Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Ratih melangkahkan kakinya melihat sekeliling, tangannya bergandengan dengan tangan Pangeran Naga Seta seolah tak ada rasa geli dan jijik lagi---Karena Ratih tak melihat wujud ular di tubuh Pangeran Naga Seta.
"Sangat Indah pangeran," puji Ratih menatap sekelilingnya.
"Selamat datang di kerajaanku, tempat dimana manusia jarang diizinkan masuk...kecuali kau Ratih."
Mendengar ucapan itu membuat Ratih terpaku, semua yang dirinya lihat seperti dongeng yang di ceritakan oleh orangtua jaman dulu.
"Pangeran? tapi aku hanya gadis biasa," ujarnya lirih.
Sang Pangeran menyentuh kedua tangan Ratih, lalu menatap lekat-lekat wajah Ratih.
"Aku mencintaimu Ratih...aku ingin memiliki anak dari manusia sepertimu," jelasnya membuat Ratih terdiam sejenak.
"Dulu Mas Arya pernah ngomong begini juga, tapi apa sekarang aku harus percaya atas ucapannya," batin Ratih menatap mata pangeran Naga Seta.
"Aku tahu isi hatimu Ratih, kamu meragukanku?" tanyanya dengan nada lembut membelai rambut Ratih yang panjang dan legam.
"Jika kamu mau jadi pendamping, istri dan permaisuriku...aku akan kasih kamu semuanya. Kekayaan, kekuatan, dan kemungkinan dendammu akan terbalaskan," tawarnya sekali lagi.
Ratih mengigit bibirnya, dirinya teringat wajah Arya yang telah membuatnya menderita----sekarang pasti Arya tengah bersama wanita lain.
Kata-kata kasar sang kepala desa, hutang pada Rentenir Surya, dan pandangan merendahkan dari orang-orang kampung telah menyalakan kobaran api di dadanya.
"Aku hanya minta kamu tak boleh menikahi manusia karena kamu sudah terikat dan menikah denganku," tegas Naga Seta melihat Ratih.
Ratih berjalan melihat sekitar istana semuanya terbuat dari ukiran batu, tiang-tiang megah dengan ukiran batik membuat kesan kolosal lebih terasa.
Ratih masih terus berjalan mengelilingi istana tanpa alas kaki dengan di dampingi sang pangeran, tak lupa para dayang yang membawa kendi, dengan rambut sanggul mengenakan bunga putih sebagai hiasan rambutnya dengan kemben sampai dada warna coklat dan kain batik, di sampingnya juga mengenakan selendang.
"Salam pangeran apa kamar untuk yang mulia kanjeng Ratih harus disiapkan?" tanya dayang yang matanya tertunduk.
Ratih menatap dayang di depannya seolah ada perasaan aneh, tapi dirinya tepis mungkin ini yang di maksud etika kerajaan jaman dulu.
"Ya, dayang siapkan kamar untuk calon permaisuriku ini," perintahnya dengan nada menggoda, tangannya membelai pipi ratih lalu memainkan rambutnya dengan romantis.
Ratih yang matanya membulat hanya bisa terdiam melihat sikap manis yang di tunjukkan pangeran Naga Seta.
Sang Pangeran terus mengajak Ratih mengelilingi istana sampai mereka tiba, di sebuah pintu kamar dengan kayu jati---ukirannya dengan bunga.
"Mari calon permaisuriku ayo masuk," ajaknya
Ratih yang tak tahu menahu dan seolah seperti kena sihir akhirnya masuk ke dalam kamar, saat pintu kamar di buka.
Mata Ratih nampak tertegun sejenak saat para dayang menyiapkan kamar, dengan hiasan bunga dan beberapa perlengkapan lainnya, tak lupa mereka semua menyalakan dupa agar kamarnya tercium aroma wangi.
"Pangeran apa aku harus disini?" tanya Ratih dengan polos.
"Di dunia manusia kamu tak akan aman aku akan menawarkanmu pilihan, jadilah permaisuriku atau bencana besar akan melanda desa di atas permukaan air ini," ancamnya.
"Aku akan kasih kamu waktu sampai besok untuk berfikir," ujar sang pangeran meninggalkan Ratih keluar.
Ratih masih diam membisu saat sang pangeran keluar meninggalkannya, lalu para dayang menarik tangannya.
"Kanjeng mari saya bantu beristirahat," ujarnya.
Ratih menoleh menatap wajah dua orang dayang di depannya, yang mengenakan kemben warna coklat, dan bawahan jarik, rambutnya di sanggul dengan bunga.
Ratih tertegun saat melihat ranjang empat tiang di depannya, seolah hanya mimpi bisa melihat kemewahan era kolosal seperti ini.
"Terimakasih saya bis---" belum sempat Ratih melanjutkan kalimatnya.
Tiba-tiba salah satu dayang dari mulutnya menjulurkan lidah selayaknya seekor ular, dan matanya berubah menjadi hijau zamrud seperti mata ular.
"Kamu---" ucap ratih dengan tenggorokan tercekat.
"Kamu itu ingat pesan pangeran, gadis manusia ini adalah calon permaisuri," tegur temannya.
"Maafkan aku abisnya tak bisa menyembunyikan wujudku ini," ucapnya.
Ratih yang ketakutan segera menyuruh dua dayang itu pergi dengan suara bergetar ketakutan.
"Kalian bisa keluar sekarang," ujar Ratih dengan suara bergetar ketakutan.
Ratih terduduk di ranjang mewah itu, sejak malam ini Ratih yang di kenal gadis miskin dari dusun Cempaka.
Tapi sekarang dirinya akan menjadi penguasa Sungai, Ratih memikirkan tawaran pangeran Naga Seta dengan seksama.
Jika dirinya menerima pinangan itu maka hidupnya akan lebih baik, dan hidup ibunya juga akan terjamin. Jika dia menolaknya maka akan ada bencana besar menimpa desa.
Ratih terduduk diam, lalu salah satu dayang berjalan mendekatinya.
"Apa ini?" tanya Ratih.
"Kanjeng ini baju yang harus kanjeng kenakan, sesuai instruksi yang di berikan oleh gusti pangeran," jawabnya lalu merubah sosoknya menjadi ular sungai.
Melihat itu Ratih berteriak menutup mulutnya, dirinya amat ketakutan lalu seekor ular itu pergi menjauh keluar pintu kamar.
Ratih langsung terduduk di kasur dirinya menutup kedua telinganya, dan meruntuki nasibnya yang sangat di bilang antara beruntung dan tak beruntung.
Pikiran Ratih tertuju pada ibunya yang terlilit hutang----selain hutang sang ibu juga di terpa kemiskinan. Bagaimana jika dirinya menerima pinangan Pangeran Naga Seta apa hidupnya akan bergelimpangan harta atau sebaliknya.
Pikiran Ratih sudah tertuju akan dendamnya pada Kepala desa, Arya, dan semua orang yang menghinanya.
Ratih memejamkan matanya tak lama air mata keluar dari kedua matanya, lalu dirinya belum bisa memutuskan saat ini.
Karena jujur saja Ratih masih syok atas apa yang terjadi barusan, banyak kejadian ganjil saat bersama pangeran Naga Seta.
Istana siluman ular sungai ini menjadi saksi tentang kebenaran cerita orang jaman dulu, sebelum adanya dusun Cempaka.
*
*
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.