuh pertimbangan.

"Rian, kamu nggak capek kerja sambil sekolah?" tanya Sasha tiba-tiba.

Rian mengangkat bahu. "Udah biasa, Sha."

Sasha menghela napas. "Denger, aku bisa bantu kamu lho. Gue bisa kasih lo uang anggap aja beasiswa tambahan."

Rian menoleh, menatap Sasha dengan datar. "Sasha, kamu tau gue nggak bakal nerima itu, kamu aja udah bantuin aku jadi siswa elite dan itu udah lebih dari cukup buatku."

Sasha menggigit bibirnya. "Kenapa, sih? kamu kan bukannya butuh uang buat biaya hidup? kalo pindahan elite sebulan lalu jangan dipikirin lagi" Ucap Sasha.

Rian tersenyum kecil. "Iya, gue butuh. Tapi gue juga punya harga diri, aku harus dapet uang dari kerja keras aku sendiri dan gak ngemis - ngemis ke orang lain.

Sasha terdiam mendengar perkataan Rian, ia tahu Rian tidak suka diberi uang dan tak ingin memanfaatkan dirinya berbeda dengan pacar sebelumnya yang berselingkuh dengan teman dekatnya.

ia udah meminta uang yang terbilang banyak bagi Rian berkisar 10 jutaan tapi tidak dengan Sasha nominal begitu terbilang sangat kecil.

Rian meneguk jusnya sebelum melanjutkan. "Kamu baik banget, dan aku hargai itu. Tapi aku mau berdiri di atas kaki gue sendiri, Sorry yaa..

Sasha menggenggam tangannya sendiri, menahan emosi yang bercampur antara frustrasi dan kagum. "Kamu keras kepala banget, Rian."

Rian terkekeh. "Mungkin. Tapi ini lah kehidupan aku dan kamu kan tau itu."

Sasha masih merasa sedikit kesal karena Rian menolak bantuan nya, Sasha terdiam dan tidak menjawab karena tidak ada gunanya berdebat pasti ia menolak lagi. tetapi ia mencoba mengalihkan pikirannya.

Saat itulah Rian mulai bercerita.

"Sha kamu tau nggak? Kemarin malam, aku sempet nolongin cewek di jalan yang lagi di kejar oleh seseorang"

Sasha mengangkat alis. "Cewek? Siapa?"

"Namanya Nadia. Waktu itu dia berlari - lari dan terlihat gelisah, aku tarik dia ke pinggir jalan dan kita bersembunyi di balik dinding bangunan." Rian menyesap jusnya dengan santai. "Gara-gara itu, dia jadi kenal aku. Terus, pas pulang dari kerja di restoran, dia nawarin buat kerja di toko keluarganya."

Sasha menyipitkan mata. "Nadia… siapa?"

Rian melanjutkan pembicaraannya. "Nadia Bert.

Saat mendengar nama itu, Sasha langsung terkejut. "Tunggu… Nadia Bert? Anak pemilik jaringan bisnis terbesar ke dua di kota ini?!"

Sasha masih menatap Rian dengan rasa ingin tahu yang besar.

Rian mengangguk.

"Jadi, kamu terima kerja di tokonya Nadia Bert?" tanyanya lagi, seakan masih mencerna informasi tersebut.

Rian mengangguk. "Iya, aku terima. Awalnya gue kira dia cuma cewek biasa, tapi ternyata..."

Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan nada santai. "Dia itu anak kedua terkaya di Kota Adana."

Sasha menunjuk wajah Rian dengan satu tangan. "Gue nggak percaya ini… Jadi lo kerja buat saingan keluarga gue?"

"Saingan?" Rian mengerutkan kening.

Sasha menghela napas. "Keluarga Bert itu salah satu pesaing terbesar bisnis keluarga aku, tapi ya.. Kita memang berhubungan baik sih."

Sasha menyipitkan matanya. "kamu yakin? kamu bener-bener yakin dia nggak punya maksud lain?"

Rian mendesah. "Sasha, kamu terlalu curiga. aku udah nolongin dia sekali, dan dia cuma bales budi dengan kasih kerja. Udah gitu aja."

Sasha terdiam, masih tidak sepenuhnya yakin.

Namun, satu hal kini semakin jelas baginya hubungan Rian dengan Nadia Bert lebih dalam dari yang terlihat di permukaan.

Sasha menatap Rian dengan wajah cemberut, bibirnya sedikit mengerucut.

"Habis, kenapa harus kerja buat keluarga Bert, sih?" keluhnya pelan.

Rian terkekeh melihat ekspresinya. Jarang-jarang Sasha menunjukkan sisi manja seperti ini.

Dengan iseng, ia langsung mencubit pipi Sasha. "Halah, cemberut aja. Ntar muka lo jelek, tau, Sha."

"I-ih! Rian!!" Sasha langsung menepis tangannya dengan wajah merah.

Rian hanya tertawa kecil. "Udah kayak anak kecil aja, deh. kamu cemburu, ya?" godanya.

Sasha mendengus. "Bukan cemburu. Cuma nggak suka aja kamu kerja buat keluarga pesaingku."

Rian menyeringai. "Kalau gitu, kamu kasih gue kerjaan yang gajinya lebih tinggi, deh. Siapa tau gue pindah."

Sasha melotot. "kamu pikir ini soal gaji?!"

Rian hanya tertawa lebih keras. "Ya nggak lah, aku cuma bercanda hehe.

Sasha masih kesal. Bukan karena Rian bekerja untuk keluarga Bert, tapi karena dia merasa ada sesuatu yang mulai mengganggu hatinya.

Rian, seperti biasa, tetap santai dan tidak sadar apa pun. Dia benar-benar tidak tahu perasaan Sasha.

Bagi Rian, Sasha adalah teman baiknya , seseorang yang selalu ada untuknya, seseorang yang ia hormati dan percayai. Tapi tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa Sasha menyimpan sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

Sasha menatapnya, sedikit mendengus. "Kamu itu beneran nggak ngerti, ya?" gumamnya pelan.

"Hah? Ngerti apa?" Rian menoleh dengan ekspresi bingung.

Sasha menggigit bibirnya sebentar. "Nggak. Nggak ada."

Rian hanya mengangkat bahu. "Yaudah, kalau nggak ada, ayo kita balik ke kelas.

Namun, Sasha hanya menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap ke arah lain. "Kamu duluan aja."

Rian mengernyit. "Kenapa? Nggak enak badan?"

Sasha menggeleng. "Aku cuma… mau duduk di sini dulu."

Rian menatapnya sebentar, lalu mengangkat bahu. "Yaudah, jangan sampai telat, Sha."

Ia pun berjalan pergi, meninggalkan Sasha sendirian di kantin.

Begitu Rian menghilang dari pandangan, Sasha mengepalkan tangannya di atas meja. Dia tidak akan kalah.

Selama ini, Sasha hanya melihat Rian sebagai seseorang yang perlu ia lindungi, tanpa benar-benar memikirkan apa yang ia rasakan. Namun, setelah mendengar nama Nadia Bert, sesuatu dalam dirinya berubah.

Ia tahu siapa Nadia. Ia tahu bagaimana seorang wanita yang terkenal dingin itu tiba - tiba mendekati seseorang tanpa ada maksud lain.

Dan yang paling penting, ia tahu bahwa Nadia mungkin memiliki perasaan pada Rian.

Sasha menggigit bibirnya. "Rian, kamu bener-bener nggak sadar, ya?" bisiknya pelan.

"Kalau gitu, aku juga nggak akan kalah."

Dengan tekad yang bulat, Sasha berdiri dari kursinya. Mulai sekarang, dia tidak akan tinggal diam. Jika Nadia Bert mulai mendekati Rian, maka Sasha juga akan bergerak.

1
ALAN
min typo/Facepalm/
ALAN
Nah akhir nya, kaya kan dirimu Rian
ALAN
Lanjut thor
ALAN
Lanjut thor, siapa wanita paruh baya itu
Kang ozy
Luar biasa
Hiu Kali
pikir hadiahnya kemampuan trading tingkat tinggi thor.. jadi cepet mengamankan posisi dalam hitungan satu bulan.. jangan lupa nadia juga..kasihan..jangan jadi kacang lupa sama kulitnya..
Hiu Kali
howrang kaya lho thor shasha ini.. afa hiya tabrakan tidak ada penjaganya?
Teguh Aja: Sasha sedang bertengkar dengan ayahnya dan ia kabur dengan sopirnya tanpa membawa hp maupun dompetnya 🙏
total 1 replies
Hiu Kali
jangan lupa suruh rian belajar trading thor.. biyar cepet kayah rayah dia..
ALAN: iya thor bener
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!